"Dokter bilang kalau Kenzo... sekarang udah baik-baik aja, dia udah lewatin masa kritisnya." Mendengar ucapan Anjani, Nafisa menghela nafas lega.
"Kita udah boleh jenguk mbak?." Tanya Keza.
"Belum, nanti setelah dipindahkan ke ruang inap baru boleh ja." Jelas Anjani, semuanya mengangguk mengerti.
"Mbak bakalan nemenin Kenzo disini. Kalian pulang dulu ya istirahat, nanti kalau Kenzo udah sadar mbak kabarin, okee?."
"Gapapa mbak ditinggal sendiri?".
"Gapapa Zidane."
"Kalau gitu kita semua pamit ya mbak." Ucap Seana izin untuk pulang, Anjani mengangguk sebagai jawaban.
"Buat Nafisa, kamu tunggu di sini sebentar ya? Mbak udah chat abangnya Kenzo buat anterin kamu pulang." Ucap Anjani pada Nafisa membuat gadis itu kebingungan.
"Aku bisa pulang sendiri ko mbak, nanti pesen ojek online." Tolak Nafisa halus.
"Mbak ga nerima penolakan. Lagian ini udah malem mbak takut kamu kenapa-kenapa, lebih aman kalau pulang bareng abangnya Kenzo." Final Anjani. Nafisa hanya mengangguk pasrah.
"Kalian semua hati-hati" Ucap Anjani pada mereka.
"Iyaa mbak." Balas Keza.
Dan akhirnya mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit. Selagi menunggu abang dari Kenzo datang, Anjani mengajak Nafisa untuk pergi ke kantin rumah sakit.
"Kamu mau temenin mbak makan ga?" Tanya Anjani pada gadis disampingnya itu.
Nafisa menatap Anjani lalu mengangguk sebagai bentuk jawaban."Boleh mbak." Keduanya pergi menuju kantin rumah sakit.
Sesampainya disana Anjani langsung memesan makanan.
"Kalau kamu mau pesan apa?" Tanyanya pada Nafisa. Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Aku engga deh mbak."
"Mbak yang bayarin, jangan malu-malu begitu." Ucap Anjani supaya Nafisa tidak canggung kepadanya.
"Beneran mbak gausah, aku makan di rumah aja nanti." Jawab Nafisa halus.
"Eum.. yaudah deh kalau gitu temenin mbak makan ya?"
"Iyaa mbak."
....
"Gue titip Zalva, anterin dia pulang sampe rumah dengan selamat" Pesan Keza kepada teman kampretnya itu alias Zidane.
Laki-laki itu mengangguk walaupun sebenarnya dia belum tau dimana rumah gadis yang akan antarkan pulang ini.
"Awas lo kalau macem-macem." Ucap Seana dengan mata sinis seolah-olah mengancam.
"Iwis li kili micim micim." Ledek Zidane kemudian mendapat hadiah pukulan dari Keza. "Gak usah ngeledek, ada apa-apa sama Zalva abis beneran lo ditangan Rehan." Ucap Keza.
"Cih, Rehan siapanya dia sih." Tanya Zidane melirik Zalva.
Gadis itu menatap Zidane." Gue pulang naik ojek online aja deh, gapapa." Ucap Zalva.
"Lo gak mau balik sama gue?" Tanya Zidane.
"Engga bukan gitu."
"Terus apa?"
"Ja, kayanya mending kita balik duluan deh. Nih dua manusia ribet bener perkara mau balik doang." Ucap Seana jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABISATYA | END
Ficção Adolescente"Kalau gue bilang 'Gue cinta sama lo' gimana? apa lo percaya?" "Engga!" "Kenapa? apa karena kita temenan dari kecil mangkanya lo gak pernah mau terima perasaan gue, dengan alasan karena takut pertemanan ini hancur?" "Ja-" "Gue cinta lo Seana! gue e...