"Ayah! tolong kasih tau Seana kalau apa yang ayah bilang barusan itu bohong!."
"Na, maafin ayah." Lirih sang ayah.
Seketika atmosfer di ruang keluarga menjadi tegang.
"Kenapa ayah ngelakuin hal itu?!."
"AYAH TERPAKSA SEANA!." Bentak sang ayah membuat gadis itu terkejut begitu pula dengan sang istri yang berada di samping anak gadis satu-satunya itu.
Seana menangis dan sang ibu langsung memeluknya.
"Ayah ngelakuin hal itu terpaksa Seana, keluarga kita sedang dalam keadaan susah waktu itu!."
"Aku mau ayah jujur sama Keza dan keluarganya, sekaligus meminta maaf!"
Ayah Seana hanya bisa pasrah dan menghela nafas ketika mendengar ucapan anaknya, begitu pula dengan tatapan sang istri yang juga berharap agar dirinya cepat mengakui perbuatannya itu.
Seana sangat kecewa dengan sang ayah, ia sangat marah ketika ayahnya memberitahu sebuah fakta yang sangat-sangat mengejutkan.
Bagaimana tidak terkejut, ayahnya tiba-tiba saja berbicara mengenai sebuah kebohongan yang sudah dilakukan kepada keluarga Keza.
Sebuah kebohongan yang membuat keluarga Keza menjadi susah sementara keluarganya malah menikmati harta yang sudah ayah Keza titipkan kepada ayahnya untuk istri dan kedua anaknya sebelum menghembuskan nafas terakhir.
Ayahnya memang sahabat dekat dengan ayah Keza, saat itu ayah Keza mempercayai ayahnya untuk menitipkan sedikit tabungan yang ia punya agar diberikan kepada sang istri untuk masa depan anaknya, namun dengan gelap mata ayah Seana malah menggunakan tabungan tersebut untuk keperluan keluarganya sendiri, bahkan sang istri tidak mengetahui hal itu.
"Aku bakalan berusaha terus untuk cari alamat rumah Keza!."
"Untuk apa?" Tanya sang ayah membuat Seana jengkel.
"AYAH TANYA UNTUK APA?!." Tanpa sadar Seana menaikan nada ucapannya, sang ibu yang berada disampingnya mengusap bahu gadis itu agar sedikit lebih tenang.
Ia sudah tau pasti anaknya itu akan marah jika mendengar pengakuan ayahnya ini, karena dirinya pun sempat kecewa dengan sang suami.
"Gak perlu kamu cari, ayah udah tau dimana mereka tinggal sekarang."
Mendengar hal itu Seana langsung menatap sang ayah penuh lekat ."Kalau gitu sekarang yah. Aku mau ayah minta maaf dengan keluarga mereka sekarang juga, dan kembalikan apa yang seharusnya milik mereka."
Setelahnya sang Ayah meninggalkan dirinya dan sang ibu di ruang keluarga.
"Maaf yah kalau Seana egois." Gumam gadis itu.
"Mamah mau susul ayah, kamu tenangkan dirimu dulu ya Na." Ucap sang ibu dan pergi meninggalkan Seana.
Gadis itu memejamkan matanya dan menghela nafas berat kemudian menghubungi sang sepupu bernama Rahan.
"Ada apa Na?."
"Han.. tolong gue.." Tiba-tiba saja Seana malah terisak dan menangis kembali.
"LO KENAPA?." Terdengar suara Rehan cukup panik di sebrang sana.
"Ayah Han, Ayah.." Seana tak kuat untuk melanjutkan ucapannya.
"Ayah lo kenapa?!"
Seana diam tak menjawab pertanyaan sepupunya itu, membuat Rehan panik ketika hanya mendengar suara isakan Seana.
"Kasih tau gue sekarang lo dimana!."
"Rumah."
Setelah itu telpon di matikan sepihak oleh Rehan dan Seana masih saja menangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
ABISATYA | END
Teen Fiction"Kalau gue bilang 'Gue cinta sama lo' gimana? apa lo percaya?" "Engga!" "Kenapa? apa karena kita temenan dari kecil mangkanya lo gak pernah mau terima perasaan gue, dengan alasan karena takut pertemanan ini hancur?" "Ja-" "Gue cinta lo Seana! gue e...