22.|| kekompakan ||

159 4 0
                                    

Halo, selamat malam semua...
Saya datang dengan cerita saya yang hampir lumutan.
Part ini bakal bawa kita ke topik permasalahan yah. Jadi, jangan deh coba-coba skip ntar nggak mudeng sama alurnya. Baca aja, part ini sedikit tapi berlanjut terus.

Heppy Reading!

_______________

Pagi menyapa. Sekarang, Tanggal 17 Mei

Hari ini semua orang akan melakukan kegiatan rutinnya seperti pelajar yang pergi bersekolah dan para pekerja yang sedang bersiap-siap menuju tempat kerjanya.

Cuaca hari ini cukup berbeda karena di pagi ini awan mendung yang menyapa. Biasanya, sinar matahari pagi yang menambah semangat semua orang dalam menjalankan aktivitasnya.

Di rumah tua itu, Anan berdiri dari duduknya untuk segera berangkat ke tempat kerja. Biasanya, Anan akan berpamitan kepada Lea dan melakukan kebiasaan mereka yaitu berpelukan dan saling mencubit pipi.

"Lea... Belum siap juga? " tanya Anan pada Lea yang masih berada di dalam rumah.

Gadis itu keluar dengan tas ransel yang sudah terpasang dan seragam rapih. Karena Lea mengunakan motor sendiri dan motor itu cukup besar, Lea akan mengunakan celana hitam panjang dan akan melepasnya di toilet sekolah.

"Ayo berangkat nanti kamu telat, " ujar Anan.

"Iya, Ayah. "

Saat Lea ingin menatap Anan yang berada di depannya, ia sudah di tarik ke dalam dekapan laki-laki itu.

" Semangat, ya jalani hari-harinya. Jaga diri baik-baik, "ucap Anan begitu lirih namun terdengar jelas di telinga Lea.

" Ayah, kenapa harus bilang gitu? Ayah biasanya cuma bilang semangat, "protes Lea masih dalam dekapan. Lea merasa ada yang aneh. Lea tidak suka perubahan Lea menyukai kebiasaan mereka.

Anan melepas rangkulan itu dan mencubit pipi gadis di depannya. Lea yang cemberut masih mau melakukan hal yang sama.

" Semangat menjalani hari dan terus tersenyum dengan menebarkan kebaikan!"ucap mereka berdua. Itu simbol mereka.

Dahulu Lea sangat suka menonton barbie, gadis itu terbiasa berbicara seperti barbie dan tiba-tiba Lea selalu mengucapkan kalimat itu yang membuat Anan ikut mengucapkannya. Kebiasaan itu masih ada sampai sekarang.

Semarah apapun Lea jika pipinya sudah di tarik dan di cubit Anan akan tersenyum. Gadis itu akan tersenyum karena Wajah Anan yang sangat lucu.

"Ayah mau ikut sama Lea? " Tawar Lea untuk yang ke seratus kalinya. Namun hasilnya tetap sama-

"Ayah jalan kaki aja. Tempat nya kan berlawanan arah dan ayah juga mau sambil olahraga, " ucapnya sebagai penolakan.

Jika sudah seperti ini Lea akan diam. Ia sudah sering membujuknya namun Ayahnya sangat keras kepala sama sepertinya.

Lea mencium punggung tangan Anan. Gadis itu pun berjalan menuju motornya yang sudah terparkir.

Lea baru saja ingin naik ke motor nya, tetapi Anan menghentikan Lea.

"Jangan cape jadi orang baik. Selalu beribadah dan jangan ngerasa sendiri, Ayah bakal ada di samping kamu terus. Tetep jadi Lea yang Ayah kenal, ya... Sana berangkat, " ujar Anan.

Untuk yang kedua kalinya Lea memeluk Anan. Lea tak tahu, Anan mengusap air matanya yang hampir menetes.

Momen itu di akhiri dengan Lea yang mulai meninggalkan Anan di depan rumah sendiri.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang