41. Lantas siapa yang paling terluka?

21 3 0
                                    


"Ayah mohon untuk kali ini kamu nurut sama ayah, ya?"

Seana diam tanpa berniat merespon ucapan sang ayah di sebrang sana yang sedang memohon kepadanya seperti barusan.

"Ayah bakal turuti kemauan kamu apapun itu asal kamu mau dengar apa kata ayah, Na."

Rasanya kali ini Seana ingin sekali menjadi anak yang membangkang kepada orang tua nya. Bagaimana bisa ia menuruti kemauan sang ayah jika dirinya harus bertunangan dengan anak dari rekan kerja nya.

"Ayah tau Na kamu cinta sama Keza tapi—"

"Ayah tau aku cinta sama Keza kan? Jadi ayah juga pasti tau jawabanku apa."

"SEANA AYAH MOHON SAMA KAM—"

Panggil itu di putus sepihak oleh Seana kemudian ia mematikan ponselnya supaya sang ayah tidak menghubungi nya kembali.

Sungguh ia tak habis pikir dengan orang tuanya. Mungkin ini terlihat tidak sopan, tapi mau bagaimana lagi jika dirinya engan menurut kemauan sang ayah tadi.

Bertunangan di saat dirinya sudah memiliki seseorang yang sangat ia cintai? hei bagaimana bisa, dirinya tak segampang itu untuk mengakhiri hubungannya dengan Keza.

"Seana!" Panggil Zalva yang sedang berada di dapur.

Kini gadis itu sedang berada di rumah si kembar, Rehan yang mengajaknya kemari setelah dari rumah Keza.

Seana berjalan menghampiri Zalva yang sedang menyajikan kue buatannya itu.

"Cobain ya kalau gak enak bilang."

"Udah pasti gak enak itu, jangan di makan Na." Ceplos Rehan yang baru saja datang menghampiri keduanya.

Dengan wajah kesal Zalva menatap Rehan dengan tatapan tak bersahabat.

"Apa liat-liat?" Tanya Rehan karena Zalva menatapnya seperti itu.

"Ini enak banget loh." Puji Seana ketika dirinya mencicipi kue buatan Zalva. Mendengar hal itu tentu saja membuat Zalva tersenyum sumringah.

"Wah beneran?" Seana mengangguk sambil asik memakan kue itu dan tiba-tiba saja Rehan ikut memakan kue buatan sang adik dengan lahap.

"Enak, besok-besok buatin khusus gue ya." Pinta Rehan yang di balas cibiran oleh Zalva.

"Males banget, mending gue bikin buat Zidane!"

"Oh udah berani go publish ya sekarang?" Usil Seana membuat Zalva salah tingkah. Sementara Rehan menatap sang adik dengan tatapan horor.

"Lo beneran pacaran sama gagang aer?" Tanya Rehan penuh selidik dan tentu saja Zalva mendengus sebal.

"Mulut lo minta gue pukul ya bang?"

"Iya nih minta di pukul." Tantang Rehan.

Zalva yang merasa di tantang pun tentu saja melakukan hal itu, ia memukul nya dengan pelan, walaupun pelan tetep saja Rehan terkejut.

"Heh gue bilangin bunda ya lo." Ucap Rehan beranjak dari duduknya kemudian mengejar Zalva yang sudah memiliki ancang-ancang untuk berlari.

Zalva berlari menghindari Rehan dengan jahil Rehan mengambil sisa tepung terigu dan melemparkannya ke arah sang adik.

"BUNDA LIAT TUH REHAN BERANTAKIN TEPUNG." Teriak Zalva yang tentu saja tidak akan di balas oleh sang bunda.

"MAU LO TERIAK SEKERAS APAPUN BUNDA GAK AKAN BALES."

ABISATYA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang