Yang buka pintu malam - malam jam 02.48 dengan wajah kusut khasnya adalah Halilintar. Bukan karena dia selesai misi atau habis ngedugem— ehem, ndakkk. Halilintar tuh lelaki baik, dia dah stand by dirumah dari pagi, menghitung siapa saja yang telat masuk rumah lewat jam 12 malam kek bapak - bapak yang mendidik anaknya ala militer gitu.
Tadi ada Taufan yang udah ijin telat gegara misinya agak lambat bersama Thorn. Mereka baru keliatan batang hidungnya jam 01.15. Terus ada si kompor yang baru pulang jam 01.27 tanpa alasan yang jelas maka Halilintar langsung memanggil si mageran untuk mengurus si kompor. Dia mah bodoh amat mau si bocah nangis kejer dieret ama si mageran yang keknya dah siap untuk menghukum si bocah. Kurang satu yang belum pulang dan sekarang lagi dibukain pintunya.
Nah ini, yang mengetuk pintu rumah macam dikejar setan adalah Solar.
"—syialan lama sekali sih?! Aku dah pakai kunci dari luar tapi nggak buka - buka!"
"Ku slot pintunya"
Si bocah silver mendelik mendengar alasan yang logis tapi tak masuk diotaknya yang sedang puyeng ke kanan-kiri.
"Kau tak lihat jam?"
Jangankan lihat jam, lihat si manusia didepannya Solar kira ada dua. Mana lagi manik rubi itu berpendar macam setan yang seharusnya membuatnya takut malah jadi berpikir yang aneh.
"Hmmm berisik lah" si yang ditanya berucap itu ke otaknya sekaligus orang didepannya. Tak lupa mendorong Halilintar yang mendekat.
"Kau bau alkohol" Halilintar membuka jaketnya adeknya dan menurunkan sedikit sweater abu abu tebal se leher yang dipakai adiknya. Dia tak melihat apapun. Leher si pemilik tubuh masih mulus tak ada bercak merah bekas gigitan ataupun yang lain.
"Iyakah? Setahuku Fang tak memberiku alkohol" Solar menepis tangan Halilintar jauh. Seingat si jenius, dia meminum jus stoberi yang diberikan Fang yang rasanya memang benar - benar stroberi— bentar, apa mungkin seseorang sengaja ingin membuatnya mabuk? Menambahkan sesuatu ke minumannya? Kalau tak salah selepas melihat jam dan merasa gerah, Solar minta diantar pulang oleh Fang— eh tak jadi, dia langsung teleportasi sih ke depan pintu rumah.
Halilintar diam saja melihat si bocah yang terpampang jelas bermuka penuh dengan semburat merah. Jalannya saja sempoyangan saat memasuki rumah."Haishhh kenapa pula kepalaku berputar"
Halilintar melihat dengan tatapan bodohnya si adek menabrak meja dan nyungsep tidak elitnya ke lantai. Dia juga mendengar rutukan Solar yang tertuju padanya dan si meja. Padahal jelas sekali si adek itu tahu dan mengenal denah rumah mereka beserta properti yang berserakan. Kenapa pula namanya dibawa - bawa juga?
Halilintar memijat kepalanya, mau membanting adeknya tapi nggak ada gunanya. Malah tuh anak tambah muntah disini makin repot dia. Mau dia guyur nih manusia pinter-bodoh pakai air murni dari Ice tapi nanti sakit dia juga yang repot.
"Duduk" si abang memaksa diri untuk sabar, menarik si bocah yang masih ngedumel tak jelas itu ke sofa dan meninggalkannya ke dapur untuk mengambil segelas air dan setablet ampisilin.
"Nih" Halilintar duduk di samping yang lagi mabuk, memberikan apa yang dia bawa tadi dan melihat Solar meneguknya semuanya.
Tuntas sudah pekerjaannya hari ini. Dia ingin tidur.
Baru saja berdiri dia malah ditarik lalu merasakan benda kenyal pada bibirnya.
Si jahanam ini menciumnya!
"Solar!—"
"Aih? Tak mau kah? Padahal ku pikir kau kearah situ... melihat body ku terus setiap kali berpas pasan" mata silver itu tak fokus menatapnya, berwajah lemah sambil berpose menggoda.
Halilintar menarik nafas panjang lalu menjepit hidungnya sebentar sebelum bepikir olahraga malam tak apa supaya mendapatkan tidur yang pulas.
"Ara-ara~ Halilin-chan?~"
Manusia satu ini mungkin sudah dibuat gila dengan alkohol sampai - sampai memanggilnya seperti itu, kali ini saja Halilintar mau membawanya kekamarnya dan meladeninya.
"Mendesah dan nikmati hukuman ku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy Short-Fanfic AU Season 2
Fanfic[Hello, there~ Readers!] Halo, Readers~ [This book is the continuation of Boboiboy Short-Fanfic AU Season 1, so if you're a new Reader, it would be best if you read Season 1 first. If not, then it's okay] Book ini masih berkaitan dengan Boboiboy Sho...