Happy reading, semoga suka.
Yang mau baca cepat, silakan ke karyakarsa ya (carmenlabohemian). Part 26-27 sudah update (ada adegan dewasanya ya)
Enjoy
Luv,
Carmen_______________________________________
Kurang lebih dua jam kemudian, limusin itu memasuki perbatasan Zimmdabbad. Alaina lalu dibangunkan dengan lembut.
“Waktunya bangun, Alaina.”
Panggilan pelan itu mau tak mau membangunkan Alaina. Ia mengerjap sesaat, merasa bingung lalu terkejut. Dengan cepat ia bergerak duduk dan bergeser kembali ke sudut mobil, ngeri membayangkan bahwa entah sudah berapa lama ia tertidur nyenyak di pangkuan pria itu.
“Kita sudah sampai?” tanyanya, melihat cepat keluar jendela. Pemandangannya masih sama, kota asing, jalan asing yang tidak dikenalinya. Segala sesuatu terasa asing bagi Alaina.
“Kita hampir tiba di kediamanku, mungkin beberapa menit lagi kita akan sampai di dalam istana kediamanku,” jawab pria itu.
Huh? Apa kata pria itu? Istana kediamannya? Apa Alaina salah dengar? Ia menatap pria itu lagi tapi dia tidak kelihatan seperti bercanda. Alaina mendengus. Apalagi ini? Apa Alaina yang sudah gila? Baru beberapa hari yang lalu, hidupnya begitu normal, bahkan nyaris membosankan. Dan setelah memutuskan untuk berlibur sendiri pertama kalinya, kekacauan seperti ini terjadi dalam hidupnya? Alaina datang ke tempat ini untuk menenangkan dirinya, menghibur diri, melupakan beberapa hal dalam hidupnya, menjauh dari Wyoming untuk memikirkan pilihannya. Ia tidak menduga bahwa hal seperti ini akan terjadi padanya. Selama hidupnya, seluruh kehidupan Alaina selalu stabil.
Oh ya, ia memiliki keluarga yang menyayanginya. Ayah, ibu, serta dua orang kakak lelaki. Ia bungsu yang paling diperhatikan. Ia lahir dan tumbuh besar di peternakan ayahnya, berteman dengan kuda hampir seumur hidupnya. Sampai ia memasuki college dan jatuh cinta pada Si Tolol Sean. Seperti layaknya wanita yang kasmaran, ia terbuai semua janji dan ucapan pria itu sampai ia tidak bisa melihat siapa sesungguhnya Sean. Untung saja, Brooke cukup berani untuk mendatanginya sebelum Alaina terseret semakin dalam dengan pria tak setia itu.
Setelah hubungannya dengan Sean kandas, Alaina jadi berpikir bahwa ia mungkin terlalu polos. Ia jatuh cinta dengan mudah pada pria pertama yang menarik perhatiannya dan juga ditipu dengan mudah karena ia kurang berpengalaman. Kehidupan di peternakan mungkin mengajarinya banyak hal tentang hubungan manusia dan hewan, tapi tidak mengajarkannya banyak hal tentang hubungan antar manusia. Jadi Alaina memberitahu orangtuanya tentang keputusannya. Ia ingin keluar dari Wyoming, mencari pekerjaan di kota lain, memulai hidup mandiri dan belajar tentang kehidupan.
Tidak, tidak, ia tidak bermaksud untuk meninggalkan Wyoming selamanya. Ia pasti akan kembali. Tapi ia butuh keluar dari peternakan mereka dan menjalani kehidupan di luar sana. Lalu ibunya memberi Alaina ide untuk berlibur keluar Wyoming, ke mana saja, wanita itu membiayai perjalanannya dengan harapan setelah liburan selesai. Alaina akan berubah pikiran.
Sekarang ia mengeluh. Mungkin saat itu ia tidak seharusnya terbujuk. Jika Alaina tidak menerima tawaran ibunya, mungkin saat ini ia sudah bersiap-siap berangkat ke Boston.
Life is so unexpected. Bagaimana mungkin Alaina pernah berpikir bahwa ia akan diculik dan dijual sebagai budak, di zaman secanggih sekarang?