Part 27

848 204 8
                                    

Mah, Freya dianter aja nanti yg jemputnya Dion.


Setelah mengirimkan pesan pada Ibunya, Dion masuk ke dalam kamar dan melihat Maisy yang masih bergelut dengan selimutnya. Oh Tuhan, kasihan sekali istrinya.

Pria itu naik ke atas ranjang, duduk di samping Maisy yang kini membelakanginya. Ia mengusap rambut Maisy dengan sayang, "Udah siang," katanya.

Maisy terusik dari tidurnya, ia melirik Dion seraya mengerucutkan bibirnya, "Nggak mau pergi, pasti capek," keluhnya.

Dion tertawa, "Aku gantiin aja mau? Bisa kok aku handle event gitu," tawarnya.

Maisy menggeleng, ia membenahi posisinya hingga kini telentang sementara tangan Dion berada di kedua sisi tubuhnya.

"Nggak mau, nanti kamu kepake," keluhnya.

Dion tersenyum, "Yah, aku akui memang kinerja aku ini bagus dalam bekerja."

Maisy mendengus, malas meladeni suaminya. Sementara Dion ... ia menatap Maisy dan mengusap tangannya, "Yuk. Bangun, terus mandi, kita sarapan, terus pergi."

Maisy mengulurkan kedua tangannya, "Gendong," katanya dengan manja. Membuat Dion tertawa namun senang di saat bersamaan.

"Wah, manja banget istri aku," kata Dion seraya mendekat dan memeluk Maisy lalu ... pria itu benar-benar menggendongnya.

"KENAPA DIGENDONG BENERAN?!"


****


Kun baru selesai membersihkan dirinya dan ia tidak melihat Kaureen di kamar mereka. Pria itu berjalan keluar kamar dan ia melihat Kaureen sudah berkutat dengan laptopnya, wanita itu sudah dalam keadaan rapi, membuat Kun yakin kalau dia pasti mandi di kamar mandi luar.

Kaureen menatapnya dan tersenyum, ia hendak berbicara namun ponselnya berbunyi sehingga Kaureen mengalihkan fokusnya pada ponselnya.

Kun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan bersiap-siap, namun ponselnya juga berbunyi. Wah, rupanya bukan hanya Kaureen yang sibuk, ia juga sama.

"Halo," sapanya saat mengangkat telpon dari salah satu timnya.

"Pak, tawaran yang kemarin masuk ... nggak bisa dinego. Kita harus pergi ke sana."

Kun diam sejenak, kepalanya sibuk berpikir.

"Berapa hari sih?"

"Bisa dua minggu kalau aku cek. Dari klien nya mau ke kantor hari ini, katanya pengen ngobrol sama Bapak sekalian lihat-lihat kantor kita," jawab Arya di sebrang sana.

Kun kembali berpikir, "Ya udah, nanti saya ke kantor."

Memutuskan sambungan telponnya, Kun beranjak menuju lemari dan meraih pakaian kerjanya untuk hari ini. Sudah lama sejak ia tidak pergi ke kantor. Biasanya mereka meeting di luar atau online, tetapi hari ini berbeda. Situasi benar-benar mengharuskannya untuk pergi.

Kun keluar kamar setelah semuanya siap, Kaureen masih di sana, bahkan posisinya tetap sama.

"Sayang, aku harus ke kantor hari ini. Kamu pergi jam—"

"Aku belum beres, tanggung ngerjain ini dulu," kata Kaureen.

Menghela napas, Kun menganggukkan kepala, "Aku ke kantor sebentar, nanti bisa pulang buat anterin kamu," katanya.

From HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang