Saudara

710 61 12
                                    

"Lu kenapa, Bang? Pulang - pulang kok bonyok?" Yang tanya tadi si bungsu yang sedikit prihatin. Prihatin gegara wajah abangnya yang dah minim bonus handsomenya dibandingkan dengan saudara yang lain, malah keliatan jauh lebih buruk rupa dari biasanya.

"Habis kroyokan lu ama emak - emak sebelah?" Si sulung sebenernya nggak peduli, tapi melihat adiknya lusuh dan kotor macam intel pengemis yang kemaren dia temui membuat dia berpikir kalau si aku-rapopo aka. Kincir Angin sedang diberi mandat oleh Gempa untuk membeli sesuatu di toko ujung bukit yang kebetulan mengadakan diskon besar.

Untung bukan dia disuruh. Bisa - bisa Halilintar tak pulang dan tinggal kenangan.

"Atau abis ngintip nenek gayung 1 kali gayung 1 dollar itu?"

Semua orang menatap Blaze.

"Heh! Lagi viral di Tok Tok ituuu!"

"Preferensimu loh" Gempa menatap tidak santuy man teman. Pingin dia bogem habis itu dia ruqyah. Kalau boleh sih nggak usah bangkit lagi biar sekalian dia tanam dibelakang rumah.

"Jadi gini... gua habis jatuh dari motor"

Entah itu semburat air kena muka siapa dan dari siapa.

"BWAHAHAHAHAHA!"

"GUOBL**!" Si oyen

"TO***!" Si kuning

"Yeh bukannya di kasihani ini malah menghina" Taufan mencucutkan bibirnya kek bibir ikan tapi ye kan yang ada dia kena tabok Halilintar soalnya nggak suka ngelihat hal yang menjijikkan.

"Agak aneh, kenapa pula tak menggunakan hoverboard? Padahal perjalanan udara tak macet" Sayangnya tak ada yang mendengarkan logika Ice yang terbangun gegara sinyal perutnya bereaksi pada salah satu saudaranya yang kumat gajelnya.

"OwO Abang nggak papa?"

"Ada yang luka?"

"Udah tahu bonyok gini masih nanyak?"

Untung ada yang nahan Gempa kalau nggak tuh kakaknya yang kedua makin babak belur. "Ehem, ya maap jangan sensi terus kok bisa?"

"Keserempet, bang?"

"Atau habis ditabrak lu?"

"Mental yaq?"

Ice dan Halilintar tanya bergantian sebelum dihentikan dengan telunjuk jari dibibir.

"Hssttt— gua yang nabrak btw"

Semua orang suket mendengar itu. Seorang Taufan yang sedikit psiko itu menabrak orang!! Apa kata dunia?!

"Wah pembunuhan ini" Ice dengan santai ngucap beda lagi dengan Gempa yang dah panik, "Teroz?! Korbannya gimana?!"

"Ya nggak papa. Geletak gitu aja"

"He astaga! Tuh makhluk mati ditempat?!" Solar nggak percaya kakaknya yang psiko ini beneran bikin nyawa melayang! Biasanya juga ber-awww~ ria setiap kali disaduk si sulung.

"He mana polisi?! Gua telponin yaq?!"

"He ngapain njing?! Gua nggak salah kok!" Taufan merasa dikhianati oleh Blaze.

"Jelas jelas lu yang salah bego" lama - lama nih manusia satu mau Solar jual dipasar peteng.

"Lah itunya nggak keberatan gua tabrak"

"Anjir suicidal amat tuh orang. Beneran bunuh diri"

Thorn ikut menggeleng dengan ucapan adiknya.

"Terus terus kelanjutannya?" Si Blaze jadi menginvestiasikan waktunya yang untuk bermain jadi digunakan mendengarkan cerita Taufan.

"Gua terpental cuy terus gelundung di jalan macam gulung tikar gitu"

"Tidak menjelaskan bonyoknya tapi besetnya" Ice menyampaikan opininya.

"Bonyoknya abis kena tiang rambu"

"Mampus" enam orang serempak berkata sebelum Gempa sedikit panik menyambung, "Hey terus yang lu tabrak gimana anjir?! Kalau keluarganya nyari si tubuh gimana?! lu tinggalin begitu aja, Bang?!"

"Ya nggak mungkin gua gotong, Gem. Nggak kuat aku tuhhhh" Taufan berlagak gelay.

"Dasar lemah" Halilintar nyeletuk lagi.

"Ya masa sih nggak ada yang nolongin si korban?!" Gempa mulai sedikit sensi dengan masyarakat yang minim akhlak.

"Emang segimana berat sih?" Kan Blaze jadi heran.

"Berat banget korbannya nggak ada yang nolongin wong korban yang gua tabrak itu trotoar 😀"

Diam sejenak lalu saudaranya yang lain berinisiatif untuk nginjek - nginjek Taufan.

"Lama - lama tobat gua punya saudara kek lu" yang ngucap ini Gempa sambil ngelus dada.

Boboiboy Short-Fanfic AU Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang