21. Rahasia?

38 7 3
                                        

Setelah hari dimana Seana dan yang lain menjenguk Kenzo dan mendapatkan pesan terakhir dari Keza kini semuanya benar-benar berubah.

Pesan terakhir dari Keza yang mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja dan tidak perlu khawatir malah membuat perempuan itu sangat-sangat khawatir.

Sudah beberapa bulan berlalu hingga kini ujian kelulusan sekolah tiba dan sosok Keza Abiandra benar-benar tak terlihat dari pandangannya sedikit pun.

Tanpa kabar tiba-tiba saja laki-laki itu pergi dari hidupnya dan kini meninggalkan rasa kecewa. Sudah kesekian kalinya Seana berusaha untuk menghubungi Keza dan keluarganya namun semua itu hanya sia-sia.

Mereka seperti hilang ditelan bumi tanpa kabar sedikitpun.

Keadaan Kenzo kini sudah membaik seperti semula. Waktu berjalan begitu cepat dan rasa sedih sekaligus kecewa ini terus ia rasakan.

Ia sangat merindukan sosok laki-laki tengil itu.

"Na! Jangan bengong bentar lagi ujiannya dimulai." Tegur teman satu ruangan nya bernama Gavin. Seana mengangguk singkat sebagai bentuk jawaban.

Saat ujian dimulai ia langsung fokus mengerjakan soal-soal yang diberikan.

Hingga hari terakhir ujian kelulusan sekolah ia sangat-sangat tidak percaya jika laki-laki bernama Keza benar-benar tidak ada disini untuk lulus bersama-sama.

Padahal dia pernah berjanji akan lulus bersama dan bisa foto berdua sambil memegang buket bunga, meskipun hal tersebut adalah hal yang bisa dilakukan kapanpun, namun laki-laki bernama Keza itu sudah berjanji akan foto bersama saat hari kelulusan itu tiba.

"Ja, gue kangen." Katanya dalam hati.

"Seana nanti malem lo ikut kita kumpul merayakan selesainya ujian kelulusan kan?." Tanya Nafisa.

Hubungan Kenzo dan Nafisa kini menjadi sangat rumit, perkataan Farel saat itu di rumah sakit benar-benar terjadi.

Laki-laki itu malah naksir gebetan dari sang adik, membuat Kenzo benar-benar tidak percaya kepada abangnya sendiri.

"Gue gak tau Naf, emang tempatnya dimana?." Tanya dirinya, sejujurnya ia tidak terlalu tertarik untuk mengikuti hal semacam ini.

"Di cafe cigar’e." Seana baru pertama kali mendengar nama cafe tersebut.

"Cafe baru?."

"Bukan, itu cafe lama cuma emang gak seterkenal cafe cafe yang lain." Jelas Nafisa dan Seana menganguk paham.

"Ikut deh, kalau gitu gue balik duluan ya naf." Pamit Seana dan meninggalkan Nafisa di kantin sekolah.

Saat ini disekolah sudah tidak ada pembelajaran lagi untuk kelas 12 jadilah Seana memutuskan untuk pulang saja, masa bodo jika kena hukuman, tolong jangan ditiru ya teman-teman.

Disaat dirinya sedang menunggu ojek online tiba-tiba saja Rehan datang menghampirinya.

"Cabut lo?." Tanyanya dan dibalas anggukan kepala oleh Seana.

"Kenapa?." Tanya Rehan kepo.

"Ngantuk gue."

"Zalva dimana?."

"Tadi dibawa sama si Zidane, gue gak tau dibawa kemana."

"Awas ya lo kardus rombengan." Umpatnya entah pada siapa, mungkin bisa jadi kepada Zidane.

"Udah ya gua duluan tuh mamang ojol udah datang, bye." Pamit Seana.

"Hati-hati dijalan lo." Pesan Rehan dan Seana mengacungkan ibu jarinya.

....

Sesampainya di rumah ia terkejut melihat keadaan rumah yang sudah seperti kapal pecah. Seana mencari keberadaan ke dua orang tuanya karena hari ini mereka sedang cuti bekerja.

"MAH, YAH!." Panggil Seana dengan suara lantangnya.

"SEANA PULANG!." untuk kedua kalinya ia tak mendengar balasan apapun dan ia memilih untuk pergi ke dalam kamar.

Di dalam kamar ia langsung merebahkan tubuhnya dan tertidur pulas hingga malam hari tiba.

Saat terbangun Seana langsung menuju ke arah dapur untuk mengambil air minum tapi langkahnya terhenti ketika tak sengaja mendengar percakapan kedua orang tuanya.

"Kamu beneran gak mau jujur aja mas? apa kamu gak kasian sama Riana dan ke dua anaknya?."

Mendengar nama bunda dari Keza disebut membuat dirinya penasaran dan berkahir menguping percakapan kedua orang tuanya.

"Kamu selalu pura-pura baik sama mereka! aku gak tegak liat Riana menderita kaya gini!."

"AKU GAK PURA-PURA BAIK SAMA MEREKA!."

"MAU SAMPE KAPAN KAMU NUTUPIN SEMUA INI MAS?!."

pyaar..

Tak sengaja Seana malah menyenggol gelas yang berada di dekat lemari tempat persembunyian tadi.

Mendengar suara barang pecah sontak saja membuat keduanya menghampiri suara tadi.

"Ya ampun Seana kamu ngapain mecahin gelas gitu." Ujar mamah Seana ketika melihat anak perempuannya itu sedang membersihkan apa yang sudah dirinya lakukan tanpa sengaja.

"Aku masih ngantuk mah dan ga sengaja malah jatuhin gelas ini." Katanya sedikit bohong.

"Udah biar bi iyam aja yang bersihin, tadi Zalva telpon ayah katanya kamu ada acara sama teman-teman mu, sekarang kenapa belum rapih-rapih?." Astaga dirinya hampir saja melupakan acara tersebut.

"Tanggung yah bentar lagi juga bersih."

"Yaudah hati-hati."

"Makasih udah ngingetin acara tadi, kalau ayah gak ngomong mungkin aku lupa."

"Dasar kamu masih muda udah pikun begitu."

"Apa sih Mah, aku gak pikun tau!."

"Iyaa sayang iyaa.. dah sana cepet rapih-rapih."

"Iyaa mah"

...

See u next chapter

ABISATYA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang