Bab 3

3.3K 349 7
                                    

Happy reading, semoga suka.

Yang mau baca cepat, boleh merapat dulu ke Karyakarsa. Bab 14-16 sudah update ya, tapi part ini mengandung adegan dewasa 21+

Follow saya di KK ya : carmenlabohemian

Follow saya di KK ya : carmenlabohemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Luv,

Carmen

______________________________________________________________________________

Alaina hanya bisa pasrah. Saat ini, tidak ada yang bisa dilakukannya. Ia hanya bisa melihat dari sel kurungannya bagaimana para wanita itu satu persatu dibawa berparade berkeliling panggung besar itu sebelum dibawa ke tengah, di bawah lampu sorot yang menyorot terang. Lalu pelelangan pun dimulai, para tamu berebut menawar sehingga mereka kemudian terjual ke penawar tertinggi, diikuti tepuk tangan riuh.

Setiap kali pemandu lelang berteriak SOLD yang diikuti tepuk tangan yang riuh, rasanya Alaina ingin muntah. Rasa panik menyergapnya dan menjadi lebih buruk di setiap detik yang berlalu. Lalu, ia mendengar bunyi pintu selnya terbuka dan seorang pengawal masuk. Alaina merintih pelan sambil meringkuk lebih dalam ke sudut sel tapi ia tahu kalau ia tidak mungkin bisa berjongkok di sana selamanya. Ia kemudian mendapati dirinya ditarik keluar dan langsung menuju ke tengah panggung, di mana lampu sorot itu menyilaukannya. Alaina berusaha memberontak, berusaha menendang, berlari, ia menggeliat dan berteriak dalam rasa takut yang mencekik lehernya, tapi tentu saja ia tidak sanggup memberikan perlawanan hebat. Ia kalah, para pengawal itu menang. Banyak pasang mata tengah menatapnya, laki-laki, bahkan perempuan dan Alaina merasa pusing. Ia sama sekali tidak memperhatikan ataupun mendengar sekelilingnya, sampai palu diketuk dan sang pemandu lelang sekali lagi berteriak SOLD.

Terkejut, barulah ia sadar bahwa ia telah terjual kepada penawar tertinggi, senilai dua juta dolar.

Tanpa banyak kata, ia kembali diseret menjauh dari tengah panggung. Salah satu pengawal menyampirkan kembali jas panjang itu ke tubuhnya lalu menyeretnya menjauh. Saat Alaina dibawa melewati kerumunan orang, ia sempat berpikir untuk melarikan diri tapi pemikiran itu langsung musnah saat satu dari dua pengawalnya sepertinya bisa membaca pikiran Alaina. Pria itu mencengkeram lengan-lengannya yang terikat dan membimbingnya.

"Jangan macam-macam," ujar suara kasar itu dengan aksen patah-patah yang mengerikan.

Ia menghela napas kecil tapi berusaha untuk tidak putus asa. Tidak apa-apa, yang penting ia keluar dulu dari tempat mengerikan ini. Saat ini, mustahil melarikan diri. Ada banyak penjaga di mana-mana. Kalau tertangkap kembali, Alaina mungkin akan menghadapi nasib yang lebih buruk. Tapi sudah pasti ia akan berusaha mencari jalan untuk melarikan diri. Ia sudah pasti tidak sudi menjadi budak siapapun.

HOW TO PLEASE A SULTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang