Part 36

1K 201 16
                                    

Kun menatap ponselnya yang tiba-tiba mati karena Kaureen memutuskan sambungan telponnya yang tiba-tiba. Rasanya seperti semua kebodohan yang terjadi pada dirinya hari ini lenyap dan kepintarannya telah kembali.

Pria itu tertawa saat ingat hal terakhir yang ia dengar sebelum istrinya mematikan ponselnya.

"Wih, udah sumringah lagi?"

Suara Adipati membuat Kun menoleh dan tersenyum, "Ada yang lucu soalnya."

"Siapa?"

"Istri gue."

"Udah baikan?"

Kun menggeleng, "Belom ada penjelasan dan maaf-maafan juga, tapi ya minimal ada komunikasi lah," katanya dengan sumringah.

Adipati menatapnya dengan heran, "Jing. EKSPRESI LO NGERI," katanya.

Kun tertawa. Ia tak mempedulikan Adipati dan memilih untuk fokus pada ponselnya, sibuk mengirimkan banyak pesan untuk istrinya. Kaureen.


****


Semua mata masih tertuju pada Juna, dan dari tatapan-tatapan yang mengarah kepadanya, tatapan Kaureen lah yang paling mematikan.

"Akal bulus lo ternyata ada celahnya juga!" kata Kaureen.

Ayya meringis, "Malu banget, gimana atuh? Ketahuan nggak ya?" tanyanya.

Maisy tertawa, "Ya ketahuan lah, orang kenceng banget. Lagian harusnya stop aja di bagian foto, jangan sampe muter video. Kalian lupa, yang barusan diboongin tuh orang yang kerjanya ngotak-ngatik gambar, ngotak-ngatik video."

Penjelasan Maisy membuat semua orang terkulai lemas, termasuk Juna. Pria itu tersenyum kikuk, bingung juga harus bersikap seperti apa.

"Lo sih mikirnya semua orang kayak gue Jun," celetuk Dion.

Maisy mengangguk setuju, "Lo juga mikir semua orang kayak Ayya."

"Ih, maksudnya aku bego gitu?" tanya Ayya.

Juna, Maisy, Dion dan Ayya malah sibuk berdebat sementara Kaureen ... ia hanya bisa melihat mereka seraya menggelengkan kepalanya. Pelajaran hari ini, permasalahan rumah tangga memang sebaiknya hanya diselesaikan berdua saja dengan pasangan.


**** 


Aku lega karena kamu gak bener2 ke sana

WKWKWKWWK Youtube siapa sih itu yang?

Ini ide siapaaa?

Menghibur bgt hahahahaha


Kaureen sebenarnya sudah membaca pesan yang Kun kirimkan dari notifikasinya, tapi ia sengaja tak membukanya. Bukan apa-apa, Kaureen juga kan harus mempertahankan harga dirinya. Ah. Dasar Juna menyebalkan! Kenapa juga Kaureen harus menurutinya semalam sih?

"Mbak, antrinya di sini ya bener?"

Sebuah suara membuat Kaureen menoleh dan ia mendapati seorang wanita berdiri di sampingnya seraya melirik rel yang berisi beberapa koper di atasnya.

From HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang