Nafisa menunggu Seana didepan cafe dan terlihat sangat ramai ketika ia memasuki cafe itu.
"Lo udah sering ke sini?." Tanyanya pada Nafisa.
"Engga, ini first time." Seana menganguk kecil.
"Gue baru sadar kalau Zalva belum datang." Ujar Seana.
"Biasalah bareng pacar kesayangannya itu." Cibir Zidane.
Hingga saat ini Zidane masih belum tau jika Zalva dan Rehan adalah kaka beradik, yang dia tau keduanya adalah sepupu yang saling menjalin hubungan, pasalnya Rehan selalu berada disini perempuan manis itu, bahkan Zidane pernah merencanakan untuk menikung sahabatnya itu.
"Jeles lo bro?."
"Bacot Kenzo." Umpat Zidane kepada teman kampretnya itu.
"Oh yah lo semua mau pesen apa?." Tanya Nafisa.
"Anggur biru ada?." Tanya Zidane random.
"Nanti gue tanyain oke!."
"Goblok."
Mengenai bagaimana perasaan Zidane, Kenzo dan Rehan saat ini, bohong jika mereka tidak peduli dan tidak merindukan sosok laki-laki bernama Keza.
Mereka hanya berpura-pura seakan-akan tidak terjadi hal apapun, walaupun sebenernya mereka sangat sedih ditinggalkan oleh sang sahabat. Mereka sudah tau jika Keza pindah rumah karena diberitahu oleh bang Mahen dan mereka paham mengenai bagaimana kondisi Keza saat ini.
"Gue pesen apa aja deh yang penting bisa dimakan." Ucap Seana.
"Gue juga."
"Yeuh ikut-ikutan bocah."
"Yaudah kalau gitu gue pesenin dulu oke."
Semuanya menganguk mendengar ucapan Nafisa dan tak lama dari itu Zalva dan Rehan datang.
"Waduh dari mana aja bos?." Tanya Zidane sedikit songong.
"Kepo lo." Jawab Rehan dengan nada tengil.
"Permisi guys pesanan datang." Nafisa datang bersama salah satu pelayan yang tak asing dimana Seana.
"Bang Ghazi?!." Panggil Seana.
Laki-laki itu menoleh ke arah sumber suara.
"Lo beneran bang Ghazi kan?." Tanya Seana memastikan. Laki-laki yang disebut Ghazi itu sibuk dengan pekerjaannya dan setelah selesai menaruh pesanan mereka, laki-laki itu langsung pergi begitu saja.
"GILAK?! lo semua liat kan! itu beneran bang Ghazi kan?" Ujar Seana tidak percaya. Mereka semua hanya diam tak merespon apapun.
"Ko lo semua diem sih?."
"Ah itu gue.. gue juga mikir kalau itu bang Ghazi tapi kayanya gak mungkin deh, emangnya bang Ghazi mau kerja jadi pelayan gini?."
Seana terdiam ketika mendengar perkataan dari Zidane, tapi ia yakin betul jika itu Abang dari sahabatnya.
"Lo semua gak kangen Keza?." Tanya Seana tiba-tiba.
"Kangen lah." Jawab Rehan.
"Kalian gak berusaha buat nyari Keza?." Ujar Nafisa.
"Buat apa? Toh emang itu udah pilihannya sendiri, emang kita ada hak untuk melarangnya pergi?." Mendengar jawaban yang Kenzo berikan membuat Seana terdiam cukup lama.
Saat ini yang dipikirkannya hanya Keza.
Bagaimana keadaan laki-laki itu?
Apakah dia sudah makan dengan teratur?
Ia sangat merindukan sosok laki-laki tengil itu, sungguh.Disaat orang-orang mulai pergi dari cafe itu, kini Seana dengan setia menunggu laki-laki yang ia lihat tadi. Laki-laki yang sangat percis dengan kaka dari sahabatnya itu.
Ia duduk tak jauh dari cafe.
Hingga matanya tak sengaja melihat sepasang kekasih yang sedang berjalan saling mengandeng tangan satu sama lain.
Ia terus menatapnya hingga pandangan mereka kini saling berpapasan.
"KEZA?!." Panggil Seana dan langsung menghampiri laki-laki itu.
"Ja, gue gak salah liat kan?!" Tanyanya memastikan dan laki-laki itu hanya diam.
"Tadi gue liat bang Ghazi juga di cafe itu, sekarang gue ketemu lo disini. Jawab pertanyaan gue ja, ini beneran lo kan?!." Seana terlalu bersemangat ketika bertemu laki-laki yang ia sangat rindukan itu.
"Siapa sih nih cewek?! selingkuh kamu yah?." Perempuan cantik yang berada disamping laki-laki bernama Keza itu mendengus ketika melihat Seana yang begitu so akrab dengan kekasihnya itu.
Iya kekasih.
"Bukan sayang, dia cuma temen lama gue doang ko." Mendengar perkataan Keza membuat hatinya sakit.
Memang tak ada salahnya ketika Keza mengatakan bahwa dirinya ada ‘teman’ baginya, namun hatinya sakit ketika mendengar Keza memanggil kata 'sayang' untuk orang lain walaupun dulu ia selalu mendengar Keza modus sana sini tapi mengapa kali ini sangat berbeda?
"Gue harus pergi dulu Na, next time kita kumpul jangan lupa ajak yang lain juga. Gue duluan." Seana menatap kepergian laki-laki itu dengan tatapan yang sangat menyakitkan.
Mengapa laki-laki itu nampak asing dimatanya?
Dimana Keza yang dulu ia kenali?
Atau memang dirinya yang selama ini tak pernah mengenali bagaimana laki-laki itu?
...
See u next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
ABISATYA | END
Tienerfictie"Kalau gue bilang 'Gue cinta sama lo' gimana? apa lo percaya?" "Engga!" "Kenapa? apa karena kita temenan dari kecil mangkanya lo gak pernah mau terima perasaan gue, dengan alasan karena takut pertemanan ini hancur?" "Ja-" "Gue cinta lo Seana! gue e...