Halo... Saya datang membawa kelanjutan ceritanya.
Silahkan ramaikan ceritanya dan jangan lupa berikan vote, ya!Happy Reading
_____________________
Tuk
Lea segera berdiri saat sebuah benda mengenai kepalanya. Lea mengambil senter yang sengaja di masukkan seseorang melalui ventilasi udara dan di ikat mengunakan tali.
"Lea... ".
Lea segera mengalihkan pandangan nya pada pintu saat ia mendengar seseorang yang memanggil di luar sana. Lea juga mendekati pintu itu.
" Lea ini Ayah, "ujarnya.
Lea terperanjat kaget, Ayah? Apakah itu Fero yang melakukannya?dari suaranya memang seperti Fero.
" Maafin Ayah nggak bisa buka pintunya. Kuncinya di sembunyiin Bunda padahal pas kamu di kurung di sini kuncinya masih ada di tempat biasa. Ayah udah cari kemana-mana tapi nggak ketemu juga. Maaf, ya. Ayah cuma bisa kasih Lea senter supaya Lea nggak takut lagi di sana, "ucap Fero dengan nada lirih namun ia pastikan Lea mendengarnya.
" Kamu baik-baik aja, kan? Jawab Ayah Lea... ".
" Lea takut di sini sendirian. Gelap, Lea takut Ayah... ".
Fero mendengar sesuatu yang aneh baginya. Ayah? Lea memanggilnya dengan sebutan Ayah? Apakah Lea telah menerimanya.
" Lea tenang aja. Ayah di luar bakal temenin Lea. Sekarang, Lea duduk dan senderan di pintu. Setelah itu, coba perlahan tutup matanya. Jangan takut, Ayah ada sama Lea. Ayah bakal jaga Lea ".
Lea menurutinya, gadis itu duduk kembali sembari bersandar pada pintu coklat gudang itu dan dengan perlahan menutup matanya untuk tidur. Ia sangat lelah.
Lea kembali membuka matanya saat ia mendengar ucapan Fero. " Senternya udah di nyalain? "Tanya Fero di luar sana.
Lea sangat nyaman mendengar ucapan Fero sampai melupakan rasa takutnya. Lea segera menyalakan senter itu dan kembali terdiam.
" Nanti, kalo denger langkah kaki atau suara pintu di buka cepet-cepet matiin senternya dan sembunyiin senter itu ya. Ayah juga harus jaga hati Bunda kamu. "
Lea kembali terisak dalam diamnya mendengar penuturan Fero. Ia telah salah menilai Fero.
Meski rasa salah itu ada, namun rasa benci juga hadir menemani nya. Ia bingung apa yang harus ia lakukan apakah berdamai dengan orang yang merusak keluarga nya atau malah sebaliknya. Lea masih ingat betul semua kejadian yang menimpa dirinya dan Ayahnya. Hanya karena laki-laki kaya itu Bundanya memilih untuk meninggalkan dirinya dan Anan.
"Lea nangis? Kenapa? Takut? Ada Ayah di sini".
Segera, Lea menutup mulutnya. Sesak rasanya ketika ia ingin melanjutkan hidupnya tetapi ia malah terjebak dalam trauma di masa lalunya.
" Om boleh pergi. Lea udah nggak takut lagi, "ujar Lea setelah menyeka air matanya.
" Ayah bakal di sini temenin Lea. Lea masih punya Ayah ".
Terserah! Saat ucapan Lea tak di dengar hanya kata terserah yang menjadi akhir semuanya.
Kini, Lea kembali lelah dengan segala macam pikirannya. Lea mulai membenci hidupnya.
*****
Pagi telah menyapa. Kini, Lea mendengar suara langkah kaki seseorang menuju arahnya. Ia segera mematikan senter dan menaruhnya di sembarang tempat yang tentunya aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨]
Teen Fiction𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱𝘢𝘯. 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯! 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘳𝘢𝘶𝘮𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘮𝘢𝘩𝘭𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘭...