Aneska menahan sebisa mungkin tangan Galvin untuk memukul Altan. Wajah Galvin menahan kesal dan ia pun berhenti ketika Aneska datang.
"Kenapa? Ada apa sama kalian?" tanya Aneska memegangi wajah Altan yang sudah terluka.
"Ini babak kehancuran lo Tan. Ingat itu! Ini babak kehancuran lo!" Galvin melangkah pergi setelah dendamnya untuk memukuli Altan telah ia penuhi.
"Pak Galvin!" panggil Aneska membuat Galvin begitu sesak untuk berhenti. Galvin mengepalkan tangannya dengan menahan emosi mendengar suara Aneska.
"Kenapa? Kenapa lo mainin perasaan gue Nes? Kenapa?" Pertanyaan Galvin sejenak membuat Aneska tertegun heran. Namun, Aneska pun terkesiap ketika ia merasa bahwa Galvin sudah mengetahui semuanya.
Aneska tertunduk merasa terkejut karena akhirnya ia pun ketahuan jatuh cinta dengan suaminya sendiri disaat kontrak pernikahan mereka diketahui Galvin dan Sarah.
"Kenapa ... kenapa dengan mudahnya lo buat gue jatuh cinta? Kenapa? Kenapa mudahnya gue suka sama lo? Kenapa ... kenapa lo lakuin sandiwara ini cuma buat nyenangin gue Aneska?" Mata Galvin memerah layaknya menahan tangis. Ia menatapi Aneska dengan emosi bercampur kesenduan.
Aneska pun menitihkan air matanya. Ia begitu menyesal karena sandiwara itu malah membuatnya menyakiti orang-orang.
"Maafin saya Pak Galvin. Tapi saya benar-benar gak bisa pergi dari suami saya. Saya jatuh cinta sama Pak Altan."
"BUKAN ITU YANG MAU GUE DENGER NES. BUKAN ITU!" Galvin berteriak di depan Aneska.
Altan yang mendengar hal itu lantas menghampiri Galvin dengan kesal. Namun, ia berhenti karena Aneska menghentikan tangannya yang ingin memukul pria itu.
"Sampai kapan pun, gue gak bakal bisa melepas Aneska ke tangan orang lain. Gue gak peduli ancaman lo! Gue gak peduli Vin!" teriak Altan.
Galvin menoleh kesal menatapi Altan.
"Kita liat aja. Siapa yang bakalan menang. Sandiwara lo atau sandiwara gue!"
Altan mengerutkan dahinya karena ucapan Galvin sejenak membuatnya bingung.
Galvin lantas pergi dengan kekesalan setelah berkelahi dengan Altan. Di sana, Aneska pun menangis. Ia lantas memeluk Altan dengan begitu erat. Tangisan Aneska detik itu lebih menyakiti Altan.
"Nasib Pak Altan bakalan hancur. Pak Altan ... Papa pasti udah tau semua. Bagaimana ini? Pak Altan, saya gak mau Papa sakit. Pak Altan tolong kasih tau Pak Suwandi cepat! Ayo Pak Altan ayo!" Aneska panik sendiri sambil menangis.
"Suutt Aneska dengerin saya dulu Nes."
"Tapi kita gak bisa ..."
"Aneska sstttt tenangin diri kamu."
"Tapi bagaimana nanti nasib Pak Altan kalau ... gak ... saya gak mau bohong lagi Pak Altan please ...."
"ANESKA!" Altan menaikkan nada bicaranya. Ia memegangi kedua pipi Aneska dengan menatap tajam matanya. Altan menatapi kedua mata Aneska yang berlinang air mata karena begitu panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH DIBAYAR TUNAI
Ficción GeneralAltan Ferhan, direktur perusahaan ritel yang dipaksa berjodoh dengan gadis pelayan cafe karena penjanjian orang tuanya di masa lalu. Penyakit sang Papa dijadikan ancaman untuk Altan menerima perjodohannya. Pria berdarah Turki ini sempat menolak kare...