Bab 27 : Dungeon

16 4 0
                                    

*Bab ini masih menggunakan pembaca layar, mohon maaf jika kurang rapi.*

Dua minggu telah berlalu sejak Alexia memutuskan berkunjung ke rumah untuk memasak untukku, aku sangat senang dia perhatian kepadaku, tapi sejujurnya aku merasa tidak enak karena terlalu bergantung padanya.

"Jangan khawatir, ini adalah keinginanku sendiri."

Begitulah katanya, dia bersikeras tetap berkunjung meskipun aku membujuknya agar tidak khawatir. Awalnya dia hanya berkunjung tiga hari sekali, tapi satu minggu terakhir ini dia tanpa absen mengunjungiku. Apa dia tidak lelah?

Ditambah lagi, dua hari yang lalu dia mulai membawa baju ganti, meminjam kamar mandi milikku dan mandi di sana. Serius, apa dia ingin merusak pikiranku?

"Haaah..." aku menghela nafas kecil. Namun, tanpa diragukan lagi masakan buatannya memang enak. Dia juga mulai mengatur pola makananku agar lebih sehat.

"Sepertinya aku perlu memberinya sesuatu sebagai rasa terima kasih." gumamku. Dengan tekad itu, aku melanjutkan perjalanan.

Saat ini aku seperti biasa mengambil misi tanaman obat di hutan Gruer, itu sudah selesai beberapa saat yang lalu, tapi aku terus melanjutkan perjalanan dengan masuk ke hutan lebih dalam.

Dengan Wind Barrier, kini aku bisa lebih bersiaga dan aku perlu menghafal tempat ini untuk keadaan darurat. Misalnya, jika terjadi kawanan monster menyerang, aku perlu melarikan diri ke arah yang benar. Meskipun aku tidak bisa benar-benar lari, aku perlu menemukan jalan keluar agar tidak tersesat.

Lagipula ada tempat yang ingin aku coba periksa di tengah hutan Gruer.

◇◇◇◇

Beberapa saat kemudian, setelah aku mengikuti arah di peta, aku telah sampai ke tempat tujuan. Ada beberapa goblin dan orc di tengah perjalanan, tapi aku membereskannya dengan cepat.

"Jadi ini dungeon..."

Tepat di depanku ada sebuah gua yang cukup besar, pintu masuknya memiliki lebar 5m dan tinggi 10m.

Menurut informasi dari guild, dungeon ini memiliki 15 lantai di bawah tanah, kemudian memiliki penjaga lantai atau bisa dipanggil Boss Floor setiap 5 lantai. Untuk monster di dalamnya menyesuaikan lingkungan dungeon sekitar, sehingga itu hanya ada goblin dan orc.

Namun, monster di dalam dungeon dan dari alam sangat berbeda, monster dari dungeon memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada yang ada di luar. Sehingga disarankan memiliki party dengan minimal dua orang untuk memasukinya.

Dengan kondisi fisikku yang kekurangan, aku tidak yakin ada yang mau bergabung bersamaku. Jadi aku terus melatih sihirku sampai aku cukup yakin dapat melewatinya sendirian, lagipula tujuanku saat ini hanya sampai 3 lantai.

Aku mulai berjalan menuju pintu masuk, tapi terlihat ada satu party yang baru keluar dari sana. Itu terdiri dari tiga orang, yang ada di depan memiliki pedang di pingganggnya, lalu di belakangnya ada orang yang membawa perisai, sementara yang terakhir membawa tongkat sihir dan party itu semuanya pria.

"Hey, apa kau mau memasuki dungeon?"

Pria yang membawa pedang memanggilku saat aku memperhatikan mereka. "Benar, apakah ada sesuatu?"

"Hah! Apa yang kau maksud dengan sesuatu? Kau akan menantang dungeon sendirian dan tidak membawa apapun?" tanyanya heran, anggota yang lain menatapku tercengang.

Ah, benar juga aku seorang penyihir, tapi aku jarang menggunakan tongkat untuk membuat sihir, lagipula aku bisa menggunakan tanpa rapalan. Menjelaskan kondisiku sepertinya akan rumit juga.

10% VisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang