25. Mengakui

24 4 1
                                    

"Halo ganteng." Sapa Rehan kepada Revan sambil mengusap bahu laki-laki itu.

Nafisa sedikit terkejut ketika melihat kedatangan mereka berdua namun dirinya berusaha untuk biasa saja.

"Siapa lo pegang-pegang gue!" Ucap Revan risih.

"Santai bro." Ujar Rehan kemudian duduk dihadapan Nafisa diikuti oleh Keza yang duduk dihadapan Revan.

"Isinya apaan tuh." Tanya Rehan kepo ketika matanya tak sengaja tertuju pada sebuah kotak berukuran sedang.

"Kepo banget lo jadi orang." Jawab Nafisa.

"Yee gue nanya." Balas Rehan tak mau kalah.

Sementara Keza di tempat duduknya terus saja memperhatikan Revan secara intens, entah apa yang laki-laki itu pikiran.

"Lo juga Keza! Ngapain liatin Revan begitu? Naksir lo?." Keza mendengus ketika mendengar ucapan Nafisa dan mengabaikan perkataan perempuan tersebut.

"Lo kenal Manda kan?" Tanya Keza kepada Revan.

"Manda?."

"Amanda Dyandra."

Revan terdiam ketika mendengar nama itu, ada hubungan apa laki-laki disampingnya ini dengan Manda, pikirnya.

"Dia mantan gue, ada hubungan apa lo sama dia?." Tanya Revan serius.

"Langsung ke intinya Ja, lama bener lo." Seru Rehan tak sabaran membuat Nafisa sedikit tidak tenang, karena dirinya tau apa yang akan dibahas oleh Keza dan dirinya belum menyampaikan apa yang akan ia bicarakan dengan Revan sesuai perkataannya semalam di telpon.

"Gue harap lo akui perbuatan yang udah lo lakuin sama dia." Ujar Keza kepada laki-laki dihadapannya.

Mendengar perkataan Keza, laki-laki itu mendengus. " Jadi lo cowok yang dimaksud cewek itu?." Ucap Revan membuat Keza bingung.

"Maksud lo apaan berengsek?!." Bukan Keza yang mengeluarkan ucapan tersebut, melainkan Rehan.

"Sejauh ini, bukti apa yang udah kalian dapet?." Tanya Revan santai.

Ketika Keza hendak menjawab pertanyaan Revan, tiba-tiba seorang pelayan cafe datang untuk mengantarkan pesanan Revan dan Nafisa, membuat Keza menahan ucapannya.

"Terimakasih." Ucap Nafisa kepada pelayan tersebut, setelahnya pelayan itu pergi dari sana.

"..."

"Beberapa hari yang lalu temen deketnya Manda datang ke gue, namanya Karina lo sendiri pasti kenal." Ujar Keza kemudian melanjutkan ucapannya.

"Karina datang ke gue dan bilang mau bantu gue buat lepas dari tuduhan ini, karena dia tau siapa pelaku yang sebenarnya."

"Terus apa yang lo dapet dari dia?"

"Karina kasih liat gue isi chatan dia sama Manda, yang isinya Manda bilang kalau dia bakal ketemu sama cowo yang namanya Revan, dan pergi buat cek kandungan. Manda juga sebut Revan itu ayah dari anak yang dia kandung, dan kejadian itu sebelum dia minta pertanggung jawaban gue!." Ucap Keza sedikit emosi.

"Dan lo percaya sama isi chat itu?."

"Bro. Gue, Keza dan Karina langsung pergi ke rumah sakit yang Manda tuju cuma buat mastiin semuanya, dan ternyata bener. Revan yang Manda maksud adalah Revan yang Karina kenal juga, dan itu lo berengsek. Gue juga punya rekaman cctv waktu lo dan Manda masuk ke ruang kandungan di rumah sakit itu, mau liat?." Ucap Rehan mewakili Keza untuk melanjutkannya.

"Gak perlu, karena gue emang ayah dari anak yang lagi Manda kandung." Ucap laki-laki itu santai membuat Nafisa sangat terkejut.

"Revan?.."

"Sorry kak, tapi itu kenyataan nya." 

"Gue gak nyangka, ternyata Revan yang dimaksud itu adalah orang terdekat temen gue sendiri." Ucap Rehan sambil menatap Nafisa.

Nafisa yang sedari tadi diam membuka suara."Kenapa lo lepas tangung jawab?!." Tanya perempuan itu kepada Revan.

"Bukan gue gak mau tanggung jawab, tapi orang tua Manda yang minta buat gue jauhi anaknya!." Ucap laki-laki itu frustasi membuat semuanya bingung atas jawaban tersebut.

"Wah gak beres.." Gumam Rehan.

"Lo harus bantu Keza lepas dari tuduhan ini!." Ucap Nafisa kepada Revan, laki-laki itu mengangguk pelan.

"Gue punya bukti buat lo lepas dari Manda." Ucap Revan membuat semuanya penasaran.

"..."

"Gue punya rekaman suara percakapan antara gue dan ayahnya Manda waktu itu, dan juga uang yang dia kasih masih gue simpen."

"Gilak, lo disuap dong?." Tanya Rehan.

"Ya, bisa dibilang gitu."

"Gue gak ngerti, kenapa Keza yang harus bertanggung jawab?."

"Karina pasti tau." Ujar Revan lagi-lagi membuat semuanya penasaran.

"Besok gue bisa bantu lo buat ketemu keluarga Manda." Ucap Revan kemudian melirik Nafisa. " Lo harus ikut kak, gue bawa ayah sama bunda, gue takut ayah abisin gue." Katanya membuat Nafisa memukul tangan laki-laki itu.

"Emang lo pantes buat di abisin." Jawab Nafisa kesal.

"Cemen betul." Sindir Rehan membuat Revan meliriknya malas.

"Mereka ini temen lo kak?." Tanya Revan kepada Nafisa.

Perempuan itu mengangguk. "Iyaa, kenapa?."

"Orang yang didepan lo rese banget anjing." Umatnya kesal.

"Eh brengsek, lo yang lebih rese. Nyusahin orang aja lo, ya kan Ja?." Ucap Rehan dan laki-laki bernama Keza itu mengangguk pelan.

"Tuh kan..."

"Sorry untuk itu." Ucap Revan merasa bersalah.

"Mata lo sorry." Sinis Rehan.

"Mata gue dua." Ucap Revan tak mau kalah.

"Bacot, awas aja lo besok ngilang, gue bakalan pasang foto muka lo di sepanjang jalan tol Jagorawi." Ujar Rehan.

"Orang gilak."

...

See u next chapter »

ABISATYA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang