77.||Titik Rapuh||

242 6 2
                                    

Halo selamat malam

“Mereka semua pembohongan, mereka semua jahat, mereka semua menyakiti ku. Siapa yang harus aku percaya? Bahagia apa yang akan aku dapatkan setelah aku hampir mati di buat olehnya?
Ayah...ajak aku, aku lelah ”

Musik sad nya boleh di putar

Ambil posisi terbaik dan Selamat membaca!

__________________________

Mata Raga mengerjap dengan perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra hitam legam miliknya. Setelah menyapu setiap sudut ruangan itu, pandangan Raga terhenti pada Winara yang terlihat tersenyum sendu menatap dirinya.

"Ma, Raga---"

Winara segera mencegah Raga yang hendak bangun. "Kamu butuh istirahat, " ucap Winara dengan sangat lembut.

"Tapi Raga ada urusan penting, mah. "

"Nurut sama, Mama kali ini aja, Ga. Kamu selalu ngelupain kesehatan kamu. Kamu juga selalu ngelangar perintah Mama. Mama mohon, demi kebaikan kamu juga, " wajah Winara ketara sedang menahan air matanya. Wanita itu merasa kesal pada anak nya sekarang. Dari dulu hingga sekarang, Raga selalu pergi saat melakukan penyembuhan karena harus bertemu dengan teman-temannya untuk membahas hal penting seperti sekarang.

Tidak, Winara tidak membenci teman-teman Raga. Winara justru menganggap mereka semua seperti anaknya. Hanya saja, Winara merasa setelah Raga bergabung dengan mereka, waktu istirahat anaknya itu sangat minim.

Kedua manusia itu menatap orang yang membuka pintu ruangan rawat Raga.

"Hai tante, " sapa Indra dan Ghana lalu di lanjut mencium punggung tangan wanita itu.

Winara tersenyum untuk menjawab sapaan mereka. Mengerti dengan keadaan, Winara mundur beberapa langkah dan membiarkan mereka bertiga berbicara.

"Lo udah bangun, Ga? Apa yang lo rasain? Sakit? " tanya Ghana.

Raga mengangguk lemas. "Gue baik-baik aja. "

"Baik-baik aja lo bilang? Nih selang infus apaan? Cuma pajangan?! " ucap Indra dengan nada yang ketara kesal.

"Sabar, Ndra. "

"Kurang sabar apalagi gue, Na. Gue nggak suka kalo Raga pura-pura baik-baik aja. Kalo saat itu kita nggak denger, pasti sampe sekarang nih bocah sok-sokan kuat di depan kita. "

"Agra nggak kesini, kan? " tanya Raga.

Indra mengusap kasar wajahnya. "Agraaaa, Agra! Lo itu... " Kesal, Indra melampiaskan nya dengan memukul udara.

Ghana hanya bisa menghela nafas yang sangat panjang.

"Permisi... " seluruh mata tertuju pada seorang lelaki dengan pakaian lengkap seorang dokter. Di dada kanannya terdapat nametag Johan Pratama.

Winara yang sempat duduk segera bangkit dari duduknya dan ikut bergabung mendekat pada ranjang yang terdapat Raga di sana. Raut wajah mereka semua terlihat sangat serius saat Dokter Johan itu mulai meneliti hasil pemeriksaan milik Raga.

"Gimana, Dok? Kondisi Raga baik-baik saja, kan? " tanya Winara.

"Hati Raga semakin hari semakin lemah. Kini, tanda-tanda sakit itu semakin sering muncul seperti pusing, mimisan bahkan pingsan. Dari hasil pemeriksaan, berat badan Raga terus menurun. Yang saya khawatirkan, Raga tidak mampu menahan lagi sakit yang sering ia rasakan," jelas Dokter Johan dengan sejujur-jujurnya.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang