Part 33

1K 194 14
                                    

"Kenyataan bahwa kita nggak baik-baik aja lalu aku malah pergi dari rumah apa nggak bikin kamu menggila?"


Sepertinya Kun memang berniat membuat Kaureen menggila. Terbukti dari pesan Kaureen yang tak dibalas olehnya selama tiga hari. Ya. Benar. Kun tidak ada kabar selama tiga hari dan Kaureen ... tentu saja menangisinya selama itu. Keinginan untuk menyusulnya besar, namun Kaureen juga tidak tahu Kun ada di mana. Hey. Bali itu luas, Kaureen tidak mungkin menyusuri setiap pantai di sana hanya untuk menemukan Kun. Bukankah ponsel diciptakan untuk saat-saat seperti ini? Memudahkan seseorang mencari yang satu dengan yang lainnya? Ya. Benar. Harusnya begitu kan. Tapi pria itu benar-benar tak menggubris pesan ataupun telpon dari Kaureen.

Harusnya memang Kaureen mempertahankan kekesalannya pada Kun, namun jauh di dalam hatinya, Kaureen juga tak bisa berbohong kalau dia ... mencemaskan Kun. Bagaimana pekerjaannya, apakah dia bersenang-senang di sana, dan hal-hal lain yang benar-benar mengganggu pikirannya.

Meraih ponselnya, Kaureen mencoba untuk kembali menghubungi suaminya, namun sebuah panggilan masuk mengalihkan fokusnya. Kaureen mengerutkan kening, bertanya-tanya tentang nama yang sudah lama tidak pernah muncul di ponselnya lalu tiba-tiba hari ini kembali muncul.

"Wow! Udah lama banget," katanya.

Tulisan 'Nenek Tiri Jahat Bgt sumpah' itu membuat Kaureen mendengus, namun pada akhirnya ia mengangkatnya.

"Halo," sapa Kaureen dengan suara biasa, nyaris tak berminat menyapa.

"Kaureen, transferin dulu Nenek lima juta."

Kaureen mengerutkan keningnya, "Udah lama nggak pernah ngehubungin, tiba-tiba nelpon terus minta uang? Nggak salah?" tanyanya.

"Durhaka banget jadi cucu. Apa nggak tahu kalau nenek butuh uang? Toh nenek juga cuman minjem, bukan minta. Apa kamu lupa yang besarin kamu siapa? Nenek nggak pernah minta kamu ganti biaya untuk besarin kamu padahal nenek juga susah besarinnya. Mana nakal, nggak nurut, sering buat masalah. Dimintain tolong aja kok susah."

Kaureen menghela napasnya seraya memejamkan mata, kenapa nenek tirinya yang jahat itu harus muncul di waktu seperti ini? Terakhir dia muncul, satu tahun lalu untuk meminjam paksa mobilnya yang pada akhirnya baru kembali selama lima bulan, itupun dengan kerusakan parah yang membuat Kaureen tak mau lagi menggunakannya. Dan hari ini dia datang meminta sejumlah uang.

"Kalau gitu hitung aja biaya besarin aku berapa, nanti biar aku ganti," sahut Kaureen.

"Kurang ajar ya kamu jadi cucu!" bentak Neneknya di sebrang sana.

Kaureen menghela napasnya, apakah salah meminta sedikit perhatian pada orang yang ... yah, memang bukan nenek kandungnya, tetapi setidaknya dia kerabat terdekatnya bukan?

Mematikan sambungan telponnya, Kaureen memutuskan untuk melemparkan ponselnya begitu saja.

Sial. Padahal di dunia ini, keluarganya satu-satunya adalah nenek tiri jahat yang tidak tahu diri itu. Ah, sekarang sih ada Kun, tapi ... Kun juga tidak ada di sisinya bukan?


*****


Ayya menatap Maisy dengan serius, "Kayaknya emang ada apa-apa," katanya.

"Coba kamu telpon aja atuh," kata Maisy.

Ayya menggeleng dengan kuat, "Aku udah mention di grup juga kan nggak ada nongol. Aku cek pun dia nggak baca. Kak Maisy aja yang telpon," katanya.

From HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang