Sisi Lain (3)

614 49 30
                                    

Gentar terbangun oleh suara dentingan benda tajam yang bertemu dengan logam pipih.

Ding!

Ding!

Ding!

Ding!

Suaranya nyaring memekik telinga membuat kepalanya serasa akan dibelah dua.

"Erghhh??" Tempat asing menyerupai hangar kapal tertinggal menyapanya.

Untaian rantai bergemericik, kabel - kabel yang memercikkan listrik serta asap yang tiba - tiba muncul tanpa sebab, lalu lampu merah maroon tanda bahaya, berkilat setiap saat membuat Gentar bergidik.

Si bocah segera berdiri menginspeksi sekitarnya lalu memanggil palu kesayangannya hanya untuk menangkis tombak hitam-merah berlogo petir.

"Papski!!"

Teriakannya menggaung keseluruh penjuru, dan dari kegelapan sepasang merah berpendar.

"Paspski ini Gentar! Gentar tak ingin melawan Papski!!"

"Aku malu mendidik seseorang sepertimu"

Suara desisan khas dari senjata ayahnya itu makin membuatnya bersiaga.

Dia kaget, terbangun hanya untuk mendengarkan realita menyakitkan.

"Aku malu mengakui kalau kau masih memiliki hubungan denganku"

Mata Gentar terbelalak tak percaya. Hati kecil yang selalu merasa terbebani dengan eksistensi dirinya yang tidak sebegitu spesial daripada saudaranya yang lain kini membisu.

"Kenapa kau tak seberguna kakakmu?"

Atas ucapan itu Gentar berhenti bergerak menatap besi usang mempertanyakan hal yang sama pada dirinya.

'Kenapa?'

Instingnya mengambil alih saat orang yang dia kagumi menyerang, memggunakan pedangnya dengan brutal.

"Hentakan Tanah Gentar!!" Gerakan itu mungkin menetralisir beberapa tapi masih mengenai dirinya. Rasa setrumannya berbeda dari apa yang pernah dia rasakan.

"PAPSKI!!!"

"Ya mungkin kuasa listrik tak ada apa - apanya melawan tanah tapi—" saat itu pula Gentar merasakan medan listrik disekitarnya bergejolak, menyeruak dari tanah ke langit - langit bangunan usang itu. "Bahkan tanah yang kokoh akan runtuh jika disetrum pada satu titik yang sama...... Tetakan Mega Halilintar"

Gentar tak dapat mendengarkan teriakannya sendiri saat cahaya merah-putih itu mengenainya. Dia terjatuh dengan kepulan asap, besi pijakannya terasa sangat nyaman, namun Gentar mengerang kembali saat rambutnya ditarik paksa menghadap pemilik rambut putih.

"Wake up, Useless. Who tell you to sleep?"

Boboiboy Short-Fanfic AU Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang