Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh akhirnya Seana dan Rehan sampai di sebuah rumah yang nampak asing di pandang Seana.
Ia bingung sekaligus penasaran, untuk apa Rehan membawanya kemari dan juga..
mengapa mobil ayahnya ada di sini? apakah ini rumah Keza? jika iya, sekarang dirinya hanya bisa pasrah.
Rasa takut dan rasa bersalah sedang menyelimuti dirinya saat ini, ia harap semuanya akan baik-baik saja.
ah rasanya tidak mungkin jika akan baik-baik saja.
"Seana." Panggil Rehan membuat dirinya tersadar dari lamunannya itu.
"Rumah Keza?." Tanya gadis itu.
Rehan mengangguk. "Iya."
Memang benar dugaannya, dan sekarang sudah pasti ada ayahnya di dalam rumah tersebut.
"Ayo masuk." Ajak Rehan.
Seana sedikit kesal dengan Rehan, sepupunya ini memang tidak mengerti perasaannya atau bagaimana?! Harusnya tadi ia menghubungi Zalva.
Tapi jika ia menghubungi Zalva, dirinya tidak akan tau rumah Keza sekarang.
"Lo yakin mau ajak gue masuk?." Tanya Seana.
Untuk kedua kalinya Rehan mengangguk. " Iya, emang kenapa? kayanya ada orang tua lo juga di dalem."
Seana menatap laki-laki itu dengan tatapan tidak percaya, memang benar laki-laki di hadapannya sekarang tidak mengerti situasi sama sekali.
Rehan menarik lengan Seana mengajak gadis itu untuk mengikutinya, namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika Seana menahannya.
"Han.." Lirih Seana sambil menatap Rehan penuh harap.
"Gak usah takut, gue yakin semuanya bakal baik-baik aja Seana." Ujar Rehan menyakini sepupunya itu.
"Tapi Han gue beneran-"
Tanpa mendengarkan ucapan Seana, Rehan langsung saja menarik lengan Seana kembali, agar gadis itu mengikutinya masuk kedalam rumah Keza.
'Rehan sialan' Umpat Seana dalam hati.
...
"Saya benar-benar minta maaf sudah melakukan itu Riana. Saya sungguh menyesal. Saya benar-benar minta maaf, tolong maafkan saya."
"Kalian boleh marah dengan kami berdua, tapi tidak dengan Seana, dia tidak tau apa-apa. Kami benar-benar minta maaf."
Di ambang pintu Rumah tersebut Seana terdiam ketika melihat sang ayah sedang bersujud dihadapan wanita paruh baya yang sangat iya rindukan itu, Bunda Keza.
Tanpa disadari air mata yang ia tahan akhirnya terlepas. Dirinya menangis dan menghampiri sang ibu yang berada di samping ayahnya sambil menangis dan juga memohon maaf kepada bunda Keza.
Bunda, Ghazi dan juga Keza sedikit terkejut dengan kehadiran Seana dan Rehan.
"Mah.. Ayah.." Ucap Seana agar kedua orang tuanya menyadari keberadaannya.
Sang ayah langsung terbangun dari sujudnya ketika mendengar suara Seana.
Sementara sang ibunya langsung menyambut kehadirannya disana dan mengusap air mata yang membasahi pipi anak gadisnya itu.
"Bunda.. tolong maafkan keluarga kami." Ucap Seana memohon kepada bunda sambil menggenggam tangan milik bunda dari temannya itu.
Keza sedikit tidak percaya ketika melihat gadis yang sangat ia rindukan itu berada di hadapannya sekarang.
Gadis itu sedang menangis dihadapan sang bunda untuk meminta maaf atas kesalahan yang sudah diperbuat oleh sang kepala keluarga.
Kecewa? Tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABISATYA | END
Teen Fiction"Kalau gue bilang 'Gue cinta sama lo' gimana? apa lo percaya?" "Engga!" "Kenapa? apa karena kita temenan dari kecil mangkanya lo gak pernah mau terima perasaan gue, dengan alasan karena takut pertemanan ini hancur?" "Ja-" "Gue cinta lo Seana! gue e...