46.||Alur Hidup||

128 3 0
                                    

Halo selamat malam

Nyadar nggak kalo nggak ada part 45 nya? Ada kok, cuma nanti habis part ini karena part 45 spesial tentang Geng 45.
Mau tau lebih dalam lagi? Tunggu besok, ya. Btw nanti kalo part 45 udah di up bacanya urut ya. Atau gue taro dengan urut?

Happy Reading!

___________________________

Cklk

Lea membuka pintunya. Dirinya di sambut tatapan tajam Freya yang duduk di ruang tamu. Padahal sudah jam 12 malam lebih tetapi Freya belum tidur juga.

"GUE, KAN BILANG JANGAN PULANG SEB--".

" Seb apa? Hm? Seb apa? "tanya Rangga yang muncul dari belakang Lea.

" Abanggg..."Freya berlari saat melihat kakaknya yang ia tunggu sedari tadi. Gadis itu memeluk tubuh Rangga dan menikmati pelukan hangat dari kakaknya.

"Kok belum tidur? Ini udah malem, " ucap Agra.

"Gue nggak bakal bisa tidur sebelum lo balik. Jangan pergi lagi, ya? " pinta Freya.

Rangga mengangguk.

Lea berjalan dengan lemas. Akhirnya, dirinya bisa merasakan kasur empuk dan kamar yang hangat. Lea harus tidur agar besok tak kesiangan. Melihat Lea yang berjalan ke kamarnya membuat Freya berkata. "Mau ke mana lo? " ujarnya.

"Fre... Biarin dia istirahat, ya... " ujar Rangga.

"Nggak bisa. Gue belum hukum dia! ".

" Fre... Maafin ke salah dia. Dia nggak sengaja ".

Freya terlihat marah mendengar ucapan Rangga. " Lo bela dia? "tanya Freya yang terlihat kesal.

" Enggak adiknya abang yang paling cantik. Udah tidur yah. Besok harus bangun dan sekolah, "ucap Rangga mencubit pipi adiknya. Freya yang marah kembali tersenyum mendapat perlakukan manis dari Rangga.

Lea yang berjalan lambat tentu mendengar. " Gue iri tapi gue nggak perlu ngerasain itu kalo gue harus ambil nya dari Freya. Buat dia aja, "ujarnya lalu tersenyum.

*****

Hari ke lima Lea berada di SMA Bina Buana. Lea kali ini di perlakukan seperti murid lainnya dan ia tak mendapat perlakukan tak baik lagi. Lea lama kelamaan mulai mengadaptasikan dirinya dengan lingkungan baru itu namun, sangat sulit untuk Lea mempunyai teman. Mereka sangat cuek dan lebih tepatnya tak peduli pada yang lainnya.

Tak masalah, toh di SMA Bunga Bangsa ia sudah mengalaminya dan cukup lama. Lea tak akan memperdulikan memiliki teman atau tidak karena saat di sekolah fokusnya hanya pada materi dan persiapan untuk ujian akhir yang akan di adakan dua bulan lagi. Memiliki tiga sahabat menurut Lea sudah cukup. Hubungan Lea dengan mereka masih akrab bahkan mereka sering bertukar cerita di grup.

Istirahat terakhir ini Lea gunakan untuk membaca buku. Ia membuka sebuah cerita tentang seorang gadis yang berani di hukum mati hanya untuk menegakkan keadilan. Lea sangat suka dengan tokoh di cerita tersebut. Bagi Lea, ini adalah cerita favorit.

Lembaran demi lembaran Lea baca. Sekarang, Lea tak membaca dari awal karena Lea selalu membaca saat di kelas dan beberapa lembar lagi cerita nya akan selesai. Lea semakin memacu bacaannya saat tersisa satu lembar kertas saja.

Lea menitihkan air mata saat membaca buku itu. Itu adalah buku tentang keadilan yang benar-benar sangat jarang orang bisa mengutarakan. Mereka bahkan takut untuk membuat cerita mengenai hak dan keadilan karena sudah banyak kasus yang menjerat orang-orang. Lea kagum bahkan sangat pada penulisnya. Lea benar-benar menyukai buku ini. Bukunya sangat mudah di bawa dan setiap tulisan serta barisan kata bisa terangkai menjadi cerita yang sangat luar biasa bagi Lea. Akhir ceritanya, si tokoh utama yang tak punya apa-apa bahkan keluarga harus di hukum gantung di depan semua rakyat.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang