Bab 1 B

3.9K 410 4
                                    

Happy reading, semoga suka. Jangan lupa vote dan komen ya.

Yang mau baca cepat, bisa ke Karyakarsa ya, sudah update sampai bab 8.

Yang mau baca cepat, bisa ke Karyakarsa ya, sudah update sampai bab 8

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy

Luv,

Carmen

________________________________________________________________________

Tak lama, Alaina mendapati dirinya diserahkan pada dua orang wanita yang bertugas untuk membersihkan dan memandikannya. Ia masih berusaha melawan tapi salah seorang dari mereka menamparnya hingga Alaina merasa pusing. Tahu bahwa semua perlawanannya akan berakhir sia-sia, Alaina akhirnya berdiam. Tidak ada gunanya ia berteriak dan menyia-nyiakan energinya sekarang. Ia lalu membiarkan mereka memandikannya, salah satu dari mereka bahkan mencukur kaki lalu area kewanitaannya. Alaina tidak pernah merasa lebih malu dan terhina dari sekarang, tapi ia tahu ia tidak bisa melakukan apa-apa sekarang.

Setelah selesai, ia kemudian diberi wewangian dan dipakaikan semacam gaun ungu nyaris transparan yang sepertinya tidak menyembunyikan apapun. Lalu para pengawal itu datang dan menggiringya ke tempat pelelangan. Ia dirantai, dikurung dalam sebuah sel menyerupai kandang, nyaris telanjang, harga dirinya diinjak sampai ke titik terendah, Alaina akhirnya hanya bisa berjongkok di pojokan dan menangis pelan.

Kini, apa yang akan terjadi padanya? Ia bahkan tidak berani memikirkannya.

Beruntung bagi Alaina, sebagian dari para pembeli yang hadir di pelelangan tersebut tidak mencari wanita untuk memuaskan nafsu mereka, tapi sebagian dari mereka mencari wanita-wanita kuat yang bisa bekerja. Juga fakta bahwa ia masih perawan dan berasal dari Barat, mereka tahu bahwa ia pasti akan dijual dengan harga selangit, jadi nyaris tidak ada yang tertarik padanya. Selnya sepi dari pengunjung. Alaina lalu berdoa keras agar tidak ada yang tertarik padanya sehingga sang kepala pedagang itu akan kesal lalu memutuskan untuk membuang Alaina, mungkin di suatu tempat di padang pasir ini, jadi ia akan bebas.

Tapi tentu saja itu mustahil. Belum ada yang tertarik bukan berarti tidak akan ada yang tertarik. Di bagian dunia mana saja, selalu ada pria-pria kaya berengsek seperti itu. Pada akhirnya, Alaina menarik perhatian dua orang pria Arab bertubuh tinggi besar. Salah satu terlihat lebih mencolok dibandingkan yang lainnya. Dia jauh lebih tampan dan jauh lebih besar dari pria di sampingnya. Badannya tinggi kekar, dengan struktur wajah indah serupa bangsawan, rambut pria itu hitam legam dengan sepasang mata cokelat emas yang tajam menusuk, kulit pria itu gelap karena teriknya matahari padang dan mulutnya yang tipis sinis membuat Alaina bergetar saat tatapan mereka beradu.

Pria itu kemudian mendekati pengawal yang berjaga di depan sel kurungannya dan berbicara. Mereka berkomunikasi dalam Bahasa Arab cepat tapi Alaina tahu itu bukan sesuatu yang baik untuknya. Pria itu kembali meliriknya dan tampak puas. Tak lama, pintu kurungan dibuka dan Alaina mundur hingga ke pojok terjauh ketika pria itu masuk. Dia tidak berbicara, hanya menatap Alaina. Lalu sang pengawal masuk dan menariknya berdiri. Panik, Alaina mencoba menutupi tubuhnya tapi ekspresi pria itu tetap datar tak berubah. Ia hanya menatap Alaina dari atas ke bawah sebelum menoleh dan mengangguk pada pengawal tersebut. Ketika sang pengawal melepaskannya dan Alaina kembali berjongkok di sudut sambil melindungi dirinya, ia terkejut ketika pria itu tiba-tiba menjatuhkan jas panjang yang dikenakannya.

"Cover your body," ucap suara dalam itu dengan akses Inggris yang sempurna.

Alaina meraih jas itu dan mendongak untuk menatap pria itu. Namun dia sudah berbalik dan meninggalkan sel tersebut.

Dengan cepat, Alaina memakaikan jas itu ke tubuhnya. Bukan saja ia merasa setengah telanjang, tapi cuaca malam di padang pasir juga terasa dingin menggigit. Ia merasakan sedikit kelegaan ketika membungkus tubuhnya dengan kain tebal hangat itu. Hati kecilnya berterima kasih atas perhatian kecil tersebut. Tapi Alaina tahu, kemungkinan pria itulah yang akan menjadi pemiliknya nanti.

Ia memejamkan mata dan mencoba untuk menahan tangisnya.

Tidak apa-apa. Lebih baik ia dibawa keluar dari tempat ini daripada harus melewati malam-malam seperti ini lagi, dipamerkan seperti barang dagangan, dijajakan, dilihat dan diteliti seperti binatang peliharaan. Jika ia bisa keluar dari sini, jika pria itu membawanya kembali ke suatu peradaban, mungkin Alaina masih bisa mencari cara untuk melarikan diri.

HOW TO PLEASE A SULTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang