Pukulan demi pukulan Altan lakukan pada sebuah samsak tinju yang tergantung di sebuah gym. Wajahnya begitu serius menatapi samsak tersebut. Bukannya bermesraan dengan sang istri setelah menikah, Altan malah menguras energinya untuk pergi ke gym. Rasa kesal sekaligus menyesalnya ia lampiaskan pada samsak tinju tersebut. Wajahnya sudah berkeringat deras ditambah dengan tubuhnya yang sudah basah.
"Bro, mau sampe kapan lo ninjuin samsak terus? Udah hampir 2 jam lo gitu terus. Lo baru aja nikah, kenapa lo gak romantisan sama istri lo sih?" tukas Haikal. Ia melirik ke Hadi sambil mengangkat kedua alisnya serasa bertanya.
"Anggap aja ini takdir lo. Lagi pula, walaupun dia waiter cafè, dia itu cantik. Lo gak liat kemarin? Apa lo punya mata minus?" tanya Hadi mengernyitkan dahinya heran sambil tersenyum tak mengerti jalan pikiran Altan. Sudah dikasih wanita cantik, malah menyia-nyiakannya. Bahkan mungkin Altan masih memikirkan Angela yang telah menyakitinya. Padahal, mereka hanya ingin membantu Altan keluar dari luka hatinya karena Angela. Ya, mereka tahu, tiga tahun menjalin hubungan bersama orang yang salah, pasti membutuhkan waktu untuk menyembuhkan segalanya setelah semuanya selesai. Tapi ada yang bilang, orang akan baru sadar jika ia ditampar oleh ekspektasinya sendiri. Dan saat ini, itu lah yang Altan sedang rasakan.
Altan menghentikan tinjuannya. Napasnya terengah dan semakin lelah ketika ia mendengar tiap ucapan para temannya. Altan terduduk lemah menjatuhkan tubuhnya ke dasar lantai. Ia kemudian melepaskan sarung tinjunya.
"Kalian gak liat, bokap gue serasa hidup lagi setelah layaknya mati suri. Dia bahkan berhasil melepas masa muda anaknya, dengan begitu mudah."
Setelah berucap dan menormalkan laju napasnya, Altan berganti baju dan kemudian mengemas segala barangnya ke dalam tas yang ia bawa.
"Pulang nih? Gue rasa ada yang gak sabar mau ketemu istri," ejek Hadi membuat Altan meliriknya malas.
"Gila, malam pertama seorang Altan nih. Eh Di, kira-kira style apa yang cocok sama si Altan nih? Ekekeke."
Altan melemparkan handuk basah ke wajah Haikal. Yang benar saja, ejekan temannya membuat Altan malah begitu muak. Pikiran kotor mereka membuat Altan semakin bertambah kesal. Altan pun memutuskan untuk pergi pulang.
Sementara, Aneska terlihat menatapi isi kamar mereka setelah ia mengemas bajunya ke dalam lemari yang sudah disediakan keluarganya Altan. Kamar itu begitu besar, berbeda dengan kamarnya ketika di rumah. Di sana, banyak foto Altan yang menghiasi dinding. Ada beberapa penghargaan dalam bidang bisnis yang Aneska lihat di sebuah lemari. Tapi, Anes pun berpikir, apakah ia akan satu kamar dengan Altan sementara mereka menikah hanya karena sebuah perjanjian?
Krekkk
Pintu kamar terbuka, membuat Aneska kaget dan menoleh cepat ke arah pintu masuk kamar. Altan terlihat memasuki kamar membuat Aneska terbelalak kaget dengan canggung. Jantung Aneska tiba-tiba berdebar takut. Ia pun mengalihkan pandangannya ketika Altan memasuki kamar dengan mengalungkan handuk selesai mandi di kamar mandi utama di lantai bawah. Altan memakai baju panjang dan celana panjang berwarna hitam selaras. Altan tertegun canggung ketika Aneska tiba-tiba ada di kamarnya. Altan bahkan lupa bahwa ia telah menikah dan berstatus menjadi suami dari seorang Aneska.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH DIBAYAR TUNAI
Genel KurguAltan Ferhan, direktur perusahaan ritel yang dipaksa berjodoh dengan gadis pelayan cafe karena penjanjian orang tuanya di masa lalu. Penyakit sang Papa dijadikan ancaman untuk Altan menerima perjodohannya. Pria berdarah Turki ini sempat menolak kare...