Setelah pernyataan Sarah, Altan mengajak Aneska bicara empat mata di bawah atap langit malam yang semakin gelap. Wajah Altan terlihat bingung. Pikirannya penuh akan teka teki yang harus ia isi sendiri di detik itu juga setelah pihak lain tahu kalau mereka menikah kontrak. Aneska sendiri tengah berdiri dengan wajah menyimpan kebingungan setelah Altan dan Aneska sama-sama tahu kalau mereka telah tertangkap basah oleh Galvin dan Sarah tentang kontrak itu. Altan berpikir, kalau kontrak itu diketahui karena kecerobohan Aneska yang meletakkan sembarangan kontrak nikah mereka.
"Kenapa bisa Galvin tau kontrak itu?" tanya Altan dengan menahan kesalnya. Matanya melebar emosi menatap Aneska.
"Saya juga gak tau gimana Pak Galvin tau kontrak itu. Saya bahkan udah rapih taruh kontrak itu di atas meja!"
"Kenapa bisa kontrak itu ada meja hah?" Altan melototi Aneska. Wajahnya menyimpan kekesalan ketika ia menatapi kedua mata Aneska.
"Pak Altan nyalahin saya?" Aneska mengerutkan dahinya aneh karena Altan mulai membentaknya.
"Iya, gue nyalahin lo! Sandiwara kita kebongkar gara-gara lo! Gue udah tau lo itu emang ceroboh. Dan dengan bodohnya gue buat kontrak itu tanpa mikir resiko ke depannya. Dan juga, gue nyesal udah memohon sama lo buat nikah sama gue!"
Hati Aneska seras tertusuk ketika Altan marah-marah di depannya. Terlebih lagi, Altan bilang menyesal menikahinya padahal sebelumnya Altan sendiri yang memohon untuk menikahi dengan Aneska. Aneska tertegun menatapi Altan. Matanya berkaca menahan emosi ketika ia selalu disalahkan padahal semua terjadi karena kesepakatan mereka berdua.
"Kalau Pak Altan emang menyesal, kenapa Pak Altan gak menceraikan saya aja dari kemarin?"
Altan menoleh kesal menatap Aneska.
"Cerai maksud lo? Kita bakalan ketahuan melakukan pembohongan publik dan kalau Papa gue tau soal ... Ah, pusing gue. Galvin bakalan ngancam gue sekarang." Wajah Altan menyimpan kecemasan mendalam. Ia menggigit jarinya dengan cemas dan memikirkan apa yang terjadi setelah kontrak itu telah diketahui orang lain.
"Apa Pak Altan menikahi saya supaya dapat jabatan CEO?"
Pertanyaan Aneska membuat Altan tertegun. Wajahnya menoleh perlahan dengan alis mata menjulang menatapi Aneska. Altan bahkan kaget ketika Aneska bertanya hal itu. Altan bergeming. Ia memalingkan wajah dari Aneska yang meminta jawabannya.
"Jawab saya Pak! Kalau niat Pak Altan menikah hanya karena jabatan dan bukan menyenangkan Pak Suwandi, kenapa Pak Altan bilang sama saya dari awal kalau Pak Altan menikah demi kesehatan Pak Suwandi? Apa Pak Altan takut kalau Pak Suwandi gak ada, jabatan itu jatuh di tangan Pak Davian?"
Altan melotot ketika Aneska bahkan tahu permasalahan yang terjadi di perusahaan.
"Siapa lo harus tau semua itu?" Altan mulai menaikkan nada bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH DIBAYAR TUNAI
General FictionAltan Ferhan, direktur perusahaan ritel yang dipaksa berjodoh dengan gadis pelayan cafe karena penjanjian orang tuanya di masa lalu. Penyakit sang Papa dijadikan ancaman untuk Altan menerima perjodohannya. Pria berdarah Turki ini sempat menolak kare...