Halo selamat malam
Saya kembali dan menyapa kalian semua para readers
Apa kabar semuanya? Baik!Kalian mendapat julukan reader Silent di cerita ane ini. Tepuk tangan dulu nggak sih buat kalian yang hebat banget nggak pernah vote, komen atau meramaikan ceritanya?
Hehehe Terima kasih, tanpa kalian cerita ane nggak bakal sampe ribuan pembacanya. Kalian berarti banget sih.Sudah lah ges, langsung ke ceritanya saja
Happy Reading!!
_____________________________
Lea kembali mendudukkan dirinya di atas gundukan tanah yang kering dengan sebuah nisan di depannya.
Hal yang pertama Lea lakukan adalah membuang dedaunan kering yang terhembus ke makam itu dan setelah di rasa bersih, dari awal tempat berdirinya nisan sampai ke ujung gundukan tanah itu Lea usap dengan derai air mata yang terus merambas.
"Ayah apa kabar? Lea datang buat kasih liat ke Ayah kalo Lea pake dress nya... " ia terisak dan menunduk. "Kenapa Ayah nggak bilang kalo Ayah mau liat Lea pakai dress ini di hari ulang tahun Lea kemarin? Ayah tau?... " Lea berusaha menarik nafasnya. "Ini hadiah terindah yang Lea dapat. Dress ini Ayah...! ".
Lea merangkak dan memeluk nisan Anan. Ia terus mengusap-usap nisan itu dengan di barengi air mata yang tak terhenti.
" Lea kangen Ayah... "ujarnya di susul isakan pilu.
" Bawa Lea Ayah, bawa Lea!".
"Ayah bilang bakal selalu ada buat Lea. Ayah bilang nggak bakal tinggalin Lea tapi apa ini? Apa ini semua Ayah?... Lea mohon...bawa Lea... ".
Memori kembali terpatri memunculkan kenangan indahnya dulu sewaktu Anan masih menemaninya dan menjadi hal yang paling Lea syukuri keberadaan nya.
"Ayah janji, ya bakal selalu ada di samping Lea? Di hari ulang tahun Lea ini, Lea cuma mau terus bareng Ayah! Lea nggak butuh kado, Lea nggak butuh kue, Yang Lea butuhin cuma Ayah! ".
"Iyah, Ayah janji bakal selalu ada dan nggak bakal ninggalin putri Cantiknya ayah ini".
" Mana janji Ayah? ".
" Ayah pernah janji sama Lea bakal selalu di samping Lea. Ayah janji bakal barang terus sama Lea... Kalo sekarang Ayah nggak bisa, bawa Lea Ayah! Bawa Leaaaa! "raung gadis itu.
Tiba-tiba saja, langit malam menjatuhkan bulir-bulir air hujan yang lama kelamaan menjadi cukup deras. Makam Anan yang awalnya kering pun menjadi basah begitupun Lea yang dress cantiknya ikut terkena guyuran air hujan. Petir tiba-tiba saja mengelegar di langit malam itu. Namun tak ada rasa takut sedikitpun yang menghinggap Lea. Hati Lea sedang benar-benar hancur hingga tak ada yang Lea takuti bahkan Lea tak memikirkan apapun termasuk keselamatan dirinya.
"Ayah tau? Agra... Orang yang pernah Ayah liat, orang pernah ngobrol sama Ayah itu berhasil buat Lea nyerah. Lea cuma di manfaatin sama dia... ".
Lea masih memeluk erat nisan Anan. " Jangan hukum dia! Lea juga nggak mau Ayah marah atau benci sama dia. Lea cuma mau Ayah dengerin Lea, Ayah kuatin Lea kaya dulu waktu Lea di bully. Ayah selalu bilang sama Lea buat nggak balas kejahatan dengan kejahatan lagi, kan? Lea nggak bakal dendam tapi... Ini sakit Ayah... ".
Air mata Lea dan hujan itu menjadi satu. Bahkan, semesta pun ikut menangis saat Lea tersakiti.
Semesta, jika engkau juga merasa sedih padanya lalu mengapa engkau memberikan hal ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨]
Teen Fiction𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯. 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯! 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘳𝘢𝘶𝘮𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘩𝘭𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭...