12. Sedikit perhatian

43 12 2
                                    

"Punten goput." Sosok Zidane terlihat diambang pintu masuk rumah Keza, membuat Seana yang sedang duduk bersama Ghazi mengalihkan pandangannya kemudian melangkah ke arah Zidane.

"Ini bu bos, obat sama buburnya." Kata Zidane memberikan pesanan Seana tadi.

"Makasih zidane sorry ngerepotin." Ucap Seana.

"Santai, lagian gue juga lagi gak sibuk ko." Balasnya.

"Duduk dulu zid, gue mau kasih obat Keza dulu."

"Gue mau langsung pulang Na, ada urusan."

"Tadi katanya gak sibuk."

"Urgent heheh."

"Yaudah makasih sekali lagi Zidane, hati-hati."

"Iyaa. Kalau gitu gue cabut dulu titip salam buat Keza, cepet sehat." Seana mengangguk, setelahnya Zidane pergi meninggalkan Rumah Keza.

Saat Seana hendak menuju kamar Keza, langkahnya terhenti oleh suara Ghazi.

"Bawa apaan tuh?." Tanya Ghazi penasaran.

"Bang Ghazi kepo!" Jawab Seana kemudian melanjutkan langkahnya kembali.

"Yeuh bocah tengil." Gumam Ghazi lalu lanjut menonton sinetron kesayangannya.

...

Di dalam kamar Keza, Seana mengompres laki-laki itu dengan handuk kecil sekaligus air hangat agar dapat meredakan demam.

Keza yang diperlakukan seperti itu oleh Seana hanya diam dan menurut.

"Makan dulu ja abis itu minum obat." Ucap Seana lalu memberikan bubur yang dibeli oleh Zidane tadi pada Keza.

"Suapin Na." Pinta Keza.

"Manja." Balas Seana.

"Biarin, kan manjanya sama kamu." Mendengar ucapan Keza membuat Seana geli.

"Bisa-bisanya lo lagi sakit gini ngalus." Kemudian Seana menyuapi bubur pada Keza hingga habis.

"Minum obat abis itu lanjut tidur." Seana memberikan obat kepada Keza.

Laki-laki itu menuruti perintah Seana.

"Makasih Na." Ucap Keza tulus. Seana mengangguk. "Kalau gitu gue izin pulang."

"Gue anterin ya." Ucap Keza kemudian mendapatkan sentilan di dahinya.

"Gak usah bandel, gue udah minta mang jajang jemput."

Melihat laki-laki tampan itu sakit membuat Seana tidak ingin meninggalkannya, terlebih lagi bunda belum pulang.

"Kalau lo butuh sesuatu terus bunda belum pulang, minta tolong ke bang Ghazi aja ya." Ujar Seana lalu bersiap-siap untuk pulang.

"Temenin gue dulu sebentar Na." Pinta Keza namun di tolak perempuan itu.

"Udah malem ja, besok gue sekolah." Keza menatap Seana.

"Lo gak bawa hoodie?" Tanya Keza melihat perempuan itu hanya mengunakan kemeja. Seana menggeleng menjawab pertanyaan Keza.

"Ambil hoodie gue terus pake. Udah malem gini pasti dingin, gue gak mau lo masuk angin." Seana mengiyakan ucapan Keza, dirinya mengambil hoodie milik laki-laki itu lalu memakainya.

"Besok lo jangan sekolah dulu ja, nanti biar gue yang izin sama walas lo." Kata perempuan itu.

"Engga besok gua pergi sekolah sekalian jemput lo, lagian besok juga kayanya gue udah sehat lagi Na."

Dasar Keza keras kepala.

"No! lo harus istirahat dulu, balik sekolah gue ke sini lagi." Ucap Seana agar Keza menuruti perkataannya.

"Okee, tapi lo janji besok ke sini?"

"Iya Keza Abiandra."

"Yaudah hati-hati. Bilangin ke mang jajang, kata Keza bawa motornya jangan ngebut-ngebut pokonya harus mengantarkan calon istrinya Keza Abiandra selamat sampe rumah."

"Mata mu calon istri."

"Loh kan iyaa, emang lo ga mau nikah sama gue?."

"Gue maunya sama Juyeon."

"Okee gue kalah lagi."

"Hahaha sorry, kalau gitu gue pulang dulu." Keza mengangguk sebagai respon.

"Hati-hati."

....

See u next chapter

ABISATYA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang