"Al ... apa mata kirimu tidak bisa melihat ku?" Alexia bertanya dengan rasa takut di hatinya.
"Sepertinya begitu..." kepala Al semakin sakit di daerah sebelah kirinya, membuat dia tidak ingin berbicara terlalu banyak, "Maaf, apa aku bisa tidur di sini? aku ingin beristirahat sebentar." ucapnya dengan nada datar.
Melihat perubahan suasana hati yang dikeluarkan oleh Al membuat Alexia bingung apa yang sebenarnya terjadi. Dia menoleh ke kanan dan kiri mencari tempat yang bisa digunakan untuk tidur di ruangannya, namun tak ada satupun yang nyaman untuk digunakan "Di dekat rak buku terdapat sofa, tapi aku tidak yakin itu bisa untuk tidur beristirahat ... atau kita bisa ke ruang kesehatan--.
"Sofa aja sudah cukup." Al memotong ucapannya dengan cepat dan nada sedikit tinggi "Bisa kamu tunjukkan di mana itu?" Al kembali menoleh ke sebelah kiri, di saat dia pertama kali memasuki ruangan memang ada rak buku di sana.
Alexia terkejut ketika ucapannya dipotong dengan cukup keras "Kemarilah." dia memegang tangan Al dan menuntunnya ke sebelah kiri ruangan "Sofa itu sekarang ada di depan mu, ini cukup kecil..." raut wajahnya menjadi sedih ketika melihat kondisi Al.
Al menggunakan kaki dengan bergerak ke depan untuk mengetahui apa ada benda di hadapannya, lalu setelah dia mengkonfirmasi sofa itu, Al meraba permukaannya dan menaikinya untuk tidur beristirahat.
"Maaf Alexia, nanti akan ku jelaskan setelah bangun nanti." ucap Al dengan nada rendah, dia lalu memejamkan mata dan mencoba untuk tidur dengan rasa sakit di kepala kirinya.
"...Ya."
Alexia mengambil kursi yang berada di tengah, lalu kembali ke tempat Al dan duduk di depannya. Melihat Al berbaring di atas sofa dengan menekuk sedikit kakinya, tidur menyamping ke arah tengah ruangam.
(Apa kamu baik-baik saja Al...)
Bagian sekitar mata kirinya sedikit bergerak menahan rasa sakit kepala, dan nafasnya tidak beraturan. Alexia ingin melakukan sesuatu untuk membantu, tapi dia takut akan memperburuk keadaanya.
5 menit telah berlalu, keadaan Al masih belum bisa beristirahat.
10 menit kemudian, nafasnya sudah mulai teratur dengan baik namun dia masih belum bisa beristirahat.
Akhirnya setelah 20 menit mencoba beristirahat dengan rasa sakit di kepala, Al kini tertidur lelap. Alexia tetap menunggu disampingnya selama itu dengan cemas, dia tidak mempedulikan penelitiannya yang masih berserakan di atas meja.
(Ini pertama kalinya aku melihat sakit kepala sampai mempengaruhi mata. Apa ini akibat penyakit misterius itu?)
Alexia hanya bisa menunggu Al bangun untuk memberikan penjelasannya. Rambut hitam itu terkadang menutupi mata, dia mengusapnya dengan pelan agar tidak membuat Al terbangun.
1 jam kemudian, Al pun kembali sadar.
Ini atap ruangan yang tidak ku kenal ... benar juga aku ada di ruangan Alexia! dengan cepat aku segera mengambil posisi duduk kembali.
"Apa kamu sudah merasa baikan?"
Terdengar suara yang sudah tidak asing, "Maaf sepertinya aku membuatmu khawatir..." balas ku, menatap telapak tanganku, mata kiriku sudah kembali seperti sebelumnya namun masih cukup buram "Mata kiri ku sudah kembali seperti sebelumnya." ucap Al berbohong.
"Aku senang mendengarnya." dia bernafas lega "Sungguh aku panik tadi saat melihatmu tiba-tiba tidak bisa melihat..." Alexia menatap cemas wajah Al.
"Ini kadang terjadi, mata kiriku tiba-tiba menyempit sampai gelap total, bahkan bisa menyebabkan kepala bagian kiriku sangat sakit ... namun jangan khawatir, itu akan perlahan kembali jika aku tidur beristirahat " jelas ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
10% Vision
RomanceAl menderita penyakit misterius yang menyebabkan penurunan fungsi penglihatannya secara drastis, hingga mata kanannya tidak bisa melihat lagi. Penyakit itu juga membuat dia dikucilkan oleh lingkungan sekitar, bahkan ejekan dari mereka tidak luput di...