*Bab ini masih ditulis menggunakan TalkBack, mohon maaf jika kurang rapi.*
Siang hari, di distrik perbelanjaan, Alexia berjalan menyusuri toko sayuran yang berjejer, dia mencari bahan untuk sup yang akan dimasak nanti. Saat dia menemukan apa yang dicari, dia menghentikan kakinya, kemudian bergegas mengambil sayur tersebut karena itu tinggal tersisa satu.
"Aah..." Suara kecewa keluar dari mulut Alexia, penyebabnya karena dia kalah cepat mengambil sayur incarannya.
"Apa kamu mau membeli ini juga? Kamu bisa mengambilnya jika benar-benarmembutuhkan," ucap seorang wanita di sebelah Alexia.
Gadis berambut putih itu menoleh ke asal suara yang memanggilnya, kemudian dia sedikit mendongak. Di sana berdiri seorang wanita berusia sekitar 40-45 tahun, rambut hitam panjangnya hingga punggung, kulit putihnya tidak memiliki kerutan seolah menolak tanda-tandapenuan, serta tahi lalat di dekat mata memberi pesona pada wajah cantiknya. Alexia terkesiap dengan sosok wanita yang baru dia temui ini.
"Tidak, Anda bisa memilikinya." Alexia menggelengkan kepala pelan, lalu tersenyum ramah. "Saya akan mencari di tempat lain."
"Kalau begitu aku akan mengambilnya." Wanita tersebut membalas dengan senyumanya, kemudian beralih ke pedagang. "Pak, berapa harga wortel ini?"
Meninggalkan toko tersebut, Alexia berjalan ke toko selanjutnya mencari bahan-bahan yang belum dia dapatkan, dan setelah beberapa saat, dia selesai mengisi tas belanjaan sesuai yang dia inginkan. Namun, secara mengejutkan, Alexia selalu bertemu dengan wanita berambut hitam sebelumnya di setiap toko yang dia kunjungi. Ditambah lagi, mereka membeli bumbu-bumbu masakan yang hampir serupa.
"Sepertinya kita memiliki menu yang sama hari ini," kata wanita tersebut sambil berjalan bersama keluar dari toko terakhir.
Alexia tersenyum malu. "Saya rasa begitu, saya akan masak sup hari ini."
Wanita tersebut tertawa kecil. "Aku juga sama. Ini makanan favorit anakku, jadi aku ingin mengejutkannya."
"Anak Anda pasti sangat bahagia," balas Alexia.
"Bagaimana denganmu? Apa kamu memasak untuk dirimu sendiri, atau untuk suamimu?" tanyanya penuh minat.
Mendapat pertanyaan tak terduga, Alexia menjadi tergagap dan wajahnya mulai memerah. "S-suami!? K-kami belum sejauh itu..."
Reaksi Alexia cukup menggemaskan, itu membuat wanita tersebut mengingat masa mudanya, dan dia memutuskan untuk menggodanya lebih lanjut. Sementara itu, meski Alexia baru bertemu wanita berambut hitam, dia tidak merasa risih dihujani pertanyaan aneh-aneh, yang ada dia merasa ada keakraban dengan ibu ini.
Begitulah pembicaraan mereka dimulai, mereka bercanda bersama. Sesekali wanita berambut hitam memberi resep masakan, lalu Alexia mendengarkan dengan serius. Mereka melakukan itu semua sambil berjalan ke tujuan masing-masing, dan tanpa mereka sadari, kedua wanita ini memilih jalan yang sama.
***
Waktu mundur sedikit sebelum pertemuan Alexia dengan perempuan berambut hitam.
Di luar gerbang kota, ada sebuah kereta kuda yang baru saja berhenti, ini adalah tempat pemberhentiannya yang terakhir, kota Issberg. Para penumpang mulai turun satu per satu dengan hati-hati, wajah mereka menunjukkan senyum lebar ketika melihat kota di depannya, menantikan petualangan yang akan datang. Tak diragukan lagi kebanyakan penumpang kereta tersebut adalah petualang yang ingin mencari suasana baru, atau hanya sekedar mampir untuk berkeliling. Namun, ada sosok yang sangat berbeda dari yang lain.
Penumpang terakhir yang turun adalah seorang perempuan. Wajahnya sangat kelelahan, menunjukkan bahwa dia tidak terbiasa dengan perjalanan jauh. Dia bergegas membuka payungnya untuk menghindari terik matahari, lalu mengantre memasuki gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
10% Vision
RomanceAl menderita penyakit misterius yang menyebabkan penurunan fungsi penglihatannya secara drastis, hingga mata kanannya tidak bisa melihat lagi. Penyakit itu juga membuat dia dikucilkan oleh lingkungan sekitar, bahkan ejekan dari mereka tidak luput di...