32. Kekecewaan Rehan dan Zalva

32 4 0
                                    

Pagi-pagi buta Zalva sudah berada di rumah Seana dengan wajah sedih. Gadis itu menerobos masuk kedalam kamar Seana.

"Na.. bangun!" Zalva membangunkan Seana dengan pelan.

Seana yang merasa tidurnya terganggu terbangun dan sedikit terkejut melihat Zalva dengan wajah sedihnya itu.

"Zalva.." Terdengar suara paruh yang dikeluarkan oleh Seana, gadis itu bangun dari tidurnya dan duduk. "Lo ngapain disini? Ko keliatan sedih gitu. Ada apa?" Tanya Seana.

"Rehan.." Katanya dengan lirih.

"Kenapa sama Rehan?"

"Ayah pukul Rehan Na, mereka berantem semalem." Suara Zalva sedikit bergetar kemudian gadis itu menangis membuat Seana sedikit panik.

"Gimana ceritanya, ko bisa? Perasaan semalam Rehan sama gue di rumah Keza." Ujar Seana.

"Ayah selingkuh dan Rehan yang memergoki langsung setelah dia pulang dari rumah Keza." Jelas Zalva. Seana langsung memeluk gadis itu, isak tangis yang terdengar pilu memenuhi kamar Seana.

"Setelah berantem sama Ayah, Rehan pergi dari rumah dan dia ga pulang semalem."

Seana melepas pelukannya."Rehan gak pulang?" Tanya Seana, Zalva mengganguk pelan.

"Terus gimana sama bunda, lo?."

"Bunda masih di bandung, Bunda gak tau kalau ayah selingkuh." Seana mengusap wajahnya dengan kasar. "Bunda lo gak tau?" Tanya Seana sedikit tidak percaya.

"Bunda gak tau. Bahkan sebelum gue mau ke rumah lo bunda masih nanya gimana kabar ayah selama 5 hari di sini."

"5 hari? maksudnya gimana."

"Ternyata ayah udah pulang dari bandung sekitar 5 hari yang lalu, tapi ayah gak pulang ke rumah."

"Wah parah.. terus ayah lo sekarang dimana?" Mendengar perkataan Seana, Zalva menggelengkan kepalanya."Gue gak tau, sekitar jam 3 malam ayah pergi gak tau kemana."

"Lo kenal sama selingkuhannya itu?" Zalva mengganguk sebagai bentuk jawaban.

"Siapa?"

"Tante Arsya." Seana terdiam sejenak ketika mendengar nama tersebut, dirinya tidak asing dengan nama itu.

"Bentar-bentar... maksud lo tantenya Keza?"

Zalva mengganguk. Rasanya seperti disambar petir di siang bolong, jujur Seana benar-benar tidak percaya.

"Va.. lo serius?"

"Rehan yang liat semuanya."

"..."

"Gue kecewa sama ayah Na."

...

"Argh!! Brengsek." Teriakan tersebut menggema di kamar Kenzo. Siapa lagi kalau bukan Rehan pelakunya.

Siapa yang tidak marah dan kecewa ketika melihat ayah sendiri bermesraan dengan wanita yang bukan ibunya? terlebih lagi ia sangat mengenali wanita tersebut.

"Han, gue tau lo kecewa tapi lo juga perlu istirahat." Ucap Kenzo dengan perihatin. Keadaan Rehan sangat kacau saat ini.

"Gimana perasaan bunda gue kalau tau suaminya selingkuh Jo?" Tanya Rehan dengan wajah yang cukup sendu.

"Bunda lo pasti kecewa. Maka dari itu lo harus bisa jadi orang yang buat bunda lo kuat dan gak berlarut-larut dalam kekecewaan."

"Gue gak habis pikir sama ayah gue Jo, durhaka gak sih kalau gue bilang dia gila?" Ujar Rehan sambil terkekeh pelan.

"Mending sekarang lo istirahat dulu. Baru abis tuh lanjut dah misuh-misuhin orang yang kata lo brengsek itu." Ucap Kenzo untuk kesekian kalinya.

"Kenapa harus tantenya Keza? kaya gak ada perempuan lain aja Brengsek." Rehan tak menanggapi ucapan Kenzo, dirinya terlalu larut dalam kekecewaan dan kesedihan yang dialami.

"Namanya juga demen Han." Celetuk Zidane yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Mendengar perkataan yang diucapkan Zidane sontak saja membuat Kenzo melempar bantal kearah laki-laki tersebut. Rehan yang sedari tadi terlentang diatas kasur Kenzo terbangun.

"Bangke lo Zid." Sembur Kenzo.

"Menurut lo Zid, apa hukum terbesar buat orang yang selingkuh?" Tanya Rehan serius.

Zidane cukup semangat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Rehan. "Nih denger ya, gue disini sebagai manusia yang pernah di selingkuhi. Kalau menurut gue hukum terbesar itu bikin dia nyesel atas apa yang udah dia perbuat." Ucap Zidane.

"Dengan cara?"

"Jauhiin orang itu dan hidup bahagia tanpa dia."

"Tapi Zalva gak bisa jauh dari.." Perkataan Rehan langsung dipotong oleh Zidane.

"Dari bapak lo yang selingkuh itu?"

"Woi Zid!" Tegur Kenzo.

Rehan menghela nafas dengan kasar kemudian beranjak dari kasur. "Gue balik bro." Pamit Rehan tidak semangat.

"Gue anter dah, takut lo kenapa-kenapa di jalan, kan ga lucu kalo kecelakaan." Tawar Zidane.

"Gue bisa sendiri, lagian gua gak sekacau itu kali" Tolak Rehan.

"Gak usah nolak lo, mendingan balik bareng Zidane aja udah."

"Gue bisa sendiri, lagian juga gua mau mampir ke rumah Keza dulu." Ujar Rehan.

"Lah mau ngapain?" Tanya Zidane bingung.

"Mau ngasih tau kalau tantenya rebut suami bunda gue sama Zalva."

"Anjing lah! kalau gitu gua ikut." Ujar Kenzo dengan excited.

"Kenzo bangsat! gue juga mau ikut lah. Seru kayanya bikin hura hara di pagi hari." Timpal Zidane.

Rehan menatap keduanya dengan malas.

"Tapi beli nasi uduk teh Eneng dulu yak, laper nih belum sarapan. Kan gak lucu kalau perut keroncong." Adu Zidane.

"Terserah lo deh." Kata Rehan pasrah.

"Kuy lah otw." Ajak Kenzo dan Rehan berjalan lebih dulu.

"Bangsat tungguin kenapa sih, gue masih koloran nih." Teriak Zidane ketika melihat keduanya sudah berjalan keluar kamar.

"Bacot mulu sih." Balas Kenzo di ambang pintu.

...

See u next chapter!

ABISATYA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang