31. Pacarku

45 5 1
                                    

"Hati-hati Ja, jangan ngebut-ngebut oke?" Pesan Seana kepada Keza yang sudah mengantarkan dirinya pulang ke rumah.

"Iya pacarku." Balas laki-laki tersebut membuat Seana tersipu malu.

"Apaan sih, emang kita udah pacaran?!"

"Emang belum ya?"

"BELUM."

"Kirain gue udah."

"Kapan bilang nya?" Tanya Seana.

"Bilang apa?" Tanya Keza menjahili gadis itu.

"Hah? apa sih.. cepet pulang deh sana! kasian bunda ditinggal sendirian di rumah."

"Orang bunda biasa kok gue tinggal sendiri, wle.."

"Cih, ngeselin."

"Biarin, yang penting lo cinta sama gue."

"Kapan gue bilang cinta sama lo?." Tanya Seana pura-pura lupa akan kejadian yang telah terjadi beberapa jam yang lalu.

"Gue pun lupa. Tapi intinya, maukah anda menjadi pacar saya? menjadi kekasih saya? menjadi belahan jiwa saya? menjadi ibu dari anak-anak saya kelak nanti?." Seana dibuat kaget oleh ucapan Keza yang terlalu berlebihan, membuat dirinya salting.

"Bagaimana tuan putri Seana? saya menunggu jawaban anda."

"Apa yang saya dapatkan jika menerima cinta mu, pangeran Keza Abiandra?"

"Ceilah pangeran, gua salting berat nih." Ujar Keza merusak suasana membuat Seana mendengus.

"Hahaha sorry, abisnya lo lucu banget Na."

"Apa sih! ngeselin tau gak!"

"Jadi gimana Seana? Apa lo mau jadi teman hidup yang selalu ada ketika gue butuh diri lo kapan pun itu? menjadi teman setia yang selalu menemani hari-hari gue di setiap waktu."

"Kalau gue bilang ga mau, gimana?"

"Itu hak lo sih." Balas Keza pasrah.

"Kalau gue nolak, pasti gue bakalan jadi orang yang paling menyesal di dunia ini. jadi.."

"Jadi?"

"GUE MAU KEZA!"

"..."

"Gue mau jadi teman hidup lo, gue mau jadi teman yang setia buat lo, gue mau jadi seseorang yang selalu menemani hari-hari lo." Ucap Seana sambil memeluk laki-laki itu dengan erat.

"Eh kok malah nangis?" Ucap Seana ketika menyadari bahwa laki-laki di pelukannya itu menangis.

"Gue ga nyangka aja, setelah penantian panjang akhirnya lo mau sama orang kaya gue." Ujar Keza yang sudah lepas dari pelukan tersebut.

Seana menghapus air mata Keza. "Maaf ya, selalu bikin lo nunggu." Ujarnya.

"Harusnya gue yang minta maaf selalu bikin lo repot." Ucap Keza.

"Harusnya gue yang minta maaf karena selalu bikin lo cape." Balas Seana.

"Gue gak pernah cape kalau sama lu Seana."

"Jangan pernah tinggalin gue lagi Ja."

"Gak janji."

"Harus janji."

Keza mengusap surai hitam milik Seana lalu mengecup kening gadis tersebut.

"Maaf karena gue selalu bikin lo kecewa." Ujar Seana lirih.

"Sekali lagi bilang maaf, gue cium bibir lo sekarang juga."

"Sembarang!"

"Hahaha bercanda, abisnya lo merasa bersalah mulu."

"Ya kan aku gak enak sama kamu."

"Apa? aku? kamu?"

"Ya.. kayanya lebih baik aku-kamu kan?" Ucap Seana kepada Keza. Laki-laki itu tersenyum tengil.

"Ah bisa aja kamu." Ucap Keza membuat Seana menatapnya dengan tatapan yang begitu aneh.

"Ko gue takut ya Ja sama lo." Ujar Seana membuat Keza mengumpat.

"Kampret, padahal lagi romantis lo malah bikin gue ngomong kasar kan."

"Ya abisnya lo begitu, kan gue jadi takut."

"Nanti juga kamu terbiasa kok bep." Ujar Keza.

"Astaga Keza, gue beneran ngeri.."

"Astaga Seana, gue pun ngeri.. kalau gitu gue izin pamit pulang ya say?" Pamit Keza.

"Iya pacarku, hati-hati dijalan."

"Ceilah, pacarku.."

"Hati-hati Ja, jangan ngebut-ngebut udah malem." Pesan Seana serius.

"Iya Seana, gue pamit."

Setelah itu Keza meninggalkan rumah Seana.

Malam yang cukup panjang dan begitu mengesankan.

...

See u next chapter!


ABISATYA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang