Altan menghadap Bu Aynur pagi itu dengan wajah tertunduk. Kali ini, Altan bicara empat mata dengan Mamanya di tempat yang agak jauh dari rumah sakit tempat Pak Suwandi dirawat. Altan bergeming dengan mata yang terus menatap ke bawah walau ia sudah duduk di depan Mamanya.
"Altan, apa yang terjadi sama kamu dan Aneska?"
Altan masih terdiam belum kunjung menjawab.
"Altan liat mata Mama. Jawab Mama!"
Altan berusaha menatapi kedua mata Mamanya. Ya, Bu Aynur tahu memang bahwa ada kesedihan di balik wajah Altan yang tengah bersandiwara untuk tetap baik-baik saja.
"Aneska salah paham karena liat Altan sama Sarah di kantor."
"Salah paham gimana?"
"Altan telanjang dada di kantor karena baju Altan ditumpahin kopi sama Sarah. Sarah saat itu tiba-tiba tutupin bekas siraman di perut Altan pake syalnya. Di sana, ada Aneska baru datang dan dia liat semuanya."
"Apa? Kenapa bisa ... kenapa bisa Aneska cemburu sama Sarah. Apa dia gak tau Sarah siapa Tan?"
"Sarah cinta sama Altan Ma."
"APA?" Bu Aynur akhirnya terkejut mendengar kebenaran dari Altan.
"Aneska tau Sarah cinta sama Altan. Maka dari itu dia salah paham."
"Tapi ... kenapa dia bisa minta cerai sama kamu? Apa masalahnya gak bisa diselesaikan berdua?"
"Altan gak tau Ma. Jangan khawatir. Mama gak usah ikut campur urusan rumah tangga Altan. Altan gak mau membuat Aneska merasa tersiksa karena hidup sama Altan yang hidupnya penuh kontropersi. Jadi tolong, Mama jangan kasih tau Papa soal ini."
"Tan ... Aneska bukan perempuan yang dengan mudahnya berkata cerai Tan. Mama tau Aneska. Mungkin kamu buat kesalahan lain yang dia gak tau."
"Ma! Ini kebenarannya. Altan lagi sibuk. Banyak janji yang harus Altan penuhin satu persatu. Altan pamit."
Altan memaksa mencium punggung tangan Mamanya. Sementara, Bu Aynur hanya keheranan dengan sikap putera sulungnya itu. Mereka bahkan belum selesai bicara namun Altan malah pergi.
Altan berjalan ke ruangan setelah keluar dari toilet perusahaan. Di tengah jalan, ia melihat Sarah bersama Galvin tengah berbincang di koridor perusahaan. Hal itu membuat Altan segera mungkin untuk bersembunyi dan mencoba untuk menguping pembicaraan mereka. Ya, Altan tentunya tepat sasaran karena perkataan Pak Ilham kemarin membuat Altan ingin mengulik apa yang sebenarnya mereka berdua lakukan.
"Aneska beneran mau cerai sama Altan. Dia bilang udah ke pengadilan agama kemarin. Ternyata, Aneska bisa memainkan perannya dengan epik," ucap Galvin sambil tersenyum di depan Sarah.
Altan melotot mendengar kalimat yang dilontarkan Galvin detik itu.
Sarah tersenyum menimpali ucapan Galvin.
"Satu sisi sih gue kasian ya karena dia mau aja gitu disuruh lo. Ya di satu sisi, gue untung sih kerja sama buat hal ini sama lo. Walaupun gue gak suka cara lo rebut Aneska dari Altan. Lo tau, Altan pasti lagi sakit hati banget. Dan setelah itu, gue akan datang buat obatin luka dia deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH DIBAYAR TUNAI
General FictionAltan Ferhan, direktur perusahaan ritel yang dipaksa berjodoh dengan gadis pelayan cafe karena penjanjian orang tuanya di masa lalu. Penyakit sang Papa dijadikan ancaman untuk Altan menerima perjodohannya. Pria berdarah Turki ini sempat menolak kare...