28. Rindu katanya

24 5 1
                                    


"Ayah lo ngelakuin hal itu pasti ada alasannya Seana." Ujar Rehan dihadapan Seana.

Seana sudah menceritakan semuanya kepada Rehan mengenai apa yang telah ayahnya lakukan.

Ia mengerti dengan ucapan yang Rehan maksud, namun dirinya sedikit kecewa dengan apa yang sudah ayahnya lakukan dimasa lalu.

"Gue takut bunda gak maafin semua ini Han, gimana kalau bunda kecewa sama keluarga gue? " Seana berucap mengenai ketakutannya itu.

"Bunda pasti maafin semua ini Seana."

"Tapi ini bukan masalah sepele hiks..." Ujar Seana yang kini masih menangis sejak kedatangan Rehan.

"Gue tau ini bukan masalah sepele. Bunda pasti maafin ko, percaya sama gue!." Ucap Rehan agar gadis itu tak berfikir berlebihan.

Rehan menghela nafas dan ngusap wajahnya gusar. Dirinya bingung, ini menyangkut masalah keluarga, ia tak tau harus berbuat apa.

"Gue mau kasih tau lo sesuatu tapi tolong lo jangan marah, oke?." Ujar Rehan.

Dengan cepat Seana langsung menatap sang sepupu dengan tatapan tajam. "Apa? lo mau bikin gue tambah kecewa juga sama kaya ayah?!"

Rehan cukup takut ketika melihat tatapan Seana, gadis itu menatapnya tajam dan juga sinis.

"Sebenernya... selama ini gue tau dimana Keza tinggal." Ucap Rehan pasrah.

Ketika hendak melanjutkan ucapannya tiba-tiba saja Seana memotong perkataanya dengan pertanyaan yang sangat ia hindari.

"Kenapa lo gak pernah kasih tau gue?!."

"Ada hal yang seharusnya lo gak perlu tau Seana." Jawab Rehan pada akhirnya.

"Oh jadi sekarang lo main rahasia-rahasiaan sama gue?."

"Bb—bukan gitu maksudnya."

Gadis itu mendengus lalu memilih diam tanpa merespon apapun.

"Eum.. Ayah sama mamah lo kemana?." Tanya Rehan berusaha mengalihkan pembicaraan agar tidak canggung seperti ini.

"Mereka keluar sebelum lo datang, entah mau kemana gue sendiri gak tau." Jawab Seana. Rehan mengangguk pelan sebagai respon.

Ketika ia memasuki rumah sepupunya itu, dirinya sama sekali tidak menemui keberadaan om dan tantenya.

"Zalva kasih tau gue kalau lo nyari alamat rumah Keza." Ujarnya Rehan membuat Seana menatapnya.

"Lo mau ketemu Keza?." Mendengar perkataan Rehan, Seana kembali diam.

"Keza rindu lo Seana."

Rindu katanya?

Tiba-tiba saja ia teringat akan pertemuannya dengan Keza saat malam perayaan ujian kelulusan sekolah.

Sejujurnya ia masih sedikit jengkel akan pertemuan tersebut, namun rasa rindu yang ia miliki untuk laki-laki bernama lengkap Keza Abiandra tersebut sangat lah besar, jadilah ia berusaha untuk mendapatkan alamat rumah laki-laki itu dan ingin menemuinya.

Namun untuk sekarang, rasanya tidak mungkin. Ia belum siap untuk bertemu Keza.

"Lo juga rindu dia kan?." Tanya Rehan.

Tanpa menunggu jawaban Seana, tiba-tiba saja Rehan beranjak dari duduknya dan menarik lengan gadis tersebut untuk mengikutinya ke luar.

"Mau kemana sih?." Tanya Seana sedikit kesal dengan Rehan, laki-laki memberikannya helm.

"Pake dulu helm lo, ntr lo juga tau." Jawab Rehan kemudian menyuruh Seana naik ke atas motornya.

Tanpa basa-basi Seana menuruti perkataan sepupunya itu.

"Gue mau ngebut, gue harap lo gak terbang." Ujar Rehan sebelum menyalakan mesin motornya.

"Dikira lo, gue kapas gitu?!." Jawab Seana kesal.

Rehan tak menjawab perkataannya, laki-laki itu menyalakan mesin motornya kemudian pergi meninggalkan rumah tersebut.

See u next chapter ›



ABISATYA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang