Sesampainya di rumah, Seana dikejutkan dengan kehadiran Zalva dan juga Rehan. Kedua kaka beradik itu tengah asik berbincang dengan orang tua Seana.
"Zalva, sejak kapan lo ada disini?" Tanya Seana, pasalnya ia baru melihat Zalva setelah pertemuan keluarga beberapa bulan yang lalu.
"Eum.. kapan ya.." Jawab Zalva pura-pura bingung.
"Rese banget lo." Seana mendekati Zalva dan memeluk gadis itu. "Gue kangen banget banget banget sama lo." Zalva membalas pelukan Seana.
"Gue juga kangen banget sama lo Na." Ucap Zalva.
"Lebay, udah kaya gak ketemu berabad-abad aja lo pada." Sindir Rehan.
"Maneh kalau iri bilang aja." Zalva menyahuti Rehan dengan logat sundanya.
"Apaan banget gue kangenin manusia ngeselin kaya lo gitu." Ucap Rehan berbohong, kalau tidak gengsi sudah ia katakan bahwa dirinya sangat merindukan sosok kembarannya yang begitu menyebalkan ini.
Rehan dan Zalva kembar tidak identik. Zalva lahir setelah Rehan beberapa menit.
"Oh gitu, yaudah gak jadi gue traktir." Mendengar perkataan Zalva membuat laki-laki itu melemparkan bantal sofa ke arah adiknya, namun bantal tersebut malah mengenai Seana yang berada disamping Zalva.
"Rehan sialan lo" Umpat Seana tak terima.
"Yaampun kalian ini, sudah besar tetep aja suka berantem." Ujar mamah Seana.
"Rehan yang mulai mom." Adu Zalva.
"Lo ngeselin." Balas Rehan tak mau kalah.
"Udah udah kenapa jadi berantem gini sih." Ayah Seana melerai pertengkaran kecil itu.
"Ngomong-ngomong, gimana keadaan Keza?" Tanya ayahnya.
"Keza gapapa kan Na?" Mamah Seana ikut bertanya. Sebelumnya, ia mengatakan kepada kedua orangtuanya akan pergi ke rumah Keza untuk mengecek keadaan laki-laki yang sedang sakit itu.
"Keza sempat demam tinggi, tapi tadi dia udah minum obat sama aku kompres juga." Jelas Seana.
"Loh Keza sakit?" Tanya Zalva kepada Seana yang dibalas dengan anggukan kepala.
"Udah kaya emaknya aja lo Na." Ujar Rehan.
"Simulasi jadi istri sekaligus ibu yang baik, Han." Kata ayah Seana.
"Apaan sih yah." Ucap Seana sedikit malu.
"Tadi mamah sempet nelpon bunda tapi ternyata dia lagi gak dirumah."
"Iya, bunda lagi sibuk di toko."
"Terus sekarang Keza dirumah sama siapa Na?" Tanya ayahnya.
"Bang Ghazi."
"Kirain ayah, kamu tinggalin dia sendirian."
"Seana mana tega om. Orang dia cinta setengah mampus gitu sama si Keza, cuma gengsinya aja terlalu tinggi." Tutur Rehan.
"Ayah setuju sama kamu han." Ucap ayah Seana menyetujui perkataan Rehan.
"Mamah juga setuju." Seana menatap ketiganya berganti. "Kalian pada kenapa sih."
"Jadi Seana, mau sampe kapan lo terjebak friendzone?" Tanya Zalva membuat Seana menatap jengah sepupunya itu.
"Emang harus banget ya pacaran?."
"Harus!" Respon semuanya.
"Selagi bisa merasakan bahagia satu sama lain, kenapa harus pacaran?" Mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Seana membuat keadaan merasa canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABISATYA | END
Teen Fiction"Kalau gue bilang 'Gue cinta sama lo' gimana? apa lo percaya?" "Engga!" "Kenapa? apa karena kita temenan dari kecil mangkanya lo gak pernah mau terima perasaan gue, dengan alasan karena takut pertemanan ini hancur?" "Ja-" "Gue cinta lo Seana! gue e...