19. Tikungan menikung

36 6 1
                                    

Keza POV

Kebiasaan gue di pelajaran mtk tetep gak berubah, gue selalu ngantuk. Berkali-kali gue berusaha buat gak tidur dan fokus kedepan dimana ada bu ria selaku guru mtk gue di sekolah yang lagi ngejelasin materi.

Saking gak kuatnya gue nahan rasa ngantuk ini tanpa sadar gue malah ketiduran dan berkahir kena ceramah bu ria.

Sekarang udah waktunya istirahat dan si Rehan ngajak gue ke kantin, berhubung gue lagi males jadi gue tolak ajakan dia. Gue lebih milih lanjutin tidur gue yang keganggu tadi.

Gue jalan kebelakang sambil bawa bantal yang gue pinjem dari Ciara temen kelas gue. Dibelakang tersedia karpet yang sengaja ditaro buat tidur kalau lagi jamkos. Gue taro bantal dan tidur di karpet itu.

Tanpa gue sadar ternyata gue tidur sampe jam pelajaran terakhir, si Rehan bangunin gue dan ngasih tau kalau untungnya hari ini lumayan banyak jamkos jadilah gue gak kena hukuman atau ceramah lagi.

Gue bangun dan balikin bantal punya Ciara dan gak lupa bilang makasih, setelah itu gue dan yang lain siap-siap buat pulang dan nunggu bel bunyi.

Gak lama dari itu yang di tunggu-tunggu akhirnya datang, bel pulang bunyi. Gue dan yang lain langsung berhamburan keluar kelas, didepan kelas ternyata udah ada Seana.

"Baru bangun tidur ya?." Gue yang baru dateng langsung ditanya sama Seana.

Gue nganguk. "Abisnya gue ngantuk banget, gak kuat kalau ditahan." Abis itu dia narik tangan gue dan jalan ke arah keran air yang ada didepan kelas ips 5.

"Cuci muka dulu ja." Suruh dia dan gue nurut.

Abis cuci muka gue dan Seana balik ke arah kelas gue dan disana udah ada Zidane, Zalva, Rehan dan Nafisa.

"Dari mana?." Tanya Zalva.

"Cuci muka." Jawab gue.

"Kita langsung ke rumah sakit kan?." Tanya Nafisa. Gue, Seana dan Zidane nganguk kompak.

"Nanti gue sama Zalva nyusul." Kata Rehan bikin Zidane penasaran seakan-akan nanya 'mau kemana lo berdua?'

"Oke, kalau gitu lo naik bareng Zidane ya naf." Ucap Seana ke Nafisa.

"Gue bareng bang Farel Na, dia udah nunggu di depan sekolah sekarang." Tiba-tiba aja Nafisa ngasih tau kalau Abang dari Kenzo alias Tejo udah ada di depan sekolah, gue dan yang lain bingung sekaligus kaget.

"Lah bang Farel? lo kenapa gak bilang dari tadi kalau dia nungguin kita."

"Sorry, tadi gue lupa bilang sama kalian kalau mbak Anjani minta gue buat ke rumah sakit bareng bang Farel."

"Yaudah dari pada bikin bang Farel nunggu lama mending kita cus berangkat."

Abis itu gue dan yang lain langsung otw ke rumah sakit, sampe di sana udah ada mbak Anjani yang nyambut kedatangan kita.

"Gimana keadaan Kenzo mbak?." Tanya Nafisa.

"Alhamdulillah tadi pagi Kenzo udah sadar tapi sekarang orangnya lagi tidur." Jawab mbak Anjani.

"Kita boleh masuk?." Tanya si Zidane.

"Boleh Zid tapi gak boleh rame-rame, ganti-gantian ya."

"Kalau gitu aku izin masuk ya mbak." Izin Nafisa dan mbak Anjani mempersilahkan dia masuk diikuti oleh Zidane.

"Kalian berdua udah makan?." Tanya mbak Anjani ke gue dan Seana. Dengan kompak gue dan Seana menggelengkan kepala menjawab pertanyaan dari mbak Anjani.

"Belum mbak."

"Kebetulan mbak juga belum makan, kita makan di kantin yu." Mbak Anjani ajak kita berdua makan di kantin rumah sakit tapi gue dan Seana menolak secara halus.

"Makasih mbak tapi kayanya kita mau makan dirumah aja nanti." Kata gue.

"Yaudah kalau gitu mbak pergi ke kantin dulu ya, mbak nitip Kenzo sama kalian dulu sebentar." Kita berdua mengacungkan jempol sebagai jawaban.

"Siap mbak, aman pokoknya." Kata Seana.

"Oh iya dari tadi mbak gak liat Farel, dia kemana ya? bukannya tadi Nafisa bareng Farel ke sini?." Tanya mbak Anjani.

"Bang Farel tadi bilang mau ke toilet dulu mbak." Jawab Seana.

"Oh gitu.. yaudah kalau ada dia tolong kasih tau ya kalau mbak ke kantin dulu."

"Iya mbak siap." Abis itu mbak Anjani pergi ninggalin kita berdua.

Gue dan Seana duduk didepan ruang inap Kenzo dan gak lama dari itu bang Farel datang.

"Lo berdua gak masuk?." Bang Farel nanya ke gue dan Seana abis itu langsung di jawab sama Seana.

"Nanti kita masuk bang." Denger jawaban Seana, bang Farel cuma ngangguk-ngangguk doang.

"Anjani kemana?." Tanyanya lagi.

"Kantin." Jawab gue singkat dan abis itu bang Farel duduk disamping Seana sambil mainin hp yang tadi dia ambil dari kantong hoodienya.

Dan gak lama dari itu bang Farel nanya lagi.

"Lo berdua pacaran?." Denger pertanyaan dari bang Farel gue dan Seana saling tatap dan dia senyum mencurigakan gitu.

"Iya kita berdua pacaran." Jawaban yang Seana kasih bener-bener diluar dugaan dan gue langsung genggam tangan dia.

"Emang kenapa bang?." Tanya gue kepo.

"Gapapa." Jawab bang Farel sambil natap tangan gue yang lagi pegang tangannya Seana.

"Lo naksir Keza ya bang?!." Denger ucapan Seana gue langsung lepas tangan dia abis itu gue langsung beranjak dari duduk.

"Anjir yang bener aja lo kalau ngomong." Gue langsung sewot denger ucapan Seana dan sialnya dia cuma cengengesan doang.

"Kalau gue beneran naksir lo gimana?." Gue makin misuh pas bang Farel bilang gitu.

"Sama Zidane aja noh, gue udah punya Seana. Iya kan Na?." Kata gue.

"Emang lo anggap gue apa?." Denger ucapan Seana gue langsung jawab cepet atas pertanyaan dia.

"Masa depan gue!."

"Pfttt.. HAHAHAHA..." Seketika gue langsung ngelirik bang Farel yang sekarang lagi ketawa ngakak.

"Hahahaha sorry sorry.. abisnya lo berdua lucu banget sumpah hahahaha."

"Apanya yang lucu?!." Tanya gue sedikit sewot.

"Temen lo yang namanya Nafisa lucu." Gue dan Seana saling tatapan pas denger jawaban dari bang Farel.

"Gebetan adek lo itu bang, jangan sampe lo ambil." Kata Seana kasih tau.

"Masih gebetan belum jadi pacar apa lagi jadi istri." Katanya yang bikin gue melongo.

"Gue juga bisa aja rebut Seana dari lo, dan gue yakin Seana juga mau sama gue. Iya kan Na?." Lanjutnya bikin gue pengen nonjok muka dia.

Emang bener-bener nih manusia satu.

...

See u next chapter

ABISATYA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang