47. Surat Perceraian

8.4K 207 0
                                    

Altan berjalan di koridor perusahaan pagi itu. Setelah galau semalaman, Altan bahkan tak ingin kebingungan pikiran beserta kesedihannya mampu mempengaruhi janji Altan pada sang Papa. Altan tahu, semuanya memang telah membuatnya sejenak menjadi gila karena Aneska.

Pak Ilham menyodorkan dokumen lagi pada Altan.

"Ini Pak, sisa dokumen aset dari Pak Davian. Dari dokumen, beberapa asetnya ada yang mencurigakan Pak. Anggaran untuk proyek kita sepertinya tidak balance Pak. Sementara, Pak Davian bertanggung jawab untuk proyek ini."

"Dia ... dia melakukan korupsi di perusahaan? Itu alasan kenapa anggaran proyek selalu bertambah sementara perencanaannya sudah dilakukan secara matang?" tanya Altan sambil memasang wajah terkejut.

"Permainan Pak Davian bahkan sangat apik sekali dan berjalan begitu mulus. Beliau juga menerima suntikan dana gelap dari beberapa pebisnis dan mengatasnamakan MG. Beliau juga sepertinya sembarangan untuk menandatangi sponsor untuk proyek ritel internasional Pak."

"Tunggu tunggu ... jadi anggaran dana yang dia ajukan selama ini cuma permainan dia? Dan Papa percaya sama hal itu?"

"Saya juga kurang tahu kenapa bisa Pak Suwandi mempercayakan dia untuk proyek ini Pak. Saya berpikir sebelumnya, proyek besar ini akan Pak Altan handle."

"Papa bahkan gak bicara apapun sama saya dan saya sibuk mengurusi laporan kantor cabang seluruh Indonesia selama ini. Apa-apaan ini? Kenapa bisa Papa ... kenapa bisa ... bu ... buat apa jabatan ditektur saya selama ini? Apa begini cara Papa sayang sama saya?"

Pak Ilham tertunduk sejenak setelah tahu bahwa Pak Suwandi bahkan lebih mempercayakan orang lain dari pada Altan sendiri sebelumnya. Setelah kejadian itu, Pak Ilham pun merasa bahwa Altan memang tidak diizinkan untuk meng-handle MG karena ada desakan pihak lain terhadap Pak Suwandi. Ya, walau itu cuma pikiran Pak Ilham sendiri, tetap saja ia menganggap itu adalah kebenaran.

"Pak Davian juga tergabung dalam perjudian besar yang terselubung. Sepertinya selama ini, kita seperti terhipnotis olehnya Pak. Kita harus melakukan tindakan cepat Pak sebelum beliau benar-benar akan menghancurkan MG."

Brukkk

Altan menggebrak mejanya dengan begitu emosi. Informasi yang Pak Ilham berikan bahkan sudah sangat sempurna jika Pak Davian memang sangat berbahaya selama ini.

"Saya ... saya gak akan biarkan Davian bisa hidup tenang. Pak Ilham ..."

"Iya Pak?"

"Kumpulkan seluruh bukti penggelapan Dana yang dilakukan Davian selama ini di MG. Untuk judi, saya memang tau sejak dulu dia adalah pemain besar. Tapi jika ada yang mencampur-adukkan MG ke dalamnya, tolong Pak Ilham segera cari tahu itu. Oh iya Pak Ilham, saya lupa, periksa juga aset MG per tahun ini. Saya harus mengirim laporan itu ke Pak Rudy."

"Baik Pak."

"Terima kasih banyak Pak Ilham."

Altan terlihat melamun sambil menatapi kertas-kertas bukti itu. Sejenak, wajahnya menjadi pucat membuat Pak Ilham sedikit khawatir tentang kondisi Altan.

"Pak Altan?"

"Iya ada apa?"

"Maaf jika pertanyaan saya membuat Bapak sedikit tersinggung. Tapi ... bagaimana hubungan Bapak dengan Bu Aneska?"

"Ada apa memangnya?"

"Maaf Pak jika saya lancang. Tadi malam, saya mampir ke sebuah bar dan saya lihat ada Pak Galvin dan Bu Sarah di sana."

"Lantas ... apa urusannya sama saya?"

"Itu ... itu ... saya menguping mereka sejenak kalau mereka membicarakan tentang perceraian Bu Aneska."

JODOH DIBAYAR TUNAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang