Chapter 52 - Rencana Dimulai

26 4 0
                                    

Pagi itu, jam sarapan, semua orang berkumpul di meja makan. Tak terkecuali Rizal, yang tumben sekali Ia ikut makan bersama penghuni kosan yang lain.

"Lho, tumben ikut makan disini, Zal? Lagi bosen sama bosmu ya?" ledek Aria. Semua orang tersentak.

"Ini orang gila kali. Cuma dia loh yang berani ngeledek Rizal," bisik Siska ke Fani.

"Lah kan kapan hari bukannya dia ngajak Rizal gelud?" kata Fani.

"Iya juga sih," kata Siska.

"Aku memang sesekali makan bersama yang lain disini. Ini sudah jadi kebiasaanku," kata Rizal.

"Ooh, pantesan nggak pernah liat. Sesekali aja toh," kata Aria. Aria lalu memandang yang lain sembari memakan makanannya.

"Ngmong-ngomong, kalian ada rencana apa aja hari ini?" kata Aria.

"Aku sih kayak biasa ya, abis makan, ngemil, paling tidur. Oh iya, ada janjian lagi sama abang-abanganmu itu," kata Siska.

"Janjian mulu, jadian lah," goda Aria, yang berakhir dengan tepukan keras oleh Siska di bahunya.

Setelah selesai sarapan dan tentunya mengantarkan Rena, Aria menghabiskan waktu senggangnya di kosan. Ia berusaha berkomunikasi lebih dalam dengan sebanyak-banyaknya warga kosan. Ia merasa perlu mengenal anak-anak kosan lebih dalam lagi.

Mulai dari Siska...

"Ciye kencan lagi, kencan ke berapa nih Sis?" gelak Aria.

"Ih berisik!" kata Siska sembari menyentil dahi Aria.

"Siang ini mau berangkat sih, kata si Roy dia bisanya jam makan siang memang," lanjutnya.

"Ooh gitu. Iyasih, dia sekarang kan kerjaannya resmi ya?" balas Aria.

"Nah itu tau. Mungkin kalo pulang kerja kayak biasanya dia ada keperluan lain?" kata Siska. Aria hanya mengangguk.

...lalu menuju Doni...

"Don, mabar lah yuk," ajak Aria.

"Waduh, sori nih, lagi mau ada perlu keluar," kata Doni.

"Eh? Tumbenan, kemana?"

"Ada deh, ketemu seseorang," kata Doni sembari menstarter motornya.

"Lah kok nggak nyala?" gumamnya bingung.

"Hah? Nggak bisa nyala?" kata Aria. Ia lalu ikut mencoba untuk menstarter motor itu.

"Hadeh, ini mah akinya abis," kata Aria yang bergegas ke bengkel untuk mengambil perlengkapan dan aki baru untuk dipasang.

"Ngomong-ngomong, aku jarang banget liat kamu keluar, Don. Emang gini-gini aja ya hari-hari?" kata Aria.

"Ya beginilah, selama kosan dan anggotanya aman sih aku santai. Toh, aku juga bakal gerak kalau Siska juga gerak kan?" kata Doni.

"Hmm, make sense sih. Ya siapa juga yang mau kerja kalo nggak ada kerjaan kan?" kata Aria.

"Tepat. Itu dia," kata Doni.

"Cuman karena aku sering gabut, aku jadi suka jailin dan isengin orang aja sih," lanjutnya.

"Ooh, itu juga sebabnya kamu suka jailin Rena ya?" kata Aria. Doni tertawa mendengarnya.

"Habisnya, awal masuk sini anak polos itu gampang banget diisengin," gelaknya.

"Heran juga sih sama dia. Dari SMA sampe sekarang gitu mulu kelakuan," kata Aria sambil geleng-geleng kepala. Ia lalu menyelesaikan pekerjaannya di motor Doni. Dan Doni pun berlalu pergi dengan motornya.

The Number ElevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang