Alien kotak bewarna hijau setinggi bocah itu ngakak tidak elitnya didepan rumah mereka.
"Hmmm jadi kepikiran.... kenapa juga kita ngeladeni alien gila" Ice berucap tanpa sensor membuat saudaranya yang lain berpikir untuk pertama kalinya menyadari mengapa mereka selalu meladeni alien hijau ini.
"OwO.... jadi kita gila gitu?"
"Tahu sesuatu? Aku lagi nggak mood buat attack dia, mending waktuku ku habiskan untuk menguyel Solar" Gempa mengalihkan perkataan Thorn barusan. Dia tak mau menerima realita. Dia masih waras, tolong.
Dan Dedek Solar mengglare kakaknya saat mendengar perkataan itu, tapi dalam penglihatan para saudara termasuk kalian yang baca, malah membuat si dedek menjadi tambah imut.
"HSKSKSKSKSKSKSK SOLAR KENAPA SIH KAMU BISA SEIMUT INI?????" Taufan tidak habis gemezzzznya dari tadi.
"Fokus woy"
"Alah Abang kan bisa satu kali attack dia terus mampus?" Bahkan Blaze yang biasamya antusias nyari kerusuhan males soalnya mau ngerusuhi adeknya.
"Alahhhh takut lah tuhhhh masih teringat ngan Ada—"
Halilintar langsung membanting Taufan tanpa ampun sampai terdengar suara KRAK! Keras.
"Ha? Ada? Ada apa?"
"Btw sakit nggak tuh punggung?"
Blaze dan Ice bergantian bertanya. Keduanya kepo tapi berbeda fokus.
"Woey!!!! Beri sedikit perhatian dikit kek ke saya!! Susah cuk bikin skrip sedemikian panjang dan mengingatnya!!"
"Apakah wajah saya terlihat peduli? Tidak kan?"
Atas ucapan Halilintar Adu Du menyerang mereka.
"Probe, Serang!!"
Mereka menghindari serangan dengan sangat lihai.
"Mau pakai Fusion?" Blaze mengajak Ice tapi si adek menolak dengan alasan yang faktual.
"Overkill anjir, musuh didepan kita ini kelas teri nggak patut melihat kekuatan fusion"
"Mulutmu naq... tapi iya juga sih"
"OwO Tapi biar cepet gituloh. Biar bisa noel pipi embul Dedek Solar!"
Si Dedek Solar menggembungkan pipinya tanda tidak senang dengan opini Si Moe.
"Tuh tuh tuh lihat dia dah mengundang kita"
Iman mereka makin goyah saat Dedek Solar memayunkan bibirnya.
"Stop, Solarrrrrr!!! kamu mau pingin aku masuk rumah sakit kah?!"
"Atau mati dini?!"
Plis selain Halilintar, Taufan itu paling nggak kuat ngelihat yang imut. Udah berapa kali dia terkapar dalam satu chapter series ini????
Adu du yang kesal karena fokus mereka pada Solar yang menjadi bayi menargetkan senjata barunya pada si bayi.
"Saksikanlah!!! Senjata baru aku!!!"
Dari senjata itu keluar pesawat kertas yang tepat sasaran mengenai kepala Solar sebelum kepulan asap kuning menyelimuti tubuh adek mereka.
Para kakak tak ada yang bereaksi melihat keabsurdan yang terjadi. Namun instinct naluriah mereka tersentak saat Gempa meneriaki nama sang adek dengan panik dan tak ada suara imut yang menjawab "Em em!" Balik.
Dan kalian tahu.... Adu du langsung babak belur tanpa ampun.
"Jelaskan sekarang sebelum aku Beliung, dan Rimba mengeksekusimu"
Pedang Halilintar sudah berada di leher Adu du disusul oleh panah es, yang membidik tepat di kepalanya. Sulur milik Thorn makin mengerat membuat si alien merasa ini adalah salah satu kesalahan terbesarnya sehabis membuat si sulung lupa jati diri.
"I-itu senjata aku dapatkan dari Bagogo! Aku tak tahu efeknya apa!"
Usai mengucapkan itu dalam kepulan asap kuning keluar seorang pria dengan rambut pirang.
"Huh?"
Dapat dipastikan sehabis ini alien kotak kesayangan kita tidak selamat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tebak, apa yang sebenarnya terjadi pada Solar dan siapa pria yang muncul itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy Short-Fanfic AU Season 2
Fanfiction[Hello, there~ Readers!] Halo, Readers~ [This book is the continuation of Boboiboy Short-Fanfic AU Season 1, so if you're a new Reader, it would be best if you read Season 1 first. If not, then it's okay] Book ini masih berkaitan dengan Boboiboy Sho...