Melihat Alexia yang bermain dengan kucing seperti itu, seolah tidak mungkin bahwa dia seorang peneliti yang menciptaman gulungan sihir ini.
"Ehem..."
Alexia yang sedang mengelus perut kucing tersebut dengan tangannya itu pun tersadar "M-maaf aku terlalu asik bermain dengan kucing ini." ucapnya tersipu dan melepaskan kucing air itu.
"Itu tidak apa, kamu sangat suka kucing ya." balas ku, lalu menghilangkan sihir itu.
"Iya, aku dari dulu ingin memiliki satu..." dia melirik kucing yang akan segera lenyap "..." Alexia terdiam dengan raut wajah yang sedih.
(Entah kenapa aku jadi terlihat jahat di sini...)
"Aku nanti membuatnya lagi, oke?" ucapku berusaha menghiburnya.
Dia segera menganggukkan kepalanya beberapa kali, "Itu janji ya?" ucapnya dengan senang.
"Ya aku janji, jadi bagaimana? apa aku bisa membantumu dalam penelitian?"
Alexia kembali berwajah serius "Tentu, aku semakin yakin dengan bantuanmu penelitian ini bisa berkembang." dia mulai mempersiapkan beberapa peralatan dan gulungan sihir yang sudah dibuat.
Aku tersenyum senang mendengarnya, kini aku bisa sedikit membalas kebaikan yang telah dia berikan, "Mari kita mulai kalau begitu? yang ku lakukan hanya mengalirkan mana, benar?"
"Benar, apa kamu bisa membatalkan pengeluaran mana jika tiba-tiba yang terserap terlalu banyak?" tanya dia memastikan rencananya.
"Aku belum tahu sebelum mencobanya." jawabku mengangkat bahu.
Dia meletakkan gulungan sihir itu dan membukanya, terdapat formula sihir yang lebih detail dari sebelumnya dan ada sebuah lingkaran di tengahnya.
"Apa aku meletakkan tanganku di tengah ini?"
"Benar, jika sudah berada di sana kamu bisa merasakan mana mu terserap dan sihir yang tersimpan di dalamnya akan terwujud."
"Tunggu sebentar, sihir apa yang telah tersimpan di dalam gulungan ini?" aku melihat pola formula sihir itu dengan penasaran.
"Sayangnya aku baru bisa membuat sihir bola cahaya di gulungan ini." Alexia membuat senyum pahit menatap formula itu.
"Begitu, jangan khawatir aku akan selalu membantu penelitianmu." ucapku menyemangati dirinya.
"Terima kasih, mohon kerja samanya mulai hari ini." dia mengangguk senang.
Aku mulai mengambil nafas ringan dan akan meletakkan tanganku ... kenapa aku jadi sedikit ragu melakukannya?
"Apa kamu bisa menjaga jarak sedikit jauh?" tanya ku menatap wajahnya.
"Apa kamu khawatir padaku?"
"Tentu saja. Aku tidak ingin sihir ini mengenaimu."
Alexia terkejut dengan jawaban serius yang Al ucapkan "Jangan khawatir, itu tidak akan melukaiku." balasnya dengan sedikit tersipu "Ini hanya bola cahaya yang biasa digunakan dalam membantu penerangan, jangan terlalu gugup oke?"
Meski dia mengatakan jangan gugup ... ini pertama kali aku mencoba membantu penelitiannya. Akhirnya aku meletakakkan tangan kanan ku di atas lingkaran tersebut dan-.
"Ini..." benar mana ku terserap, namun sangat sedikit.
Sebuah bola cahaya muncul di depan ku, tapi itu sangat kecil, "Apa ini berhasil?" aku perlu menyipitkan mata untuk melihatnya.
"Tidak, ini terlalu kecil dan tidak terlalu terang." Alexia menggelengkan kepalanya, kemudian mulai mempersiapkan gulungan selanjutnya. "Bagaimana apa kamu bisa melanjutkan?"
"Tentu, ini cukup menarik untuk dilakukan." aku melihat tangan kanan ku tadi "Di mana gulungan sihir yang tadi?" aku kaget ketika melihat benda itu tiba-tiba menghilang setelah bola itu muncul.
"Gulungan sihir itu adalah benda sekali pakai, jadi itu akan menghilang dengan sendirinya." jelas Alexia.
"Ternyata begitu ya."
Dia mulai meletakkan gulungan selanjutnya di meja, aku melihatbada ada sedikit perbedaan dalam pola formula sihir tersebut. Aku mulai meletakkan tangan ku dan mengalirkan mana, kini formula sihir itu sedikit bercahaya dan gulungan sihir itu memang menghilang setelah sihir yang tersimpan keluar.
"Bola cahaya itu muncul ..." berukuran cukup normal dan bercahaya, namun dengan sangat cepat menghilang.
Aku melihat Alexia sedikit kecewa, tapi dia segera kembali melanjutkan ke gulungan selanjutnya. Ku letakkan kembali tangan ku di atasnya.
"Ini ... gawat!" dengan segera aku menghentikan aliran mana milikku dan gulungan sihir itu lenyap seketika tanpa mengeluarkan bola cahaya.
"Apa yang terjadi?" Alexia yang memperhatikan keganjilan tersebut bertanya dengan serius.
"Maaf, tadi aku merasakan mana ku terserap cukup cepat, jadi aku segera membatalkannya."
"Jadi itu gagal juga ya..." dia menatap meja tempat gulungan tersebut tadi menghilang.
"Bisa kah kamu menunggu sebentar?" setelah berdiam memikirkan sesuatu, Alexia bertanya kepada Al.
"Tentu aku tidak keberatan, apa ada sesuatu?"
"Aku perlu sedikit merubah beberapa formula di dalamnya." dia mulai mengambil gulungan berikutnya dan peralatan di sebelahnya.
"Tidak masalah, aku bisa menunggumu membuatnya, mungkin ada yang bisa aku bantu lagi?"
"Terima kasih. tapi itu tidak perlu. Kamu bisa istirahat sebentar." ucap Alexia tersenyum, dia mulai mengerjakan gulungan itu.
Aku pun duduk kembali di kursi tadi, melihat Alexia yang sedang konsentrasi dalam tugasnya. Tangan dia yang kecil itu bergerak membuat pola sihir, lalu memeriksa catatan dan tak lupa untuk menulisnya. Aku memegang daerah sekitar mata kiri ku-.
(Ini masih aman ... semoga itu tidak terjadi.)
Beberapa saat kemudian Alexia telah menyelesaikan beberapa gulungan sihir yang siap dicoba kembali.
"Maaf membuatmu menunggu, apa kamu bisa mencoba lagi?" tanya dia, meletakkan gulungan sihir pertama.
Aku berdiri kembali dan meletakkan tangan ku di atas gulungan tersebut "Aku siap kapan saja."
Kita berdua kembali melakukan beberapa percobaan, hasilnya?
Itu semua masih belum memuaskan, gulungan sihir itu masih belum menghasilkan bola cahaya yang diinginkan. Terkadang bentuknya tidak seperti bola, ukuran yang terlalu kecil, bahkan hanya mengeluarkan cahaya yang sangat terang lalu menghilang begitu saja.
"Masih gagal juga ya..." Alexia terdiam menatap formula sihir yang ada di depannya, namun matanya masih belum menunjukkan kata menyerah.
(Aku tidak boleh kalah darinya.) namun ketika Al ingin mencoba gulungan sihir itu dia hampir terjatuh, namun Al berhasil berpegangan di pinggir meja.
Alexia yang sejak tadi fokus dengan penelitiannya, tidak memperhatikan perubahan kondisi Al selama ini.
"Al! apa kamu baik-baik saja?" dia segera menghampiri sisi kanannya.
"Maaf, sepertinya ini sudah mencapai batasku." balas Al, dia terduduk sambil memegang kepala bagian kirinya.
"Apa yang terjadi? wajahmu terlihat pucat." tanya Alexia dengan panik.
"Sepertinya mata kiri ku mulai lelah ... sekarang kepala bagian kiri ku juga mulai terasa sakit." balasnya, dia menyipitkan mata kiri karena menahan rasa sakit.
"Apa kamu di sana Alexia?" ucap Al menoleh sebelah kanannya.
Alexia terkejut mendengarnya, dia berada di depannya namun Al tidak mengetahuinya.
"Al ... apa mata kirimu tidak bisa melihat ku?" Alexia bertanya dengan rasa takut di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
10% Vision
RomanceAl menderita penyakit misterius yang menyebabkan penurunan fungsi penglihatannya secara drastis, hingga mata kanannya tidak bisa melihat lagi. Penyakit itu juga membuat dia dikucilkan oleh lingkungan sekitar, bahkan ejekan dari mereka tidak luput di...