Bab 6 : Pertemuan

35 10 1
                                    

*Bab ini direvisi menggunakan TalkBack, mohon maaf jika kurang rapi.*

"Halo ... apa kamu tidak apa-apa?" tanya perempuan itu.

Al menoleh ke sebelahnya, terlihat sosok seorang perempuan mengulurkan tangan kepadanya.

Gadis tersebut memiliki tubuh kecil dengan kulit putih, tingginya sekitar 160 cm dengan rambut putih perak sebahu tampak indah di bawah sinar matahari. Serta matanya berwarna biru muda bagaikan laut yang menghanyutkan, dan dia memiliki wajah sangat cantik.

Setelah beberapa saat Al tertegun melihat kecantikannya, akhirnya dia tersadar kembali dan menerima uluran tangann gadis itu

"Ya, terima kasih. Aku tidak apa-apa, ini sudah biasa bagiku," jawab Al sambil berdiri menerima uluran  tangannya. Telapak tangan gadis itu sangat halus berbeda dengan Al yang sedikit kasar karena sering terjatuh.

"Biasa?" tanya perempuan itu dengan memiringkan kepala bingung.

"...Sebenarnya kondisi mataku sudah sangat memburuk." Al tersenyum pahit. "Sekarang mata kananku tidak bisa melihat lagi."

"Ma-maafkan aku sudah menanyakan sesuatu yang menyakitkan!" Seketika raut wajah perempuan itu menjadi pucat, lalu hendak menundukkan kepala.

"Tidak apa, kamu tidak perlu meminta maaf!" ucap Al cepat, dia menghentikannya.

"Tapi..." Masih dengan raut wajah sedih, perempuan itu menatap wajah Al.

"Tenang, aku baik-baik saja! Lihat, aku tidak terluka!" Al mencoba mengalihkan perhatiannya kepada hal yang lain.

Namun, karena seringnya Al terjatuh, luka kecil tidak terasa menyakitkan baginya, dan perempuan yang panik itu memerhatikan luka yang ada di tangan Al.

"Apa yang kamu katakan? Lihat, tanganmu terluka, biarkan aku mengobatimu!" serunya menunjuk goresan di tangan Al.

Al melihat kedua tangannya, memang ada sedikit luka tergores di sana "Ini bukan masalah besar, tidak perlu khawatir."

"Setidaknya biarkan aku mengobatimu sebagai permintaan maaf tadi." Perempuan itu tidak menyerah untuk memohon sambil melirik terus luka di tangan Al.

Akhirnya Al menerima tawaran tersebut karena tidak ingin menarik perhatian banyak orang sekitar. "Baiklah, mohon bantuannya untuk luka di tanganku," balasnya dengan senyum tipis.

"Syukurlah. Apa kamu memiliki waktu luang? Kebetulan aku membeli beberapa apel dan meletakkannya di sana." Dia menghela nafas lega, kemudian diamenunjuk kursi tadi yang ditinggalkan.

Al pun mengikuti permintaannya karena menolak akan sangat merepotkan baginya. "Kebetulan aku luang hari ini."

Mereka berjalan bersama dengan gadis itu memimpin. Karena jaraknya tidak terlalu jauh, Al tidak menggunakan mata sihirnya dan berjalan di belakang perempuan tersebut menjaga jarak agar tidak menabraknya.

Dia duduk terlebih dahulu, dan meminta Al untuk duduk di sebelahnya. "Ayo, duduklah di sini."

"Permisi kalau begitu." Mereka berdua duduk berdampingan tidak terlalu dekat, Al berhati-hati dalam bergerak agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Nah, ulurkan tanganmu aku akan menyembuhkannya," minta dia.

"Oke." Al mengulurkan tangan yang terluka ke hadapannya, masih tidak mengerti bagaimana cara dia menyembuhkannya tanpa mempersiapkan apapun.

Perempuan itu meletakkan tangannya di atas tangan Al, lalu mengatakan sesuatu. "Oh, my spirit, give me blessing, cure"

Lingkaran sihir yang indah berwarna putih muncul di depan tangannya, sihir itu meliputi tangan Al dengan nyaman, dan perlahan luka kecil tadi menutup secara perlahan.

10% VisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang