Part 5 - Tim Suami

1.7K 282 30
                                    

"Wey! Sorry nih kalau lama, barusan anterin Ayya dulu ke Mamanya."

Juna berjalan menuju Kun dan Dion yang sedang asik berbincang. Ia duduk di kursi kosong yang berada di hadapan mereka seraya menyimpan paper bag yang ia bawa.

"Bawa apaan Jun?" tanya Kun.

Juna menunjukkannya pada mereka, "Baju ganti," jawabnya.

"Anjir. Lo kayak mau ngapain aja bawa baju ganti," sahut Kun.

Dion tertawa, "Bakal ada lipstick atau parfum cewek yang nempel apa," timpal Dion.

"Gila lo berdua!"

Juna mengeluarkan satu bungkus rokok dari saku celananya, "Ini nih! Baunya kan nempel!" ucapnya seraya menyalakan satu batang rokok dan menyodorkan bungkusnya pada Kun juga Dion.

"Gue kan nggak ngerokok," sahut Dion.

"Kaureen nggak masalah sih, jadi gue masih ngerokok aja biasa di rumah juga."

"Ayya juga nggak masalah asal di rumah pun nggak di depan dia." Juna mengeluarkan asap dari mulutnya dan membuang abu rokoknya ke asbak, "Tapi gue nggak tega aja, dia kan lagi hamil, udah gitu banyak juga sliweran info kalau misalnya asap rokok ini bahaya banget buat Ibu hamil, apa lagi kalau udah punya anak. Tuh bayi bisa kena penyakit paru cuman gara-gara digendong Bapaknya yang pake baju abis ngerokok. Makanya gue memutuskan untuk ngerokok di luar aja, dan ... pulang dalam keadaan bersih, gosok gigi, ganti baju, kalau dari kantor sih ya mandi. Baju kotornya juga nggak dibawa ke rumah, gue laundry."

Kun dan Dion tertawa mendengar penjelasan Panjang lebar dari Juna.

"Bukannya berhenti, malah diakalin si gebleg."

Juna menggeleng, "Gue bisa tidur lebih siang, tapi kalau buat berhenti ngerokok ... kayaknya masih butuh waktu."

"Emang lebih siangnya tuh jam berapa sih Jun? Gue suka denger dari Maisy kalau Ayya tuh tidurnya kayak bayi, cuman nggak pernah nanya aja tepatnya jam berapa."

"Jam delapan."

Byur!

Kun yang sedang meminum kopinya, menyemburkannya dengan cepat, terkejut atas jawaban yang Juna lontarkan barusan. Pria itu menatapnya nyalang, "YANG BENER AJA?!"

Juna tertawa, "Di masa awal-awal pernikahan, gue beneran kewalahan banget sama jam tidur Ayya."

"Emangnya nggak dapet hint waktu pacaran?" tanya Dion.

"Dia memang nggak pernah bales chat gue di jam delapan ke atas, tapi pas kita pacaran tuh gue ya lagi sibuk-sibuknya banget, target yang dikejar lagi banyak-banyaknya. Ayya bilang sih kalau jam tidur dia memang masih siang. Cuman begitu nikah, ya gue kaget lah! Maksimal tuh jam Sembilan lah, lebihan dikit mata dia udah nggak kuat, anaknya udah nggak fokus, nggak bisa diajak ngapa-ngapain."

Kedua temannya menahan tawa bersamaan.

"Terus ... jam berapa lo pada—"

"Diakalin aja Dion," kata Juna. Ia menggelengkan kepalanya, "Awal-awal sih waktu kepengen-kepengennya banget ya gue kadang masih maksain kalau pengen malem-malem, cuman lama-lama Ayya nih pasrah banget sampe bilang 'Kamu terserah mau ngapain aku, tapi aku beneran ngantuk. Sok aja ya' SOK AJA BEGIMANAAAA. Gue kan manusia, bukan Binatang."

From HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang