Kun mengemudikan mobilnya sambil sesekali melirik Kaureen yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Tadi ngomongin apa sama Kak Maisy sama Ayya?" tanyanya.
"Ya gitu aja. Kayaknya kamu juga denger," jawab Kaureen.
"Ya denger sih, tapi kan nggak nyimak. Jadi nggak tahu detail-nya, aku juga di sana nggak niat nguping."
Kaureen menatap suaminya dengan kerutan di keningnya, ia memiringkan tubuhnya agar bisa melihat Kun dengan jelas, "Kamu tahu nggak sih kalau aku dulu kemana-mana itu selalu sendirian? Aku nggak terbiasa pergi dianter-anter bahkan ditungguin kayak barusan," katanya.
Kun mengangguk, "Tahu kok, kita kan ketemu juga waktu kamu jalan-jalan sendirian ke Prambanan."
Well, perjalanan menyenangkan memang, mengantarkannya bertemu Kun. Tapi siapa sangka pertemuan itu berbuah kebiasaan baru yang terkadang tak bisa dipahami oleh Kaureen sama sekali.
"Terus kamu nggak ngerasa aneh, kenapa tiba-tiba aku begini? Yah, nurut gitu mau diikutin kemana-mana sama kamu? Padahal kalau dipikir, risih juga kayaknya? Ketemu temen tapi dilihatin suami. Kayak nggak bebas aja langkah aku?"
Kun tersenyum manis, "Kamu ngerasa langkah kamu nggak bebas?"
"Yah nggak juga sih, aku masih melakukan apa yang aku lakukan, bedanya sekarang, ada kamu."
"Nah, terus masalahnya apa?"
"Aku bingung aja! Kenapa kok aku mau-maunya diikutin kemana-mana? Aku kenapa yah yang?"
Kun tertawa dengan keras, "Kalau gitu aku juga harus nanya hal yang sama ke diri aku sendiri."
"Apaan?"
"Yah, aku banyak banget bertualang di dunia ini. Semua hal kayaknya udah aku coba, dan aku tahu bahayanya bawa mobil, bahayanya berenang di lautan—"
"Dah gila kali lo, berenang di lautan."
"Contoh, sayang," ujar Kun.
Kaureen mengatupkan bibirnya, jiwanya kalah seketika saat mendengar ucapan sayang dari suaminya. Ah, menyebalkan! Kenapa sih dia lemah sekali?!
"Ya oke, terus apa?" tanyanya.
"Intinya aku udah tahu banyak hal berbahaya di dunia ini dan aku juga tahu bagaimana cara mengatasinya, yang mana kamu pun akan tahu gimana caranya. Bukan, bukan karena aku nggak percaya sama kamu. Tapi gimana ya, aku cuman pengen memastikan kalau semua aman buat kamu."
"Aku nggak melarang kamu melakukan apapun, aku cuman minta kamu untuk melibatkan aku, itu aja."
"Tapi kamu nggak ngizinin aku sky diving!" protes Kaureen.
Seperti mendapat kesempatan, ia mengungkit kembali rencana mereka yang gagal beberapa waktu lalu.
Kun meraih wajah istrinya dan mengusapnya pelan, "Nggak ngizinin karena sekarang cuacanya lagi nggak bagus, sayang. Kita sky diving dua bulan lagi ya, cuaca mulai oke aku lihat-lihat."
"Nggak mau sama kamu! Maunya sendirian!" kata Kaureen.
Kun tertawa, "Ya terbangnya memang sendirian, tapi di pesawatnya kan bareng aku?"
Kaureen terdiam sementara Kun tersenyum, "Sama aku ya?" tanyanya.
Padahal Kaureen ingin menentangnya, mengembalikan jiwa pemberontaknya yang lama hilang, tapi mendengar Kun memintanya baik-baik membuatnya tersenyum dan akhirnya kembali duduk dengan tenang di samping Kun.

KAMU SEDANG MEMBACA
From Home
ChickLitDi sini ada tiga pasangan yang ... yah perpaduannya mungkin tak seperti pasangan-pasangan lainnya. Maisy dengan suaminya-Dion-yang brondong dan terlihat menggemaskan di matanya. Kaureen dengan suaminya-Kun-yang posesifnya membuat semua orang berpi...