Malam harinya ketika Zalva sedang berada di dapur untuk mengambil minum tanpa disadari jika sang ayah pulang.
Setelah selesai mengambil minum Zalva kembali ke kamar namun langkahnya terhenti ketika melihat sang ayah yang hendak pergi keluar.
Laki-laki paruh baya itu seakan-akan tidak peduli hingga akhirnya Zalva yang menegur."Ayah.." Dengan perasaan yang masih kecewa Zalva menguatkan dirinya sendiri.
Langkah Artama terhenti ketika menyadari bahwa sang putri memanggilnya. Artama menoleh namun hanya bisa terdiam.
"Ayah mau kemana malam-malam gini?" Tanya Zalva seakan-akan sedang tidak ada masalah dengan sang ayah.
"Bunda besok pulang yah." Beritahu Zalva, Artama menatap sang putri dengan tatapan tidak bisa di artikan.
Tiba-tiba seorang perempuan masuk kedalam rumah tanpa permisi."Mas lama banget sih?" Ujar wanita tersebut, Artama mengalihkan pandangannya ke sumber suara."Kamu ngapain masuk kedalam? Kan sudah aku bilang tunggu di mobil." Tegur Artama.
"Ya abisanya kamu lama." Dengus Arsya.
Zalva hanya terdiam melihat apa yang terjadi di hadapannya sekarang. Ternyata perempuan yang Rehan kata benar-benar orang yang ia kenal.
"Zalva, maafin ayah. Ayah harus pergi." Ucap Artama sambil mengusap surai hitam milik sang putri.
Zalva diam tidak merespon, hingga Artama dan Arsya sudah berada di ambang pintu Zalva berteriak. "AKU BENCI SAMA AYAH!"
Artama menoleh ke arah belakang, masih ditempat yang sama ia melihat sang putri sedang menangis hingga sang kakak laki-laki menghampiri adiknya."Zalva lo kenapa?" Tanya Rehan khawatir, laki-laki itu menoleh kearah pandangan sang adik. Terlihat sang ayah bersama wanita simpanannya itu.
Dengan nafas yang memburu Rehan menghambat keduanya di ambang pintu, Zalva yang hendak menahan pun terlambat. Rehan sudah dihadapan sang ayah saat ini.
Rehan menatap Arsya penuh amarah, dirinya betul-betul kesal dan juga kecewa."Gak punya malu lo masuk ke rumah orang tanpa izin?" Tegur Rehan kepada Arsya dengan sangat tidak sopan.
Plak..
Suara tamparan keras terdengar di sana. Zalva meringis, pasalnya Arsya yang hendak menampar Rehan malah Zalva yang tertampar karena gadis itu menarik sang kakak.
"Ayah liat barusan?" Ujar Rehan menatap sang ayah penuh kebencian.
Artama yang hendak memeriksa kondisi sang putri, dengan cepat terhalang oleh Rehan. "Jangan pernah peduli sama kita kalau ayah masih berhubungan sama perempuan itu!" Tegas Rehan."Aku, Zalva, dan terutama bunda. Belum tentu maafin apa yang udah ayah lakuin. Terlebih lagi ayah udah menikah sama dia, bener begitu?"
"Ayah menikah dengan Arsya itu hak ayah Rehan! Kamu gak berhak ngatur Ayah!."
"Memang dari awal aku ada ngatur ayah?"
Dengan segala cekcok yang terjadi tanpa disadari oleh mereka berempat, seorang wanita paruh baya datang dan mengalihkan perhatian semuanya.
"Halo, bunda pulang!" Suara lembut yang begitu Zalva rindukan.
Diandra, bunda dari si kembar ternyata pulang lebih awal dari apa yang di beritahukan.
Diandra menatap mereka berempat dan pandangannya berhenti ketika melihat kondisi sang putri, dengan cepat dirinya langsung menghampiri sang putri. "Loh kamu kenapa sayang?" Ucap Diandra khawatir, Artama dan Arsya hanya bisa terdiam.
"Bunda pulang loh, kok kamu kaya sedih gitu? Bunda sengaja bilang sama kamu bakalan pulang besok, padahal bunda lagi di jalan tadi. Mau bikin kejutan buat kalian berdua." Ujar Diandra menatap ke-dua anaknya.
"..."
"Eh ini kok pada diem-diem gini? kamu juga mas ngapain di depan pintu gitu, tamu kamu gak di suruh masuk kedalam." Tegur Diandra kepada sang suami.
"Saya bukan tamu Artama! Saya istrinya dia!." Tanpa rasa malu Arsya memberitahukan nya secara tiba-tiba.
Diandra menatap sang suami meminta penjelasan."Bentar-bentar, maksudnya gimana mbak?" Tanya Diandra kepada Arsya.
"Kamu bisa tanya sama Artama langsung." Jawab Arsya sinis.
"Apa yang udah terjadi selama aku gak ada di rumah mas?" Tanya Diandra kepada sang suami.
"Aku rasa kata maaf gak bisa bikin semuanya baik-baik aja bun." Ujar Rehan.
Diandra menatap Artama dengan perasaan yang tidak bisa di artikan."Kamu beneran sudah menikah lagi mas?" Artama mengangguk dengan mantap.
Diandra menghela nafas berat."Pergi dari rumah ini sekarang dan jangan harap kamu bisa balik lagi kesini!" Tegas Diandra.
Zalva menggenggam tangan sang bunda, begitu juga dengan Rehan. Keduanya berusaha untuk menguatkan Diandra.
"Tunggu surat cerai datang untuk kamu Diandra." Ujar Arsya kemudian menarik lengan Artama.
Keduanya pergi dari sana, namun tiba-tiba saja Rehan mengejarnya lalu menarik sang ayah dan memukul nya.
"Maafin Rehan udah pukul ayah, tapi emang ayah pantes buat di pukul." Ujar Rehan menatap sang ayah penuh kebencian. "Semoga ayah hidup bahagia tanpa aku dan Zalva." Lanjutnya kemudian pergi masuk kedalam rumah.
...
See u next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
ABISATYA | END
Novela Juvenil"Kalau gue bilang 'Gue cinta sama lo' gimana? apa lo percaya?" "Engga!" "Kenapa? apa karena kita temenan dari kecil mangkanya lo gak pernah mau terima perasaan gue, dengan alasan karena takut pertemanan ini hancur?" "Ja-" "Gue cinta lo Seana! gue e...