Part 38

1.7K 222 12
                                    

"Udah siang," kata Kaureen.

Chup!

Kun malah mencium pipinya, membuat Kaureen menatapnya penuh tanya, "Pak, udah siang. bapak nggak kerja?"

Kun menggeleng, "Nggak mau kerja."

"Katanya mau ngehidupin aku selamanya, tapi kerja aja nggak mau."

Pria itu beringsut, mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya di leher Kaureen.

"Ya elah, kalau gini mah nggak akan beres-beres," keluh Kaureen.

"Kangen," rengek Kun.

"Ya sama. Tapi kan ada kerjaan yang nunggu kamu. Dari tadi HP kamu bunyi."

Kun mendengus, ia melepaskan dirinya dan ekspresi wajahnya terlihat cemberut. Kalau Kun anak-anak, Kaureen yakin sebentar lagi dia akan tantrum.

"Ah, si Adipati nih nggak bener. Masa ginian aja nggak bisa handle sendiri."

Kaureen tertawa, "Kalau kamu gini, aku jadinya mikir ulang deh karena nyusulin kamu. Soalnya kamu jadi nggak bisa kerja."

"Nggak gitu," kata Kun.

Sial. Dia malah kembali mendekat, kali ini Kun malah sengaja berada di atas Kaureen.

"Mau ngapain?" tanya Kaureen.

Kun tertawa, "Belom kenyang."

"Biar kenyang ya makan," goda Kaureen.

"Yang," kata Kun.

Kaureen tertawa. Ia mengalungkan tangannya di leher Kun dan mengangkat kepalanya untuk mencuri ciuman kecil di bibir suaminya, membuat pria itu terkejut namun kemudian tersenyum dan semakin mendekatkan dirinya. Kun menatap istrinya dalam-dalam, jarak mereka sudah berdekatan namun ia tak juga melancarkan aksinya, membuat Kaureen menaikkan alisnya sementara pria itu, dia malah menyunggingkan smirk nya sebelum akhirnya, Kun mendekat dan meraup bibir istrinya dengan cepat.

Kaureen tersenyum dalam ciuman mereka, ia membalas dengan ritme yang serupa. Tangannya bergerak dengan gelisah, dari leher Kun menuju kepala, bahkan bahunya. Ponsel Kun berbunyi lagi, membuat kesadaran menghampiri mereka seketika. Kaureen yang menjauhkan dirinya lebih dulu sementara Kun ... ia menatap istrinya seraya memberengut sedih.

"Aku libur empat bulan, kalau kamu beresin kerjaan kamu. Bukannya kamu bisa selesai lebih cepet ya?" tanya Kaureen.

Benar sih, tapi ...

"Apa nggak bisa beresin dulu ya," keluh Kun.

Kaureen menatapnya dengan seksama, "Masih aman kok yang, kamu bisa pergi sekarang juga."

Kun menghela napas, sungguh. Ia takut kalau ia pergi, keadaan akan berubah lagi.

"Dunia ini berputar cepet banget," katanya.

Kaureen tertawa dibuatnya, "Memang waktu terasa cepat kalau kita menikmatinya."

"Sangat menikmati," kata Kun seraya menyentuh Kaureen dengan nakal, membuat Kaureen terbelalak dan menatapnya dengan tajam, "YANG BENER AJA YANG!"


*****


"Si gebleg."

From HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang