*Bab ini masih menggunakan pembaca layar, mohon maaf jika kurang rapi.*
Hari ini, aku berangkat ke guild petualang lebih awal karena permintaan seseorang. Karena telah terjadi sesuatu, kemarin sore Leon mengunjungi rumahku dan menyuruhku datang ke guild.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Perjalanan ke sana memang dipadati petualang, tapi kali ini jumlahnya semakin banyak. Bahkan aku memperhatikan ada kereta kuda dengan membawa persenjataan menuju guild.
Di depan pintu masuk, Leon berdiri di sana menunnggu. Menyadari kehadiranku, dia mengangkat tangan menyapa.
"Maaf, tiba-tiba menyuruhmu datang ke sini hari ini."
"Tidak apa-apa, aku memang berencana mengambil misi hari ini," jawabku santai. "Jadi, apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
"Akan kujelaskan di dalam, mari kita masuk dulu."
Aku melihat sekilas ke dalam, ternyata lebih banyak orang berkerumun...
"Mau meminjam pundakku?" tanya Leon. Sepertinya dia menyadari kekhawatiranku kalau menabrak seseorang.
Aku mengangguk pelan. "Jika kau tidak keberatan..." balasku dengan nada meminta maaf.
Memegang pundak kirinya menggunakan tangan kananku, kami memasuki guild dengan Leon membimbingku jalan.
Di meja resepsionis banyak pekerja yang melayani para petualang. Tapi dilihat dari ekspresi mereka, sepertinya bukan membicarakan tentang misi. Aku sedikit bisa membayangkan apa yang terjadi saat aku mendengarkan.
"Apa Guild Master ada?" tanya Leon setelah mendekati meja.
Salah satu resepsionis menghampiri kami dan menjawab. Rambut pirangnya yang khas mudah kukenali.
"Beliau memang ada, tapi sayangnya sekarang sedang sibuk mengurus sesuatu," jawab Fran, dia menatapku lalu mengangguk. "Sebagai gantinya, saya diberi tugas untuk menjelaskan."
"Aku mengerti," balas Leon.
"Mari kita gunakan ruang pertemuan kemarin."
Fran meninggalkan mejanya, kemudian memimpin jalan kami memasuki guild lebih dalam. Kami memasuki ruangan, di sana ada meja panjang dengan banyak kursi, dan ada seseorang yang duduk.
"Oh, cuma kau yang datang?" kata Leon menyapa.
"Yang lain sedang sibuk menghubungi anggota party mereka," jawab pria itu mengangkat bahu. Dia memiliki rambut biru gelap.
Kami kemudian duduk di sebrang pria itu, sementara Frans duduk di tengah.
"Jadi apakah 'dia' yang kau bicarakan kemarin?" tanya pria biru pada Leon, tapi matanya menatapku seolah menilai.
"Ya, dia orangnya."
"Apa peringkatmu?" tanya pria biru, kali ini diarahkan padaku.
"Aku peringkat D."
Mendengar jawabanku, pria itu mengerutkan alis. "Apa dia benar-benar bisa membantu kita?"
"Aku yakin dengan kekuatannya," jawab Leon. Uh, kuharap dia tidak terlalu melebihkanku...
Tak lama kemudian, Fran menyela dan mulai menjelaskan situasi di hutan Gruer. Sudah kuduga penyerbuan akan terjadi, itu sebabnya banyak petualang berkumpul dan pasokan senjata berdatangan.
"Kami harap bisa meminjam sihirmu untuk penyerbuan kali ini." Leon menatapku, wajahnya tampak khawatir.
Sebenarnya aku sangat ingin membantu, tapi...
KAMU SEDANG MEMBACA
10% Vision
RomanceAl menderita penyakit misterius yang menyebabkan penurunan fungsi penglihatannya secara drastis, hingga mata kanannya tidak bisa melihat lagi. Penyakit itu juga membuat dia dikucilkan oleh lingkungan sekitar, bahkan ejekan dari mereka tidak luput di...