Bab 19 : Putri?

25 5 0
                                    

*Bab ini masih menggunakan pembaca layar, mohon maaf jika kurang rapi.*

"Menculik?" apa yang dia bicarakan, apa mereka bukan pengawal gadis itu? nereka tiba-tiba menuduhku.

"Komandan, kita tangkap dan introgasi dia!"

"Sudah jelas dia menggunakan sihir yang mencurigakan tadi!"

"Yang melukai tuan putri harus segera dimusnahkan!" ucap ketiga orang lainnya dengan nada tinggi.

"Kalian semua tenang lah!"

Orang di depan ku sepertinya pemimpin mereka, dia menggunakan pakaian lapis baja dan membawa pedang satu tangan. Dari apa yang mereka kata kan, kemungkinan gadis kecil itu adalah tuannya, namun ada kesalah pahaman disini, aku harus berhati-hati dalam menjawab. Tapi orang di belakang ku mengeluarkan aura yang berbahaya? "Apa kau bertemu anak perempuan di sekitar sini? berambut pirang dan menggunakan gaun." tanya komandan itu.

"Dia bersama ku beberapa menit yang lalu, sekarang ada di sebelah sana." aku menunjuk ke arah balok es.

"Heyyyyy aapaa yaang sedaaang kaliaaan lakukaaan?" teriak gadis itu dengan melambaikan tangan ke arah kami.

"Tuan putri!" ucap keempat pengawal secara bersamaan.

Mereka segera berlari menuju sang putri, smentara diriku masih di belakang.. Keadaan ku sekarang tidak bisa mengikutinya, karena permukaan tanah yang tidak rata bisa membuatku tersandung dan jatuh, jadi aku hanya berjalan normal ke sana.

"Maaf kan kami tuan putri, kami tidak menyadari ada Orc yang bersembunyi dan akhirnya itu mengejar anda. Kami siap menerima hukuman apapun!" ucap omandan dengan berlutut dan kepala tertunduk, diikuti oleh pengawal lainnya.

"Apa ada yang terluka?" tanya sang putri dengan nada serius, berbeda dengan seperti sebelumnya.

"Memang ada yang terluka tapi itu sudah dipulihkan sekarang." jawab komandan dengan kepala masih melihat ke bawah.

"Itu bagus jika tidak ada yang terluka parah." balas sang putri, dia melirik al sudah mulai mendekat "Jadikan ini sebagai pelajaran, sekarang kalian semua berdirilah."

"Baik." ucap mereka bersamaan

Sang putri kembali duduk di balok es "Kabar baiknya aku aman! memang awalnya sedikit terluka, namun dia memberiku sesuatu yang nyaman dan luka itu menghilang!" ucap sang putri kembali dengan nada semangat.

"Sesuatu yang nyaman?" salah satu pengawal mulai menarik senjata.

"Maaf tuan Putri, tapi itu potion." jelas Al yang baru sampai.

(Entah kenapa pengawal yang satu ini sangat berbahaya!)

"Ya, itu namanya!" sang putri mulai menceritakan pengalamannya saat di kejar Orc dan para pengawal duduk di atas tanah untuk mendengar ceritanya, kecuali komandan, dia datang menghampiriku.

"Maaf telah menuduhmu menculik tuan kami."

"Jangan khawatir, semua pengawal pasti panik jika tuannya lepas dari pandangan, tapi kenapa menuduh menculik? bukan kah kalian diserang Orc?"

"Memang benar kami diserag Orc, tapi.." komandan terlihat ragu untuk melanjutkan, namun karena Al telah menolong sang putri, maka dia sedikit berbagi informasi "Sebenarnya ada rumor pihak tertentu ingin menculik sang Putri, jadi kami khawatir mereka ada di sekitar sini dan memanfaatkan keributan tadi." bisik komandan dengan suara pelan.

"Ternyata begitu." jawabku dengan serius.

Menjadi bangsawan sepertinnya cukup sulit, misalnya diculik dan dimintai tebusan. Komandan juga menceritakan kejadian saat diserang Orc meskipun tidak terlalu detail, saat mereka ingin ke suatu tempat dan melewati hutan Gruer, kawanan Orc tiba-tiba muncul menyerang. Jumlah Orc ada 10 tapi itu bukan masalah bagi mereka, halangan terbesar para pengawal adalah medan pertempuran di dalam hutan yang membuat pergerakan terbatas, sementara Orc memiliki tenaga lebih besar dan kulit tebal. Dan kurang beruntungnya sang putri, disaat berlindung ada orc lain yang menyerang. lalu akhirnya bertemu dengan ku.

"Terima kasih telah menolong sang putri saat dalam kesulitan." ucap komandan setelah menyelesaikan cerita, dia mengulurkan tangan untuk berjabat.

"Sama-sama, itu hanya kebetulan aku ada di sana." jawab Al dengan tersenyum. Dia tidak menyadari pria di dekatnya mengajak berjabat tangan, Al hanya erfokus pada wajah lawan bicarannya.

"..."

Al merasakan suasana aneh saat komandan terdiam dan ada perubahan pada wajahnya, lalu dia teringat kejadian yang sering menimpanya "Maaf aku tidak menyadarinya, aku memiliki masalah dengan mata ku." jelas Al dan segera meraih tangan komandan.

Pria itu sedikit terkejut mendengar penjelasan Al "Jarang ku temuirang seperti dirimu tapi kau tetap bertarung, itu hebat."

"Terima kasih."

Setelah sedikit berbincang dengan ku, komandan kembali menuju sisi sang Putri "Tuan Putri, sudah saatnya kita kembali dan melanjutkan perjalanan."

"Ohh itu benar!" ucap sang Putri ketika dia selesai meniru aksi ku saat bertarung.

Mereka mengatur formasi dengan sang Putri sebagai pusatnya, komandan berada di depan dan yang lain mengelilininya. Aku sedikit menunduk ketika mereka melewatiku. Beberapa saat kemudian sang Putri berbalik dan menatapku "Oh benar aku lupa, sebutkan namamu."

Aku terkejut dengan aura sang Putri, yang sebelumnya seperti gadis kecil pada umumnya, tapi sekarang berbeda "Nama saya Al."

"Terima kasih telah menolong ku hari ini, itu pertarungan yang menarik." ucap sang Putri dengan senyum yang anggun.

Sementara itu para pengawal menundukan kepala "Terima kasih telah menolong tuan Putri." ucap mereka bersamaan.

"Sebuah kehormatan mendapat pujian dari anda." jawabku dengan hormat dan tangan kananku di atas dada kiri lalu menunduk.

"Semoga kita bisa bertemu kembali." ucap sang Putri dan mereka kembali memasuki hutan "Cepat kembali dan pergi menemui kakakku!" ucap dia kepada para pengawal.

Sebaiknya aku segera kembali ke guild untuk melaporkan misi dan kawanan orc tadi.

◇◇◇◇

Beberapa jam kemudian setelah dari guild aku menuju akademi, untuk mengetahui kabar Alexia. Menurut paman Ben yang ku temui barusan, jam mengajar Alexia minggu ini pagi hari dan siangnya dia pergi ke ruang penelitian.

"Kalau tidak salah di sini kan?" para murid sedang memasuki jam pelajaran siang, jadi aku berjalan aman.

"Apa ini..?"

Sebuah cahaya cukup terang dari sela pintu sebelum aku mengetuk pintu. Lalu suara benda terjatuh terdengar dan suara seseorang yang sudah lama tidak ku dengar.

"Aduuh.."

"Alexia!?" panggilku dari luar ruangan. Apa yang sedang dia lakukan. apa dia melakukannya?

10% VisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang