Pohon - pohon menjulang tinggi mengalahkan gedung pencakar langit yang sering bocah berwajah lugu itu lihat.
Hatinya tak tentram saat bayang - bayang pepohonan itu menutupi sinar mentari masuk ke alam.
"Bun-bun? Papa?"
Tak ada yang menyauti ucapannya, hanya gemerisik daun bertemu dengan daun yang membuatnya makin takut.
Tumbuhan ini.
Pohon - pohon ini.
Hutan ini.
Mereka hidup. Mereka mengawasi setiap langkahnya. Bagai akan melilitnya lalu mencekiknya sampai tak ada hembusan angin lagi yang bisa dia keluarkan.
Dan Sori takut dengan apa yang akan dia temukan. Jika bisa terbang mungkin Sori sudah melesat keatas, namun kuasa cahayanya tak seperti saudaranya yang lain. Hanya dirinya saja yang tak memiliki kemampuan untuk terbang atau bahkan melayang. Ya, layaknya tanaman yang akarnya menancap pada tanah, Sori benar - benar terperangkap dalam hutan ini.
Indera penciumannya menangkap harum bunga yang sering dia tanam dengan sang Ayah. Sori berlari sekencang - kencangnya berharap sang ayah ada disana.
Dan ya dia menemukan Papa-nya serta keindahan yang memanjakan mata.
Hamparan bunga Gardenia menyambutnya dengan udara sepoi - sepoi mencolek pipinya.
Sori melihat seseorang duduk pada dahan pohon Gardenia. Sosok itu berayun pelan.
"Papa?"
"Oh? Udah sampai ya?"
Senyum sang Ayah membuat Sori ingin segera memeluknya dan mengajaknya untuk mencari sang ibu namun itu pula terhentikan oleh ucapan sang ayah selanjutnya.
"Kau menyukai ini kan Sori?" Thorn menunjuk bunga putih dengan harum semerbak yang sering membuat rumah mereka wangi.
"Sori suka!"
"Lalu kalau begini?"
Bunga - bunga itu bergerak lalu mulai melilitnya. Warnanya yang semula putih berubah menjadi hitam legam.
"Laser Solar!" Sori membebaskan dirinya dan mundur beberapa langkah.
"Papa!!"
"Oh ya Papamu lupa dengan kuasa Bunda mu... ahhhh jadi teringat kalau Papamu ini sering menjadi bahan guyonan karena selalu kalah dalam adu tanding dengannya" Senyumnya yang tulus berubah menjadi sunggingan meremehkan.
".... tapi kalau menggunakan ini pasti menangkan?"
Cahaya hijau terang lalu dibalut dengan kegelapan mendominasi hutan.
Sori tahu apa yang sedang ayahnya lakukan dan Sori paham betul kuasanya sangat tidak mumpuni melawan sesuatu yang tercipta oleh alam itu sendiri.Saat ayahnya itu keluar, bukan setelan putih yang selalu membuatnya kagum tapi setelan hitam legam dengan ornamen tingkat tiga yang menyapanya. Auranya menyucuk elemen cahaya Sori untuk melawannya habis - habisan.
Mata merah, rambut putih, setelan hitam dalam tingkat tiga.
"P-papa Rimba...." akar - akar Tumbosaurus mengunci pergerakannya.
"Yes you should fear me, dear. Cause I will devour all of your light~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy Short-Fanfic AU Season 2
Fiksi Penggemar[Hello, there~ Readers!] Halo, Readers~ [This book is the continuation of Boboiboy Short-Fanfic AU Season 1, so if you're a new Reader, it would be best if you read Season 1 first. If not, then it's okay] Book ini masih berkaitan dengan Boboiboy Sho...