Altan terlihat mendatangi pesta dari ulang tahun Papanya Sarah. Ya, Sarah mengajaknya ke pesta karena Papanya sangat ingin bertemu dengan Altan.
"Pak Andreas, selamat ulang tahun." Altan menyapa sekaligus memberikan gift pada Pak Andreas.
"Altan anak Turki, kamu udah jadi orang hebat ya sekarang. Udah
menikah pula. Mana istri kamu?"Sarah mengubah ekspresi wajahnya ketika mendengar sang Papa malah membicarakan Aneska di sana. Ya, Sarah lupa, kalau hanya dirinya lah yang tahu jika Altan menikah kontrak dengan gadis itu.
"Papa, katanya nanyain Altan. Nih kak Altan udah datang spesial buat Papa."
"Terima kasih kamu udah datang Altan. Sekarang, silakan nikmati partynya. Sarah yang temani ya? Saya mau ke sana sebentar."
"Oh iya Pak, terima kasih Pak."
Altan pun mendekati telinga Sarah dengan mata memencar menatapi sekitar.
"Kenapa kamu gak bilang kalau kakak harus datang ke party Pak Andreas sebelumnya? Kenapa kamu bilangnya tiba-tiba begini?" bisik Altan pada telinga Sarah.
"Kenapa? Emangnya ada hal lain yang mau kakak lakuin? Kakak juga gak harus izin sama Aneska kan?" bisik balik Sarah malah membuat Altan sejenak mengingat Aneska.
Ya, Altan terpaksa pergi karena Sarah terus memaksanya walaupun sebelum itu Altan sudah mengirim pesan untuk Aneska.
Selama party berlangsung, Altan sungguh bosan dan ia merasa ingin cepat pulang bertemu dengan istrinya. Sarah lantas menghampirinya dengan membawa air wine di sebuah gelas.
"Mau minum kak?"
"Nggak, saya gak minum. Dan saya peringatkan kamu, tolong berhenti minum kayak gitu. Kamu ini perempuan. Gak baik."
"Ini kan cuma anggur. Tapi, kalau kak Altan yang melarang, pasti akan aku turutin." Sarah tersenyum menggoda menatapi kedua manik mata Altan.
Altan sendiri menjadi tak nyaman malam itu. Sarah mulai mendekatinya perlahan membuat Altan merasa aneh.
"Sarah mau bicara sama kakak."
Mereka terlihat menjauh dari tempat pesta. Sebuah teras dengan alam terbuka rumah Sarah pun menjadi tempat di mana Altan dan Sarah berdiri.
"Kenapa?" tanya Altan datar.
"Kenapa? Kakak cuma tanya kenapa?"
"Sarah, saya gak ngerti maksud kamu." Altan sudah mengerutkan dahi dengan heran menatapi tingkah laku Sarah.
"Itu karena kakak gak bisa pahamin aku. Dari awal aku cinta sama kak Altan. Apa kak Altan gak pernah ada rasa sedikit pun ketika kita lagi bersama?"
Altan tertegun sejenak. Ia rasa pembicaraan Sarah sudah di luar konteks tentang party atau lainnya.
"Sarah, sulit buat kakak untuk bisa punya perasaan baru lagi."
"Apa kakak gak bisa move-on sama Angela?"
"Bukan begitu."
"Lantas ... kenapa? Kenapa kakak sulit buat punya perasaan sama aku?"
"Sarah ... perasaan itu gak bisa dipaksain."
Sarah lantas memeluk Altan seketika. Altan sempat terkejut, namun ia tahu betul bagaimana sikap Sarah. Altan bergeming diam dengan heran.
"Pokoknya, setelah kontrak itu berakhir, kak Altan harus terus di sisi aku apapun yang terjadi."
Sarah mendongakkan wajahnya menatapi wajah Altan. Altan sendiri pun menatapi heran seorang Sarah yang masih berada dalam pelukannya. Perlahan, Sarah mendekatkan wajahnya pada wajah Altan. Matanya berbinar menatapi bibir Altan begitu dekat. Altan lantas melepaskan Sarah perlahan setelah tahu bahwa Sarah akan menciumnya malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH DIBAYAR TUNAI
Ficción GeneralAltan Ferhan, direktur perusahaan ritel yang dipaksa berjodoh dengan gadis pelayan cafe karena penjanjian orang tuanya di masa lalu. Penyakit sang Papa dijadikan ancaman untuk Altan menerima perjodohannya. Pria berdarah Turki ini sempat menolak kare...