Bab 14

3K 346 12
                                    

Mature Content 21+

Happy reading, moga suka. Yang merasa digantung, bukan digantung ya, karena emang di Wattpad disensor sedikit. Begitu juga dengan chapter ini, tapi tidak mengubah alur ceritanya.

Ebook lengkap sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa.

Ebook lengkap sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy

Luv,

Carmen

______________________________________________________________________________

Alaina merasa pelan-pelan ia terangkat dari lautan mimpi manis yang menemani tidurnya sepanjang malam. Dan ia belum rela untuk bangun, masih belum rela untuk meninggalkan mimpi manisnya itu. Mata Alaina juga masih sangat mengantuk, ia masih lelah. Ia menarik napas dalam dan menarik penutup tempat tidur untuk mengubur dirinya semakin dalam sambil beringsut mendekati tubuh hangat yang sedang mendekapnya dari belakang. Terkejut, mata Alaina langsung terbuka lebar.

Tubuh hangat?

Lalu ingatan itu membanjiri Alaina. Ya, ia sudah menikah. Dengan seorang calon sultan dari kerajaan Timur Tengah. Ia telah dibeli oleh pria itu lalu dipaksa menikah dengannya dan tanpa bisa dicegah Alaina bersemu merah ketika mengingat apa yang sudah terjadi di malam pengantinnya itu. Tepatnya tadi malam. Dan yang lebih memalukan, ia juga ingat bagaimana pada akhirnya ia menyerah begitu cepat dan bahkan menikmati apa yang dilakukan pria itu pada tubuhnya.

Oh Tuhan... apa yang terjadi padanya? Bukankah Alaina sudah bertekad tidak akan menyerah? Tapi nyatanya tidak demikian. Alaina harus mulai melakukan sesuatu, sekarang setelah menikah, pria itu pasti akan lebih mempercayainya dan pasti akan lebih mudah bagi Alaina mencari celah untuk kabur. Hanya saja ia sadar kalau ia harus melakukannya secepat mungkin, ia harus segera mencari cara untuk pulang sebelum segalanya menjadi terlambat. Alaina tidak ingin mengakui, tapi sebenarnya ia sadar, semakin lama ia berada di sini, bersama pria itu, Alaina takut suatu saat ia berubah pikiran dan ingin tinggal selamanya di sini.

It would never happen!

Well, apapun itu, Alaina harus kembali ke rumahnya secepat mungkin. Karena tempatnya bukanlah di sini.

Alaina nendesah pelan dan hampir saja kembali tertidur ketika ia merasakan gerakan di belakangnya lalu pria itu membalikkannya sehingga mereka kini berhadapan.

"Your..."

Alaina belum sempat menyelesaikan kata-katanya ketika pria itu mendekatkan wajahnya dan mencuri ciuman dari Alaina.

Ia terkesiap halus tapi begitu bibir mereka bertemu, Alaina meleleh dalam ciuman lembut pria itu. Tareq menciumnya dengan lambat dan pelan sebelum pelan-pelan berubah menjadi ciuman yang lebih dalam dan menuntut. Tareq menarik Alaina lebih rapat padanya, hingga Alaina menekan tubuh besarnya sambil terus menguasai bibir Alaina. Ia bisa merasakan kejantanan pria itu mengeras dan ia kembali terkesiap saat Tareq menempatkannya di bawah tubuh besarnya. Dan sesaat mereka bertatapan.

"Selamat pagi, Pengantinku yang Cantik. Bagaimana perasaanmu pagi ini, Sweetheart?"

Apa suara pria itu selalu seseksi ini setiap kali bangun tidur, Alaina bertanya dalam hati.

"Your... Your Highness..."

"Panggil aku Tareq," sambung pria itu.

"Ta... Tareq..."

Senyum pria itu sungguh penuh dosa, pikir Alaina lagi. Kali ini apalagi yang diinginkan pria itu darinya?

Tapi itu adalah pertanyaan tolol. Tentu saja Alaina tahu apa yang diinginkan pria itu darinya. Itulah kenapa Tareq membelinya lalu menikahi Alaina, supaya pria itu bisa meniduri Alaina setiap saat dengan bebas, memuaskan nafsunya atas nama pernikahan dan takkan ada orang yang berani memprotes tindakan tersebut.

Sungguh licik.

Tapi kau juga menikmatinya, bukan?

Ia belum sempat mendebat dirinya sendiri karena Tareq sudah mulai melebarkan kedua paha Alaina. Sementara itu mulutnya turun untuk mencium sisi leher Alaina. Tangan pria itu lalu bergerak untuk menurunkan tali bahu gaunnya. Rintihan pelan keluar dari mulut Alaina saat merasakan mulut pria itu melekat di dadanya.

"Hmmm..."

Pria itu terdengar nikmat, puas...

Pelan, Alaina merasakan kembali ketegangan yang membalut perutnya dan tanpa sadar ia mencengkeram rambut hitam pria itu.

"Ah..."

Tak lama, mulut pria itu meninggalkan dada Alaina dan berkelana menuju ke bawah dan berhenti di antara kedua kaki Alaina yang terpentang.

"Ohh!"

Alaina merasa perutnya berkedut saat pria itu memisahkan lipatannya dan menemukan sumber kelembapannya. Lalu yang mengejutkan, mulut pria itu turun untuk mencecap pusat lembap itu.

"Ohh... Tareq!" pekik Alaina. "Apa yang..."

Tapi kata-katanya singgah di telinga yang bisu. Pria itu menguasainya, memerangkapnya lalu menciptakan kenikmatan yang mengikatnya. Sampai dunia Alaina meledak.

Pelan-pelan pria itu kembali merangkak naik ke atas tubuh Alaina dan sambil menatap matanya, dengan satu hunjaman bertenaga, dia menguburkan dirinya dalam-dalam di kehangatan rapat Alaina. Pria itu lalu mulai bergerak hingga dia mencapai kepuasannya sendiri.

Setelahnya, pria itu terjatuh di atasnya dan mereka saling memeluk sejenak untuk meredakan tubuh panas dan menenangkan napas cepat mereka.


HOW TO PLEASE A SULTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang