Terkadang, ada saat di mana kita merasa menyesal saat menikahi pasangan kita. Maisy benar-benar tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya sampai-sampai ia berakhir dengan memilih Dion sebagai suaminya. Iya, pemikiran-pemikiran seperti ini kadang bisa melintas begitu saja dalam benaknya. Seperti sekarang, saat melihat kelakuan Dion yang benar-benar mirip dengan Freya. Ini sih bukan mirip, tapi sama.
Siang ini Maisy dibuat kesal karena ada klien yang bertamu ke rumahnya—iya, kebetulan mereka tinggal di kompleks apartemen yang sama, dan klien nya meminta bertemu di apartemen Maisy saja, sehingga Maisy mempersilakannya, tetapi ketika hendak membuat minuman dingin untuk menyegarkan siang hari yang Terik ini, stock es batu di kulkasnya ludes tak bersisa. Maisy keduluan oleh mereka berdua, benar ... keduanya adalah pelakunya. Saat Maisy kelabakan mencari es, kedua manusia itu sedang sibuk mengunyah es batu bersama.
"Dibilangin kalau udah makan es batu itu isi lagi tempat esnya," katanya tertahan.
Bukannya menjawab, Dion malah terkekeh dengan pipinya yang mengembung karena mulutnya dipenuhi es batu.
"Wupa," jawabnya dengan susah payah.
Menghela napas, Maisy melirik Freya yang melakukan hal yang sama, anaknya itu sibuk mengunyah es seraya memainkan ponselnya.
"Padahal tempat es batu banyak, kenapa bisa langsung abis gini sih?" tanyanya.
Feeya yang sudah lebih dulu menghabiskan 'cemilan' siangnya tersenyum, "Tadi aku makan satu, Om Dion malah mau."
"Abis gerah banget," sahut Dion.
"Di bawah ada kolam renang, kalau gerah ya berenang sana!" gumam Maisy.
"Nggak seru kalau nggak sama kamu," goda Dion. Sial. Sempat-sempatnya!
"Awas ya! Urusan kita belum beres," ucap Maisy pada kedua anaknya. Benar, sebut saja Dion juga anaknya. Bayi besar di rumah mereka, lebih manja dari Freya dan lebih mengesalkan juga dari Freya. Ah, memang selalu ada hari-hari seperti ini. Kesal pada suami sendiri, tapi pada akhirnya lebih kesal pada diri sendiri, karena ... malah menikahi suaminya yang satu ini.
****
Kaureen menatap Kun dengan kekesalan yang sudah memuncak di kepalanya. Ada saat-saat seperti ini memang, ketika Kaureen ingin memukuli Kun habis-habisan, tetapi pria itu malah bersikap biasa-biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa, dan tanpa merasa berdosa, padahal dia sudah membuat Kaureen terlambat untuk meeting! Kaureen memang WFH hari ini, dan dia hanya punya satu agenda meeting jam sebelas, untung saja hanya meeting internal, dan untung saja orang lapangan di kantornya masih belum selesai sehingga meeting nya diundur, tetapi tetap saja ... Kaureen kesal!
"Aku udah bilang nggak akan bisa sebentar, kenapa masih maksa?!" tanyanya.
Kun hanya tersenyum, "Nggak apa-apa kan udah."
"Bukan udah-udah! Masalahnya yang kayak gini tuh nggak bisa dibiarin, kamu nantinya kebiasaan!" kata Kaureen.
Kun mengangguk, "Apa karena sensasi dimarahin kayak gini menyenangkan ya makanya jadi merasa tertantang."
"WOY!" kata Kaureen.
Kun tersenyum, "Ya gimana yang, emang random aja," katanya.
"Nggak ada random-random an ya! Itu tergantung kamunya aja!" kata Kaureen.
"Kamu kan bisa nolak, tapi kamu juga nggak nolak."

KAMU SEDANG MEMBACA
From Home
ChickLitDi sini ada tiga pasangan yang ... yah perpaduannya mungkin tak seperti pasangan-pasangan lainnya. Maisy dengan suaminya-Dion-yang brondong dan terlihat menggemaskan di matanya. Kaureen dengan suaminya-Kun-yang posesifnya membuat semua orang berpi...