Bab 2A

3.7K 384 8
                                    


Happy reading, semoga suka. Jangan lupa vote dan komennya ya.

Untuk yang mau baca cepat, boleh merapat ke Karyakarsa. Sudah update sampai bab 11 ya. Untuk part 9-11, mengandung sedikit adegan dewasa 21+

Dan ada udpatean baru di seri Forbidden Desire, khusus 21+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dan ada udpatean baru di seri Forbidden Desire, khusus 21+.

Follow akunku di KK ya : carmenlabohemian

Enjoy

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

______________________________________________________________________

Tareq kembali ke kursi yang tadi didudukinya sambil menunggu acara pelelangan dimulai. Sebenarnya, ia sama sekali tidak berencana untuk datang ke acara pelelangan gelap semacam ini, apalagi untuk membeli seorang budak, menggelikan! Tapi sekarang, ia merasa senang bahwa ia memutuskan untuk mendengarkan sahabatnya dan memutuskan untuk datang.

Khalim adalah salah satu dari segelintir sahabat yang dimilikinya, seorang multi bilyuner dan bangsawan dari Kerajaan Zhajibah yang telah berteman lama dengannya. Tidak seperti biasa, ini adalah pertama kalinya pria itu mengajak Tareq untuk mendatangi tempat semacam ini. Ia tidak ingin bertanya apakah sahabatnya itu sering mendatangi acara-acara seperti ini, karena itu bukan urusannya. Satu-satunya alasan Khalim mengajaknya, itu karena Tareq menceritakan masalah yang dihadapinya.

Demi menjadi penguasa Zimmdabbad, ia diharuskan untuk setidaknya segera menikah.

Dan masalahnya, Tareq sama sekali tidak memiliki calon yang menurutnya cocok.

'Ada apa, kau bosan dengan wanita-wanita yang biasa ada di lingkungan kita? Atau karena kau sudah meniduri mereka satu persatu sehingga tidak ada perawan yang tersisa?'

Mendengar itu, Tareq terbahak keras. Oke, ia tidak akan berpura-pura bahwa ia kekurangan wanita. Bahkan tanpa embel-embel status yang disematkan padanya, Tareq selalu menarik perhatian lawan jenis. Usianya yang matang hanya membuatnya semakin menarik. Ia tidak akan menampik bahwa wajahnya yang rupawan membuat banyak wanita tergila-gila padanya. Tubuhnya yang tinggi dan badannya yang kekar berotot sepertinya menjadi salah satu nilai lebih di mata para wanita. Tapi usianya sudah 35 tahun, dan sampai saat ini, ia masih belum menemukan satupun wanita yang ingin dinikahinya. Tapi dengan tekanan politik yang saat ini dihadapinya, sepertinya Tareq akan dipaksa untuk membuat pilihan.

Suka ataupun tidak suka, ia harus menemukan seorang wanita yang cukup diinginkannya untuk menjadi istrinya. Setidaknya, sampai wanita itu melahirkan pewaris baginya.

Ghassan sudah mewanti-wantinya, bahwa ia bebas memilih wanita manapun, dari bangsa apapun, asalkan wanita itu masih perawan, sehat jasmani dan rohani, dan tak kalah penting, dia harus bisa melahirkan anak-anak bagi Tareq.

Siapapun yang kau pilih, para dewan pasti tidak akan membantah, asal syarat-syarat itu terpenuhi.

Saat itu, Tareq mendengus keras. Di zaman gila seperti ini, ke mana ia akan mencari seorang wanita perawan yang bersedia ia nikahi, terutama seorang perawan yang cukup menarik sehingga Tareq juga bersedia menikahi wanita itu. Ia tidak mungkin menanyakan pada setiap wanita yang cukup menarik minatnya, apakah dia masih perawan ataukah tidak? Sehat jasmani? Cukup subur untuk ia buahi? Dan semua itu harus ia lakukan dalam kurun waktu yang begitu singkat.

Misi tersebut nyaris mustahil!

Mungkin karena putus asa dan tertekan, ia akhirnya mendatangi Zhajibah untuk bertemu dengan sahabatnya. Tadinya, Tareq hanya ingin melupakan masalahnya sejenak dan menghindar dari tekanan, tapi Khalim mengenalnya dengan baik. Setelah beberapa desakan, Tareq lalu berterus terang. Reaksi awal Khalim adalah menertawakannya, lalu pria itu menjadi sedikit bersimpati. Dan keluarlah rencana gila ini.

Aku akan membawamu ke suatu tempat, siapa tahu kau bisa mendapatkan apa yang kau butuhkan.

Tareq mengenal Khalim. Sebagai sahabat, kesetiaan pria itu tidak perlu diragukan. Tapi sebagai pria, dia cukup berengsek. Saat Khalim berkata bahwa dia akan membawa Tareq ke pelelangan manusia, ia murka! Tapi Khalim dengan cepat menenangkannya. Beda kerajaan, beda kultur, beda tradisi. Di Zhajibah yang primitif, pasar-pasar budak gelap masih beroperasi. Well, Khalim benar, Tareq memang tidak punya otoritas untuk ikut campur, tapi setidaknya ia tidak akan begitu rendah sehingga bersedia menghadiri acara semacam itu.

Apa salahnya hanya pergi melihat? It won't hurt.

Tareq tetap pada pendirian. Sampai kemudian, Khalim berhasil membujuknya. Ya, apa ruginya? Ia hanya datang dan duduk, hanya melihat-lihat, mungkin acara gila seperti itu bisa membuat tekanan yang dirasakannya sedikit berkurang. Dan berbagai alasan lain yang diberikan oleh Khalim sampai Tareq akhirnya menyerah.

Oke, oke, aku akan pergi. Puas?

HOW TO PLEASE A SULTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang